Sampah Nyepi Capai Ratusan Ton, DLH Siagakan 150 Orang Personel
SINGARAJA, NusaBali
Timbunan sampah caru pada saat pangerupukan (H-1) Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kabupaten Buleleng mencapai 163,36 ton.
Tenaga Harian Lepas (THL) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng pun bekerja lembur untuk membersihkan sampah di kawasan Kota Singaraja.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng I Gede Melandrat, Kamis (23/3), mengatakan pembersihan sampah upakara Nyepi sudah dilakukan usai upacara pacaruan dan pengarakan ogoh-ogoh dilakukan, Selasa (21/3) petang hingga malam.
Ada sebanyak 150 orang TLH yang disiagakan khusus untuk menangani sampah pacaruan. “Tenaga kami sudah turun sejak pukul 18.00 sampai pukul 24.00 Wita, mengambil timbunan sampah caru di seputaran Kota Singaraja. Untungnya tahun ini sampah caru ini sudah dikumpulkan di satu titik oleh warga, sehingga sedikit meringankan kerja,” terang Melandrat.
Untuk mengangkut sampah-sampah caru ini DLH Buleleng menyiapkan 15 dump truk, 4 mobil pick up dan 3 unit kendaraan roda tiga pengangkut sampah. Seluruh sampah di kawasan kota sebagian ditampung sementara di transfer Depo Penarukan, Bank Sampah Induk di Kelurahan Banyuasri dan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Jalan Seroja, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala baru dilanjutkan Kamis (23/3) pagi.
“Sampah caru ini yang seputaran kota dan jalan-jalan protokol. Memang tidak semuanya langsung diangkut ke TPA, tetapi di-relay ditransfer depo dan TPS yang ada di kawasan kota. Penanganan timbunan sampah di pinggir jalan sudah tuntas Selasa malam,” ungkap mantan Kadis Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng ini.
Dari sejumlah kawasan di seputaran kota yang belum tertangani hanya di TPS Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Sampah cukup meluber di TPS. Melandrat menyebut segera akan berkoordinasi dengan Pemerintah Desa (Pemdes) untuk mengaktifkan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) yang sudah dibangunkan. Dia menyebut sampah yang TPS itu masih bercampur dengan sampah organik dan plastik. Padahal dari kerja sama pengangkutan DLH Buleleng saat ini hanya sampah residu yang sudah tidak bisa dipisah dan diolah kembali.
“Di sana sudah ada TPS3R yang sekarang dalam penataan manajemen dan tata kelola dan pemeliharaan gedung, tetapi bukan berarti tidak bisa dipakai. Ini akan kami koordinasikan segera diaktifkan, agar tidak sampah meluber terus terutama saat hari raya,” tegas Melandrat. *k23
Komentar