Sasar WNA, 475 Personel Polda Dikerahkan Operasi Cipkon
Juga Jaga Keamanan Jelang Nyepi dan Bulan Ramadhan
DENPASAR, NusaBali
Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra pimpin apel gelar pasukan Operasi Cipta Kondisi (Cipkon) menjelang Hari Raya Nyepi Saka 1945 dan Bulan Ramadhan, Jumat (17/3) pukul 14.00 Wita.
Selain untuk menjaga kondusivitas perayaan Nyepi dan bulan Ramadhan, sasaran utama operasi Cipkon kali ini adalah warga negara asing (WNA). Sebanyak 475 personel diterjunkan dalam operasi kali ini.
Apel gelar pasukan yang dilaksanakan di Lapangan Apel Mapolda Bali, Jalan WR Supratman Nomor 7 Denpasar ini diikuti perwakilan dari Imigrasi Ngurah Rai, Satpol PP, Dinas Pariwisata Bali, Kesbangpol Bali, Kanwil Kemenkumham Bali, dan instansi lainnya.
Dalam operasi yang digelar selama lima hari pada 17-21 Maret ini, Polda Bali menerjunkan 475 personel. Ratusan personel itu akan bergabung dengan tim dari berbagai instansi terkait yang dilibatkan. Ratusan personel yang melibatkan berbagai unsur itu dibagi dalam tiga Unit Kerja Lapangan (UKL). Setiap UKL memiliki sasaran operasi masing-masing.
UKL 1, sasaran operasinya pemantauan dan penertiban kelengkapan lalu lintas, meliputi surat-surat kendaraan termasuk kelengkapan kendaraan, penggunaaan helm dan etika berkendara dan lainnya. UKL 2, sasaran operasinya adalah pekerja ilegal, usaha ilegal, pelanggaran izin tinggal Warga Negara Asing (WNA), dan pelanggaran administrasi lainnya. UKL 3, sasaran operasinya adalah kejahatan narkoba, kepemilikan senpi, dan tindak pidana lainnya.
Kapolda Irjen Putu Jayan mengatakan sasaran utama operasi Cipkon kali ini adalah warga negara asing (WNA). Dikatakannya, sejak pandemi Covid-19 melandai dan Bali kembali dibuka untuk wisatawan mancanegara, kini terjadi peningkatan aktivitas masayarakat termasuk pariwisata yang cukup signifikan. Kunjungan wisatawan mancanegara terus meningkat dari waktu ke waktu.
Peningkatan aktivitas masyarakat berdampak pada meningkatnya kriminalitas dan pelanggaran lalu lintas, baik yang dilakukan warga lokal, wisatawan domestik maupun mancanegara. Belakangan ini Bali dihebohkan dengan berbagai kejadian yang menonjol dan menuai kontra yang dilakukan oleh wisman yang berlibur di Bali.
"Misalnya, banyak yang overstay, menjalankan usaha ilegal, protes kokokan ayam, berprilaku tidak sopan, tidak mematuhi peraturan lalu lintas, dan tindak pidana lainnya. Hal tersebut tentu membuat masyarakat Bali resah," ungkap Kapolda yang kemarin didampingi oleh sejumlah pejabat utama Polda Bali.
Melihat fenomena yang terjadi, Gubernur Bali Wayan Koster bersama Polda Bali dan instansi terkait lainnya memandang perlu untuk melakukan tindakan tegas. Salah satu yang dikukan oleh Polda Bali adalah melaksanakan Operasi Cipkon dengan tiga UKL yang digelar lima hari ini. Operasi ini untuk menertibkan perilaku wisatawan tersebut.
"Operasi Cipkon Agung kali ini untuk melakukan penertiban terhadap wisatawan yang melakukan pelanggaran maupun kejahatan di Bali. Operasi ini juga bertujuan untuk memelihara Kamtibmas menjelang hari raya Nyepi dan bulan suci Ramadhan," tuturnya.
Jenderal bintang dua di pundak ini menegaskan kepada seluruh anggotanya yang terlibat dalam operasi untuk tidak anggap remeh situasi di lapangan. Dia berharap seluruh instansi yang terlibat bersama dalam operasi ini dapat bekerja sama dengan baik. "Melalui operasi ini saya berharap dapat menjaga stabilitas Kamtibmas di Bali menjelang Nyepi dan Ramadhan. Hari Raya Nyepi tahun ini bertepatan dengan hari pertama bulan Ramadhan bagi umat Islam. Ini juga menjadi atensi kita," tegasnya.
Kapolda Irjen Putu Jayan juga mengungkapkan Polda Bali telah menindak 408 WNA yang melakukan pelanggaran lalu lintas. Jumlah itu berasal dari razia yang dilakukan polisi selama periode 4-16 Maret 2023. Penindakan pun diberikan selama nyaris dua pekan terakhir melaksanakan penertiban. "Pelanggarannya lalu lintas, kami mendata 408 wisatawan asing," tuturnya.
Irjen Putu Jayan enggan menyebutkan asal negara turis yang paling banyak melanggar, tapi dia mengisyaratkan bahwa masyarakat sudah mengetahui asal muasal WNA tersebut.
Adapun, sebelumnya Imigrasi menyebut WNA yang paling banyak melanggar berasal dari Rusia dan Inggris. "Memang, tertinggi didominasi oleh wisatawan yang rekan-rekan tahu yang banyak sekarang melakukan kegiatan di sini (Bali). Saya tidak sebutkan negaranya tidak enak. Pasti rekan-rekan sudah tahu lah," imbuhnya. *pol
Komentar