Pemkab Badung Jamin Ketersediaan Beras dan Minyak Goreng Jelang Nyepi dan Ramadan
MANGUPURA, NusaBali.com – Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Diskop UKMP) Badung menjamin ketersediaan pasokan beras dan minyak goreng jelang dua momen besar keagamaan yakni Hari Suci Nyepi dan bulan Ramadan.
Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1945 jatuh pada Rabu (22/3/2023) mendatang. Meskipun selama brata panyepian tidak ada aktivitas yang menyebabkan pasokan pangan tersedot, rangkaian upacara Hari Suci Nyepi biasanya memerlukan ketersediaan pangan jumbo. Sebab, di seantero Pulau Dewata merayakannya.
Sementara itu, 1 Ramadan 1444 Hijriah diperkirakan juga bakal dimulai pada hari yang sama yakni pada Rabu mendatang. Dua momen besar keagamaan yang datang di bulan yang sama ini cukup memantik kekhawatiran soal inflasi dan kenaikan harga pangan di pasaran.
I Made Widiana, Kepala Diskop UKMP Badung menegaskan bahwa pihaknya menjamin ketersediaan pangan khususnya beras dan minyak goreng selama tiga bulan ke depan. Oleh karena itu, Widiana mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir.
“Komoditas yang diantisipasi (kenaikan harga dan stoknya) saat ini adalah minyak goreng dan beras. Tetapi, sudah kami pastikan di Badung kedua komoditas ini aman,” tutur Widiana ketika dijumpai di sela membuka Pasar Murah di Lapangan Puspem Badung pada Kamis (16/3/2023) pagi.
Widiana menyebut sisa stok beras di Kabupaten Badung pada saat ini masih 28 ton dengan kelas yang bervariasi. Kata mantan Camat Kuta Selatan ini, harga 25 kilogram beras kelas menengah di pasaran mencapai harga paling mahal Rp 115.000.
Akan tetapi, masyarakat juga memiliki opsi lain seperti beras lokal produksi Perumda Pasar dan Pangan Mangu Giri Sedana. Perumda yang bermarkas di Pasar Beringkit ini menjual beras produksinya seharga Rp 12.000 per kilogram.
Sedangkan untuk ketersediaan minyak goreng, Widiana membeberkan ketersediaannya berada di sekitar 16.000 liter. Minyak goreng ini dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) di angka Rp 14.000.
“Khusus untuk minyak goreng, apabila kami menemukan HET di atas Rp 14.000 akan kami beri warning dan akan kami usut mulai dari produsen hingga distributornya,” tegas Widiana.
Kepala dinas berwajah tegas ini mengingatkan oknum-oknum pedagang yang berani memanfaatkan kesempatan momen hari raya untuk menimbun barang. Dikhawatirkan ‘kejahatan pasar’ itu bisa merusak harga dan merugikan konsumen serta pelaku sendiri.
Jelas Widiana, pihaknya secara rutin telah memantau harga komoditas pangan di Kabupaten Badung. Selain itu, program operasi pasar, pasar murah, dan program lain demi menahan laju inflasi terus dilakukan. Hal ini guna menciptakan lingkungan perdagangan yang fair di tengah masyarakat. *rat
Komentar