Ambralaya Tan Kaceda, Refleksi Amarah Pertapa Sakti dari ST Satya Dharma Kerti Banjar Kaja Sesetan
DENPASAR, NusaBali.com – Ogoh-ogoh bertemakan Ambralaya Tan Kaceda yang memiliki arti membunuh tanpa menyentuh diangkat oleh ST Satya Dharma Kerti Banjar Kaja Sesetan dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945.
“Ogoh-ogoh ini digarap awal Januari lalu dan tuntas sehari sebelum penilaian, 8 Maret lalu,” kata Kadek Candra Dinata, salah satu anggota sekaa teruna saat ditemui Kamis (16/3/2023) malam.
Ogoh-ogoh ini mengangkat cerita Mahabarata yang menceritakan seorang Maharsi yang bertapa selama 1.000 tahun dan bersumpah akan murka jika ada yang mengganggu pertapaannya.
Singkat cerita, salah satu tokoh raksasa memiliki dendam terhadap Sri Krisna. Kecerdikan Sri Krisna mendatangi goa tempat Maharsi bertapa dan membaluti sang pertapa dengan kain kuning yang identik dengan Sri Krisna.
Raksasa yang masuk ke dalam goa terkecoh, mengira Maharsi yang dibalut kain kuning adalah Sri Krisna. Lalu raksasa pun menyerang tanpa disadari Maharsi terbangun dari pertapaannya dan murka seketika membakar raksasa dengan kobaran api yang keluar dari mata Maharsi.
Dengan siasat Krisna tersebutlah istilah Ambralaya Tan Kaceda yang berarti membunuh tanpa harus menyentuh digunakan.
Ogoh-ogoh yang diarsiteki oleh I Kadek Ekayasa alias Dek Oleh ini menggunakan bahan-bahan kerang, pasir pantai, korek api, serabut kelapa (sambuk), benang wol. “Ini sebagai inovasi dan kreativitas baru agar tidak monoton menggunakan media cat dalam pewarnaannya,” kata Candra Dinata.
Tinggi ogoh-ogoh mencapai 3,5 meter dengan menggunakan system mekanik mesin yang menggerakan kepala Maharsi dan menyalakan kobaran api. *m03
Berita ini merupakan hasil liputan Ngurah Arya Dinata, mahasiswa Praktek Kerja lapangan di NusaBali.com
Komentar