Belum Normal, Volume Pasar Beringkit Hanya 30%
Imbas PMK Masih Berlanjut
DENPASAR,NusaBali
Dampak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) masih ‘tersisa’ di Pasar Hewan Beringkit, Kelurahan Beringkit, Mengwi, Badung.
Pasar hewan, khususnya pasar sapi terbesar di Bali, masih belum normal. Volume pasar belum kembali normal. Dalam beberapa hari pasaran terakhir, volume pasar anjlok sampai 70 persen. Sehingga keterisian baru 30 persen.
“Rupanya masih belum bisa normal, sebagaimana sebelum PMK,” ujar Direktur Perum Giri Mangu Sedana, perusahaan milik Pemkab Badung, yang mengelola Pasar Hewan Beringkit, Rabu (15/3).
Dulu sebelum PMK mewabah, antara 900 sampai 1.000 ekor diperjual belikan di pasar Beringkit. “Belakangan ini sekitar 300-an ekor. Jadi sekitar 30-an persen,” terang Sukantra.
Sukantra menduga, belum normalnya Pasar Hewan Beringkit, akibat dampak lanjutan dari PMK. “Bali ini dulu kan sempat zona merah,” terangnya.
Dikatakan Sukantra, proses vaksinasi PMK masih berlanjut. “Karena informasinya baru Denpasar dan Badung yang vaksinasi PMK-nya sudah 80 persen,” terang Sukantra.
Kendala lain yang berpengaruh secara teknis adalah pemasangan eartag. “Mana sapi yang sudah divaksinasi PMK, ditelusuri lagi untuk dipasangkan eartag,” ungkapnya.
Kata dia hal itu dikarenakan, eartag telat didatangkan, sedangkan vaksin PMK mendahului disiapkan. Kemudian dilakukan vaksinasi. “Ada sekitar 2.000 jumlahnya,” ucap Sukantra.
Karena jumlah sapi yang masuk Pasar Beringkit belum normal, berdampak pada suasana pasaran. Sekitar jam 11.00 siang, transaksi jual beli sapi di pasar ini sudah sepi. Sedangkan pada saat kondisi normal, yakni jual beli sapi banyak, suasana ramai bisa lewat tengah hari, sejak dari pagi hari sekitar jam 07.00 wita.
“Sekarang lebih banyak jual beli bibit. Sedang sapi untuk dikirim keluar sedikit,” ungkap Suprat, seorang pedagang asal Banyuwangi.
Kata dia, keramaian penjualan sapi baru akan meningkat jelang hari raya Idul Adha. Kata dia, banyak pedagang sapi dari luar daerah, yang biasanya datang ke Pasar Beringkit untuk membeli langsung sapi. “Kemungkinananya itu, jelang hari raya (Idul Adha) karena kebutuhan sapi meningkat,” kata Suprat. *K17
Komentar