Mang Gases: Kasanga Fest Kembalikan Esensi Tradisi Ogoh-Ogoh
DENPASAR, NusaBali.com - Ogoh-ogoh bukan sekadar kreativitas pengembangan seni rupa, melainkan medium kegotongroyongan.
Nilai ini adalah esensi tradisi ogoh-ogoh yang selama ini kebanyakan dipandang sebagai kontestasi seni dan adu gengsi. Inilah yang ingin diingatkan kembali dalam lomba ogoh-ogoh se-Kota Denpasar lewat gelaran Kasanga Fest.
Pendapat ini disampaikan salah satu juri final parade 12 besar ogoh-ogoh Kota Denpasar, Dr Komang Indra Wirawan SSn MFilH. Seorang akademisi, seniman, dan praktisi filosofi Hindu yang lebih dikenal dengan sapaan Mang Gases.
“Melalui Kasanga Fest ini, para yowana ingin mengembalikan esensi dan arti makna daripada ogoh-ogoh,” ujar Mang Gases ketika dijumpai usai parade Kasanga Fest di Catur Muka Kota Denpasar pada Sabtu (18/3/2023) sore.
Pendiri Gases Bali ini menegaskan bahwa kontestasi ogoh-ogoh di Kota Denpasar tidak mencari karya yang dibuat sudah benar atau salah. Tidak juga mendikte mana yang paling bagus di antara nominasi terbaik.
Foto: Komang Indra Wirawan alias Mang Gases Bali. -NGURAH RATNADI
Akademisi di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia ini menyingkap makna ogoh-ogoh yang sebenarnya. Bahwa ogoh-ogoh yang diparadekan oleh banyak orang harus dilakukan dengan kerja sama dan kekompakan.
Dari aktivitas inilah muncul nilai kebersamaan, kegotong-royongan, dan sikap toleransi antar pengarak. Sementara itu, dalam proses penggarapannya ada nilai kreativitas yang dibangun secara kolektif untuk menciptakan sebuah karya yang padu.
“Oleh karena itu, Kasanga Fest ini bukan hanya untuk mencari yang terbaik dari sekian peserta. Lebih kepada, membangkitkan esensi ogoh-ogoh yaitu kebersamaan,” tutur Mang Gases.
Pegiat seni calonarang asal Sesetan ini menyambut baik apa yang sudah dilakukan Pasikian Yowana Kota Denpasar yang didukung Pemkot Denpasar.
Mang Gases berharap Kota Denpasar bisa menjadi barometer ogoh-ogoh yang menyebarkan esensi seni ogoh-ogoh di masa mendatang. *rat
1
Komentar