Buleleng 'Matikan' Dua Sumber Mata Air
Sumber air di Desa Bestala Seririt dan Desa Kekeran Busungbiu sebelumnya memiliki debit 9-10 liter per detik, kini hanya 2-3 liter per detik.
SINGARAJA, NusaBali
Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng tahun ini mematikan pemanfaatan dua sumber mata air. Hal ini diputuskan karena debit sumber mata air di dua titik ini mengalami penurunan cukup drastis. Perumda Tirta Hita pun menilai pemanfaatan sumber mata air ini sudah tidak efektif.
Kedua sumber mata air ini berada di Desa Bestala Kecamatan Seririt dan sumber air di Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu. Awalnya dua sumber mata air ini memiliki debit air 9-10 liter per detik dan melayani kebutuhan air bersih masyarakat di sekitarnya. Namun sejak beberapa tahun terakhir debit air di dua titik ini semakin mengecil hingga pengecekan terakhir hanya 2-3 liter per detik.
Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Hita I Made Lestariana, Jumat (17/3), mengatakan tahun ini dua sumber mata air ini resmi ditutup. Dia menyebut dari hasil pengamatan penurunan debit air di sumber air ini dipengaruhi oleh kondisi alam.
“Memang tahun ini dua sumber air ini sudah kita tidak manfaatkan lagi. Karena debitnya sudah sangat kecil sehingga tidak efisien. Pelayanan air bersih di daerah ini mulai tahun ini kami suplai dari debit air SPAM (Sistem Pengelolaan Air Minum) Burana dari Bendungan Titab Ularan,” terang Lestariana.
Menurut pejabat asal Lingkungan Bakung, Kelurahan/Kecamatan Sukasada Buleleng ini, sejauh ini dari 64 ribu pelanggan Perumda Tirta Hita memenuhi kebutuhan air bersih dari 60 titik sumber air. Sebanyak 41 sumber dari sumur bor, 2 sumber dari air permukaan dan sisanya 17 sumber dari mata air langsung dengan total debit yang dikelola 826 liter per detik.
Lestariana pun tidak menampik dari pengelolaan air bersih di Buleleng, secara umum disebutnya ada kecenderungan penurunan debit air di semua sumber. Sepenuhnya karena pengaruh alam. Salah satunya karena alih fungsi lahan dan kurangnya daerah resapan air hujan.
Kondisi tersebut Perumda Tirta Hita pun menyisihkan anggaran 5 persen dari laba yang diperoleh untuk tanggung jawab pelestarian lingkungan dan menjaga ketersediaan air bawah tanah di Buleleng.
“Kami memang siapkan khusus anggaran untuk penanaman pohon dan upaya pelestarian lingkungan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab,” terang dia. Terbaru penanaman pohon di Desa Silangjana, Kecamatan Sukasada, Buleleng dilaksanakan serangkaian peringatan Hari Air Sedunia, Jumat (17/3) pagi. *k23
Kedua sumber mata air ini berada di Desa Bestala Kecamatan Seririt dan sumber air di Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu. Awalnya dua sumber mata air ini memiliki debit air 9-10 liter per detik dan melayani kebutuhan air bersih masyarakat di sekitarnya. Namun sejak beberapa tahun terakhir debit air di dua titik ini semakin mengecil hingga pengecekan terakhir hanya 2-3 liter per detik.
Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Hita I Made Lestariana, Jumat (17/3), mengatakan tahun ini dua sumber mata air ini resmi ditutup. Dia menyebut dari hasil pengamatan penurunan debit air di sumber air ini dipengaruhi oleh kondisi alam.
“Memang tahun ini dua sumber air ini sudah kita tidak manfaatkan lagi. Karena debitnya sudah sangat kecil sehingga tidak efisien. Pelayanan air bersih di daerah ini mulai tahun ini kami suplai dari debit air SPAM (Sistem Pengelolaan Air Minum) Burana dari Bendungan Titab Ularan,” terang Lestariana.
Menurut pejabat asal Lingkungan Bakung, Kelurahan/Kecamatan Sukasada Buleleng ini, sejauh ini dari 64 ribu pelanggan Perumda Tirta Hita memenuhi kebutuhan air bersih dari 60 titik sumber air. Sebanyak 41 sumber dari sumur bor, 2 sumber dari air permukaan dan sisanya 17 sumber dari mata air langsung dengan total debit yang dikelola 826 liter per detik.
Lestariana pun tidak menampik dari pengelolaan air bersih di Buleleng, secara umum disebutnya ada kecenderungan penurunan debit air di semua sumber. Sepenuhnya karena pengaruh alam. Salah satunya karena alih fungsi lahan dan kurangnya daerah resapan air hujan.
Kondisi tersebut Perumda Tirta Hita pun menyisihkan anggaran 5 persen dari laba yang diperoleh untuk tanggung jawab pelestarian lingkungan dan menjaga ketersediaan air bawah tanah di Buleleng.
“Kami memang siapkan khusus anggaran untuk penanaman pohon dan upaya pelestarian lingkungan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab,” terang dia. Terbaru penanaman pohon di Desa Silangjana, Kecamatan Sukasada, Buleleng dilaksanakan serangkaian peringatan Hari Air Sedunia, Jumat (17/3) pagi. *k23
1
Komentar