Tapa Kala, Kreativitas Generasi Milenial ST Dharma Bhakti
DENPASAR, NusaBali.com – Tema 'Tapa Kala' yang diangkat dari cerita Kakawin Sutasoma menjadi sinopsis ogoh-ogoh ST Dharma Bhakti, Banjar Celuk, Panjer, Denpasar Selatan menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945.
Dikisahkan Prabu Purusada mengalami sakit keras yang tidak diketahui penyebabnya. Akhirnya Prabu Purusada bertapa dan mendapatkan bisikan dari Bhatara Kala yang meminta 100 tumbal raja dalam upaya penyembuhan. Prabu Purusada pun mendapat bantuan dari Wilmana.
Dalam ogoh-ogoh ini titik terumit adalah bagian konstruksi bongkar pasang atau knock down. “Perlu diakali untuk menentukan titik fokus antara sayap Wilmana dan Prabu Purusada yang berposisi menunggangi Wilmana,” ujar Wayan Sandiarta atau yang akrab disapa Ukik, salah satu anggota ST Dharma Bhakti yang berlokasi di Jalan Tukad Irawadi Denpasar Selatan.
Ogoh-ogoh kurang lebih 3,5 - 4 meter ini menghabiskan dana sebesar Rp 15 juta. Di tahun 2023 ini, ogoh-ogoh karya ST Dharma Bhakti tidak menggunakan mesin karena semua anggota ST baru-baru belajar untuk berkarya dikarenakan undagi sebelumnya sudah berkeluarga.
Ukik mengatakan suka-duka di tahun 2023 ini selama berproses ogoh-ogoh ini adalah di mana sukanya dapat kembali berkreativitas karena selama dua tahun off berkreativitas karena Covid-19. Untuk dukanya kendala waktu dalam proses pembuatan ogoh-ogoh ini.
Adapun bahan-bahan yang digunakan diantara tapis kepala, kain keras dan daun nangka kering untuk bagian sayap Wilmana. *m03
Berita ini merupakan hasil liputan Ngurah Arya Dinata, mahasiswa Praktek Kerja Lapangan di NusaBali.com
1
Komentar