Peneliti SMAN 1 Denpasar Raih 2 Emas di YISF 2023
DENPASAR, NusaBali
Penelitian siswa-siswi SMA Negeri 1 Denpasar kembali mendapat apresiasi pada ajang bergengsi tingkat internasional.
Dua kelompok peneliti SMAN 1 Denpasar berhasil meraih medali emas pada ajang Youth International Science Fair (YISF) 2023. Ajang yang tahun ini berlangsung di Bali, Kampus Universitas PGRI Mahadewa Indonesia pada 8-12 Maret 2023 diikuti oleh 350 tim dari 30 negara. Kelompok peneliti SMAN 1 Denpasar terdiri dari Ni Komang Galuh Supraptimuni, Putu Devi Savitri, I Gusti Ngurah Bagus Purwaka Tisna, Ni Putu Feisya Fincantieri Sedana Putri, dan Anak Agung Ayu Mas Bulan Astuti Pramesuari berhasil membawa pulang medali emas setelah penelitian mereka berjudul ‘CATE: Inovation Of Silencer Biocomposit From Cardboard and Egg Shell with the base of Styrofoam Mixed with Gasoline’ berhasil memukau dewan juri.
Sementara itu kelompok peneliti muda SMAN 1 Denpasar lainnya terdiri dari Ni Putu Dila Yolanda Parka, Anak Agung Ayu Mas Bulan Astuti Pramesuari, Desak Made Anggia Puteri Linggayu, Putu Devi Savitri, Komang Luna Sidhi Anjani Dwijaksara, juga pulang membawa medali emas berkat penelitian mereka berjudul ‘RICULETA STRAW: Bioplastic Straw from Manihot esculenta and Rice Water’.
Guru pembina kelompok peneliti ini, I Gede Ari Martana SPd menyampaikan kedua penelitian anak asuhnya terkait dengan tema lingkungan hidup. Keduanya memanfaatkan bahan organik maupun limbah non organik untuk dijadikan produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. "Pertama memanfaatkan bahan organik (ubi kayu dan air beras) membuat sedotan dan kedua membuat peredam suara dari limbah styrofoam," ujar Ari, Minggu (19/3).
Ari mengungkapkan, para siswa dibebaskan mencari ide penelitian berdasarkan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Namun ia mengakui jika dalam ajang international seperti YISF, isu lingkungan hidup selalu menarik perhatian dewan juri. Ari menjelaskan para siswanya melakukan presentasi hasil penelitian menggunakan poster dan produk yang sudah jadi. Di hadapan juri yang terdiri dari dua orang, mereka harus bisa menjawab pertanyaan terkait penelitian yang sudah mereka lakukan. Dikatakannya, selama siswa melakukan proses penelitian, pihak sekolah pastinya ikut mendukung melalui pembinaan dan penyediaan fasilitas laboratorium.
Lebih jauh ditambahkannya, setelah melaksanakan penelitian pihak sekolah juga memfasilitasi penelitian siswa yang benar-benar unik dan baru untuk didaftarkan sebagai Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). "Memang difasilitasi oleh HAKI, seandainya ada produk baru atau hal baru, teori, konsep baru, dan itu memang tidak ada di tempat lain itu bisa dipatenkan. Tidak sembarang kita mengajukan paten, harus dipastikan unik dan baru," jelas Ari.
Sementara itu salah satu anggota kelompok peneliti SMAN 1 Denpasar, Ni Putu Feisya Fincantieri Sedana Putri, mengatakan penelitiannya menghasilkan produk peredam suara yang menggunakan bahan dasar kombinasi kardus, kulit telur, styrofoam, dan bensin. "Sampah styrofoam, kardus, itu banyak, sehingga kami berpikir kenapa tidak membuat biokomposit peredam suara. Karena di sekolah-sekolah juga dibutuhkan (untuk ruangan musik)," ungkapnya.
Feisya mengatakan, tantangan terberat dari penelitian ini adalah menemukan kombinasi campuran yang digunakan sehingga menghasilkan produk terbaik berdasarkan sejumlah indikator yang ditentukan seperti ketahanan terhadap air hingga tingkat keasaman. Ia mengungkapkan, penelitian yang dilakukannya bersama teman-temannya juga mendapat Special Award dari Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dalam ajang YISF ini. "Penelitian ini akan kami kembangin lagi agar persentase meredam suaranya lebih tinggi lagi sehingga lebih efektif digunakan," sebut siswi kelas XIPA 1 ini.
Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Denpasar, Made Rida SPd MPd mengatakan sangat bangga dan mengapresiasi semua pihak termasuk orangtua, guru pembina dan siswa sendiri atas prestasi yang diraih ini. "Semoga ke depannya bisa menjadi inspirasi bagi anak yang lain," harapnya. *cr78
1
Komentar