Turnamen Ceki Jadi Ajang Simakrama Desa Adat Sedang Pasca Nyepi
MANGUPURA, NusaBali.com – Pangempon Pura Dalem Alit, Desa Adat Sedang, Kecamatan Abiansemal menggelar turnamen ceki pada hari ngembak geni yakni pada Kamis (23/3/2023) di Wantilan Desa Adat Sedang.
Turnamen ceki pasca Hari Suci Nyepi ini disebut menjadi momen simakrama atau ajang silaturahmi antara warga di wilayah Desa Adat Sedang. Sebab, dari 125 peserta yang mengikuti turnamen, seluruhnya merupakan krama dari dalam desa adat.
Kegiatan memainkan olahraga rekreasi ini biasanya tidak terlepas dari celetuk dan celoteh para pemainnya. Oleh karena itu, senda gurau antarpeserta dapat menjadi penyambung keakraban dan persaudaraan yang lebih kuat.
I Putu Yoga Ari Sedana, ketua panitia turnamen menjelaskan bahwa turnamen ceki ini murni sebagai upaya penggalian dana untuk pembangunan Pura Dalem Alit. Tidak ada unsur judi sebab peserta tidak menggunakan taruhan melainkan hanya sportivitas mencari yang terbaik lewat poin yang dikumpulkan.
“Kegiatan ini kami lakukan atas dukungan pangempon Pura Dalem Alit guna biaya pembangunan. Ada 125 peserta dan 25 meja. Peserta terbaik di masing-masing meja akan disaring ke dalam lima meja. Lantas masuk babak final dengan satu meja dan 5 peserta,” tutur Yoga di sela acara.
Di lain sisi, AA Ngurah Oka Ratmadi, Ketua Umum Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Kormi) Bali menegaskan bahwa turnamen ceki tidak mengandung unsur judi. Murni sebagai olahraga rekreasi lantaran tidak ada uang taruhan di atas meja.
“Kalau ada uang taruhan itu baru namanya judi dan bisa diproses secara hukum, bisa dipenjara,” ujar mantan Bupati Badung yang akrab disapa Cok Rat saat menghadiri turnamen ceki.
Cok Rat menjelaskan bahwa turnamen ceki ini digelar untuk penggalian dana sehingga bisa digelar dan diikuti oleh masyarakat tanpa konsekuensi hukum. Asal, tidak ada kecurangan dan kucing-kucingan dengan kepolisian soal penggunaan uang taruhan.
Jelas Yoga selaku ketua panitia, setiap peserta yang mendaftar membayar fee sebesar Rp 50.000 dan pemenang akan memeroleh hadiah senilai Rp 1,5 juta. Melihat dari dana yang dikumpulkan, tentu nominalnya masih terbilang jauh dari cukup untuk proses pembangunan pura.
Oleh karena itu, Pemkab Badung yang diwakilkan oleh Sekretaris Daerah I Wayan Adi Arnawa memberikan dana dukungan sebesar Rp 30 juta. Adi Arnawa menyebut turnamen ceki ini bisa menjadi ajang simakrama antarkrama Desa Adat Sedang pasca Nyepi.
“Selain sebagai turnamen, ajang ini bisa mendekatkan lagi antara warga masyarakat di Desa Adat Sedang. Semoga selalu mendapat kerahayuan dan selalu bersatu,” tandas birokrat asal Desa Pecatu, Kuta Selatan. *rat
Kegiatan memainkan olahraga rekreasi ini biasanya tidak terlepas dari celetuk dan celoteh para pemainnya. Oleh karena itu, senda gurau antarpeserta dapat menjadi penyambung keakraban dan persaudaraan yang lebih kuat.
I Putu Yoga Ari Sedana, ketua panitia turnamen menjelaskan bahwa turnamen ceki ini murni sebagai upaya penggalian dana untuk pembangunan Pura Dalem Alit. Tidak ada unsur judi sebab peserta tidak menggunakan taruhan melainkan hanya sportivitas mencari yang terbaik lewat poin yang dikumpulkan.
“Kegiatan ini kami lakukan atas dukungan pangempon Pura Dalem Alit guna biaya pembangunan. Ada 125 peserta dan 25 meja. Peserta terbaik di masing-masing meja akan disaring ke dalam lima meja. Lantas masuk babak final dengan satu meja dan 5 peserta,” tutur Yoga di sela acara.
Di lain sisi, AA Ngurah Oka Ratmadi, Ketua Umum Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Kormi) Bali menegaskan bahwa turnamen ceki tidak mengandung unsur judi. Murni sebagai olahraga rekreasi lantaran tidak ada uang taruhan di atas meja.
“Kalau ada uang taruhan itu baru namanya judi dan bisa diproses secara hukum, bisa dipenjara,” ujar mantan Bupati Badung yang akrab disapa Cok Rat saat menghadiri turnamen ceki.
Cok Rat menjelaskan bahwa turnamen ceki ini digelar untuk penggalian dana sehingga bisa digelar dan diikuti oleh masyarakat tanpa konsekuensi hukum. Asal, tidak ada kecurangan dan kucing-kucingan dengan kepolisian soal penggunaan uang taruhan.
Jelas Yoga selaku ketua panitia, setiap peserta yang mendaftar membayar fee sebesar Rp 50.000 dan pemenang akan memeroleh hadiah senilai Rp 1,5 juta. Melihat dari dana yang dikumpulkan, tentu nominalnya masih terbilang jauh dari cukup untuk proses pembangunan pura.
Oleh karena itu, Pemkab Badung yang diwakilkan oleh Sekretaris Daerah I Wayan Adi Arnawa memberikan dana dukungan sebesar Rp 30 juta. Adi Arnawa menyebut turnamen ceki ini bisa menjadi ajang simakrama antarkrama Desa Adat Sedang pasca Nyepi.
“Selain sebagai turnamen, ajang ini bisa mendekatkan lagi antara warga masyarakat di Desa Adat Sedang. Semoga selalu mendapat kerahayuan dan selalu bersatu,” tandas birokrat asal Desa Pecatu, Kuta Selatan. *rat
1
Komentar