Nyepi Bersamaan dengan Bulan Suci Ramadhan, Salat Tarawih Diizinkan di Masjid Terdekat
Adi Arnawa meminta masyarakat untuk berjalan kaki saat ingin melaksanakan tarawih ke masjid.
MANGUPURA, NusaBali
Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 yang jatuh pada 22 Maret 2023 ternyata bersamaan dengan pelaksanaan hari pertama Bulan Suci Ramadhan bagi umat Islam. Di Badung, pelaksanaan salat tarawih yang biasanya dilaksanakan pada malam hari setiap bulan puasa tetap diizinkan saat Nyepi.
“Diizinkan melaksanakan (salat tarawih, Red) asalkan teman-teman umat Muslim yang melaksanakan kegiatan tarawih pada saat Nyepi, melaksanakannya di masjid yang terdekat dan tidak boleh menggunakan kendaraan,” ujar Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Badung I Wayan Adi Arnawa, Jumat (17/3).
Menurut Adi Arnawa yang juga Sekda Kabupaten Badung, hal tersebut telah sesuai dengan Surat Edaran Kantor Kementerian Agama Provinsi Bali. Namun, dia meminta masyarakat untuk berjalan kaki saat ingin melaksanakan tarawih ke masjid terdekat. “Hal ini dilakukan agar menjaga dan menghormati umat Hindu yang merayakan Hari Raya Nyepi. Kita juga sudah sosialisasikan hasil pertemuan dengan FKUB Kabupaten Badung terkait hal ini,” katanya.
Sementara terkait penerangan di area masjid, Adi Arnawa mengaku memang belum ada pembahasan. Tetapi masih diizinkan untuk melakukan tarawih. Dalam hal ini, dia meyakini masyarakat yang melaksanakan tarawih akan menyesuaikan dengan kondisi saat itu. “Mungkin nanti akan menyesuaikan di lapangan. Saya kira tarawih apakah mungkin dimajukan atau bagaimana, yang jelas seruannya adalah diizinkan tarawih di masjid terdekat dan tanpa menggunakan kendaraan,” kata birokrat asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan.
Adi Arnawa pun berharap pada 22 Maret 2023, umat Hindu dan Muslim melaksanakan kegiatan dengan khusuk tanpa mengganggu yang lainnya. “Hari raya akan tetap berjalan, tetapi tetap mengikuti arahan dan seruan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali bersama komponen lintas agama di Bali telah mengeluarkan Seruan Bersama pelaksanaan rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1945. Hari Raya Nyepi bersamaan hari pertama Bulan Suci Ramadhan akan mengedepankan toleransi antarumat beragama
Pelaksanaan Nyepi Tahun Saka 1945 tahun 2023 akan berlangsung bersamaan dengan hari pertama Ramadhan 1444 Hijriah. Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali sebagai majelis agama Hindu telah menyepakati pedoman pelaksanaan upacara tersebut bersama majelis lintas agama dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali melalui rapat pada, Senin (13/3).
Ketua PHDI Bali I Nyoman Kenak menyebut pelaksanaan hari keagamaan Hindu yang bersamaan dengan agama yang lain, bukanlah hal baru. Hal tersebut sebelumnya pernah terjadi, dan berlangsung secara lancar dan tertib berlandaskan nilai toleransi beragama.
“Umat Islam melaksanakan salat tarawih di rumah masing-masing atau rumah ibadah terdekat dengan berjalan kaki, tidak menggunakan pengeras suara dan dengan menggunakan lampu penerangan yang terbatas,” sebut Kenak kepada NusaBali, Rabu (15/3). Dia menilai toleransi beragama di Bali hingga saat ini berlangsung baik. Lembaga umat lintas agama disebutnya memiliki komitmen yang sama dalam menjaga ketenteraman, keamanan, dan kenyamanan dalam beribadah.
Untuk itu dirinya berterima kasih kepada seluruh majelis umat di Bali yang telah bersama menjaga Bali. Majelis inilah yang disebutnya menjadi benteng kerukunan di Bali, yang didukung serta disepakati oleh masyarakat di Bali.
“Dari dulu kita sangat rukun. Jadi jika ada yang menghembuskan narasi perpecahan, tentu tidak sesuai dengan fakta yang ada. Untuk itu saya mengajak seluruh pihak untuk menjaga Bali dari upaya perpecahan,” tuturnya.
PHDI Bali bersama majelis lintas agama, juga telah menyerahkan usulan pelaksanaan Nyepi bersamaan salat tarawih kepada Polda Bali. Usulan itu yang menjadi dasar kesepakatan bersama untuk pelaksanaan Nyepi tahun ini. Selain menyepakati pelaksanaan salat tarawih pada saat Nyepi, Seruan bersama juga menyepakati Lembaga Penyiaran Radio dan Televisi tidak diperkenankan untuk bersiaran selama pelaksanaan Hari Suci Nyepi, Rabu 22 Maret 2023, mulai pukul 06.00 Wita sampai dengan Kamis, 23 Maret 2023 pukul 06.00 Wita. *ind, cr78
“Diizinkan melaksanakan (salat tarawih, Red) asalkan teman-teman umat Muslim yang melaksanakan kegiatan tarawih pada saat Nyepi, melaksanakannya di masjid yang terdekat dan tidak boleh menggunakan kendaraan,” ujar Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Badung I Wayan Adi Arnawa, Jumat (17/3).
Menurut Adi Arnawa yang juga Sekda Kabupaten Badung, hal tersebut telah sesuai dengan Surat Edaran Kantor Kementerian Agama Provinsi Bali. Namun, dia meminta masyarakat untuk berjalan kaki saat ingin melaksanakan tarawih ke masjid terdekat. “Hal ini dilakukan agar menjaga dan menghormati umat Hindu yang merayakan Hari Raya Nyepi. Kita juga sudah sosialisasikan hasil pertemuan dengan FKUB Kabupaten Badung terkait hal ini,” katanya.
Sementara terkait penerangan di area masjid, Adi Arnawa mengaku memang belum ada pembahasan. Tetapi masih diizinkan untuk melakukan tarawih. Dalam hal ini, dia meyakini masyarakat yang melaksanakan tarawih akan menyesuaikan dengan kondisi saat itu. “Mungkin nanti akan menyesuaikan di lapangan. Saya kira tarawih apakah mungkin dimajukan atau bagaimana, yang jelas seruannya adalah diizinkan tarawih di masjid terdekat dan tanpa menggunakan kendaraan,” kata birokrat asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan.
Adi Arnawa pun berharap pada 22 Maret 2023, umat Hindu dan Muslim melaksanakan kegiatan dengan khusuk tanpa mengganggu yang lainnya. “Hari raya akan tetap berjalan, tetapi tetap mengikuti arahan dan seruan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali bersama komponen lintas agama di Bali telah mengeluarkan Seruan Bersama pelaksanaan rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1945. Hari Raya Nyepi bersamaan hari pertama Bulan Suci Ramadhan akan mengedepankan toleransi antarumat beragama
Pelaksanaan Nyepi Tahun Saka 1945 tahun 2023 akan berlangsung bersamaan dengan hari pertama Ramadhan 1444 Hijriah. Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali sebagai majelis agama Hindu telah menyepakati pedoman pelaksanaan upacara tersebut bersama majelis lintas agama dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali melalui rapat pada, Senin (13/3).
Ketua PHDI Bali I Nyoman Kenak menyebut pelaksanaan hari keagamaan Hindu yang bersamaan dengan agama yang lain, bukanlah hal baru. Hal tersebut sebelumnya pernah terjadi, dan berlangsung secara lancar dan tertib berlandaskan nilai toleransi beragama.
“Umat Islam melaksanakan salat tarawih di rumah masing-masing atau rumah ibadah terdekat dengan berjalan kaki, tidak menggunakan pengeras suara dan dengan menggunakan lampu penerangan yang terbatas,” sebut Kenak kepada NusaBali, Rabu (15/3). Dia menilai toleransi beragama di Bali hingga saat ini berlangsung baik. Lembaga umat lintas agama disebutnya memiliki komitmen yang sama dalam menjaga ketenteraman, keamanan, dan kenyamanan dalam beribadah.
Untuk itu dirinya berterima kasih kepada seluruh majelis umat di Bali yang telah bersama menjaga Bali. Majelis inilah yang disebutnya menjadi benteng kerukunan di Bali, yang didukung serta disepakati oleh masyarakat di Bali.
“Dari dulu kita sangat rukun. Jadi jika ada yang menghembuskan narasi perpecahan, tentu tidak sesuai dengan fakta yang ada. Untuk itu saya mengajak seluruh pihak untuk menjaga Bali dari upaya perpecahan,” tuturnya.
PHDI Bali bersama majelis lintas agama, juga telah menyerahkan usulan pelaksanaan Nyepi bersamaan salat tarawih kepada Polda Bali. Usulan itu yang menjadi dasar kesepakatan bersama untuk pelaksanaan Nyepi tahun ini. Selain menyepakati pelaksanaan salat tarawih pada saat Nyepi, Seruan bersama juga menyepakati Lembaga Penyiaran Radio dan Televisi tidak diperkenankan untuk bersiaran selama pelaksanaan Hari Suci Nyepi, Rabu 22 Maret 2023, mulai pukul 06.00 Wita sampai dengan Kamis, 23 Maret 2023 pukul 06.00 Wita. *ind, cr78
Komentar