Omed-omedan Digelar Pasca Pandemi Covid-19, Penonton dan Peserta Sangat Antusias
Tradisi Omed-omedan ini dirangkai dengan festival, dengan melibatkan 100 UMKM
DENPASAR, NusaBali
Pasca pandemi Covid-19, tradisi Omed-omedan kembali digelar secara normal di Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan, pada Ngembak Geni, Kamis (23/3). Omed-omedan tersebut kembali bisa ditonton banyak orang dengan dibarengi Sesetan Heritage Omed-Omedan Festival (Shof) bertema 'Guna Dharma Kerti'.
Omed-omedan tahun ini yang dirangkai dengan festival digelar sejak pagi dari pukul 09.00 Wita. Festival dibuka Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua DPRD Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede, Anggota DPRD Provinsi Bali, Ni Wayan Sari Galung, Forkopimda Kota Denpasar, Bendesa Adat Sesetan Made Widra, serta tokoh masyarakat setempat.
Dari pantauan, Omed-omedan baru digelar pukul 15.00 Wita. Penonton kembali ramai melihat tradisi tahunan tersebut dan pertama kalinya digelar setelah hampir tiga tahun tidak dilaksanakan secara umum. Peserta maupun penonton pun tampak antusias.
Kelian Adat Banjar Kaja, I Made Sudama mengatakan, setelah tiga tahun ini tradisi hanya diadakan di dalam banjar, kini tradisi Omed-omedan kembali digelar secara terbuka di depan banjar atau di Jalan Raya Sesetan. Selain itu, saat ini juga sudah digelar melibatkan semua sekaa teruna yang sebelumnya hanya digelar terbatas hanya tiga pasang teruna teruni.
"Sekarang Omed-omedan kembali melibatkan semua sekaa teruna yang sebelumnya peserta Omed-omedan di batasi. Begitu juga masyarakat yang menonton sudah kembali dibebaskan untuk datang seperti sebelum pandemi," jelasnya.
Menurutnya, hal ini menjadi hal yang positif karena selain bisa melaksanakan tradisi yang disakralkan juga kembali bisa menggelar festival. Karena, selain melestarikan tradisi juga peningkatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) perlu dilakukan.
Sementara Ketua Panitia Shof 2023, Diof Adi Pramana mengatakan, 'Sesetan Heritage Omed-omedan Festival Tahun 2023' merupakan kegiatan yang memiliki konsep festival seni dan budaya. Kegiatan ini telah diselenggarakan setiap tahunnya bertepatan dengan hari Ngembak Geni dan sudah berlangsung sebanyak 12 kali.
Tradisi Omed-omedan kali ini, menurut dia, mengambil tema 'Guna Dharma Kerti' yang mengandung makna Guna adalah Potensi diri, Dharma merupakan ajaran kebaikan, dan Kerti adalah berkarya jadi Guna Dharma Kerti memiliki makna potensi diri dengan ajaran kebaikan yang berlandaskan ajaran agama Hindu untuk selalu berkarya.
Kata dia, tahun sebelumnya kegiatan ini sempat terhenti karena pandemi Covid-19. "Saat ini setelah Covid-19 mereda, Sekaa Teruna Teruni Satya Dharma Kerti menginginkan bangkit kembali untuk menyelenggarakan kegiatan ini dengan penuh rasa semangat dan untuk melestarikan tradisi Bali," ujarnya.
Melalui tema 'Guna Dharma Kerti' tersebut pihaknya berharap dapat meningkatkan potensi pemuda dan pemudi untuk selalu berkarya dalam melestarikan warisan budaya leluhur yang bernilai adi luhung dengan berlandaskan ajaran agama Hindu. Selain itu, juga dalam festival ini dibuka dengan parade budaya dan pelibatan 100 UMKM di kawasan Sesetan. *mis
Omed-omedan tahun ini yang dirangkai dengan festival digelar sejak pagi dari pukul 09.00 Wita. Festival dibuka Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua DPRD Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede, Anggota DPRD Provinsi Bali, Ni Wayan Sari Galung, Forkopimda Kota Denpasar, Bendesa Adat Sesetan Made Widra, serta tokoh masyarakat setempat.
Dari pantauan, Omed-omedan baru digelar pukul 15.00 Wita. Penonton kembali ramai melihat tradisi tahunan tersebut dan pertama kalinya digelar setelah hampir tiga tahun tidak dilaksanakan secara umum. Peserta maupun penonton pun tampak antusias.
Kelian Adat Banjar Kaja, I Made Sudama mengatakan, setelah tiga tahun ini tradisi hanya diadakan di dalam banjar, kini tradisi Omed-omedan kembali digelar secara terbuka di depan banjar atau di Jalan Raya Sesetan. Selain itu, saat ini juga sudah digelar melibatkan semua sekaa teruna yang sebelumnya hanya digelar terbatas hanya tiga pasang teruna teruni.
"Sekarang Omed-omedan kembali melibatkan semua sekaa teruna yang sebelumnya peserta Omed-omedan di batasi. Begitu juga masyarakat yang menonton sudah kembali dibebaskan untuk datang seperti sebelum pandemi," jelasnya.
Menurutnya, hal ini menjadi hal yang positif karena selain bisa melaksanakan tradisi yang disakralkan juga kembali bisa menggelar festival. Karena, selain melestarikan tradisi juga peningkatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) perlu dilakukan.
Sementara Ketua Panitia Shof 2023, Diof Adi Pramana mengatakan, 'Sesetan Heritage Omed-omedan Festival Tahun 2023' merupakan kegiatan yang memiliki konsep festival seni dan budaya. Kegiatan ini telah diselenggarakan setiap tahunnya bertepatan dengan hari Ngembak Geni dan sudah berlangsung sebanyak 12 kali.
Tradisi Omed-omedan kali ini, menurut dia, mengambil tema 'Guna Dharma Kerti' yang mengandung makna Guna adalah Potensi diri, Dharma merupakan ajaran kebaikan, dan Kerti adalah berkarya jadi Guna Dharma Kerti memiliki makna potensi diri dengan ajaran kebaikan yang berlandaskan ajaran agama Hindu untuk selalu berkarya.
Kata dia, tahun sebelumnya kegiatan ini sempat terhenti karena pandemi Covid-19. "Saat ini setelah Covid-19 mereda, Sekaa Teruna Teruni Satya Dharma Kerti menginginkan bangkit kembali untuk menyelenggarakan kegiatan ini dengan penuh rasa semangat dan untuk melestarikan tradisi Bali," ujarnya.
Melalui tema 'Guna Dharma Kerti' tersebut pihaknya berharap dapat meningkatkan potensi pemuda dan pemudi untuk selalu berkarya dalam melestarikan warisan budaya leluhur yang bernilai adi luhung dengan berlandaskan ajaran agama Hindu. Selain itu, juga dalam festival ini dibuka dengan parade budaya dan pelibatan 100 UMKM di kawasan Sesetan. *mis
1
Komentar