Bendungan Danu Kerthi Diisukan Alami Rembes
BWS Sebut Masih Lakukan Investigasi
PPK Bendungan II SNVT Pembangunan Bendungan BWS Bali-Penida Wayan Andi Frederich Gunawan meyakinkan struktur bendungan masih stabil.
SINGARAJA, NusaBali
Bendungan Danu Kerthi Bali (Tamblang) yang berlokasi di empat desa perbatasan wilayah Kecamatan Sawan dan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, diisukan mengalami rembes. Isu tersebut sempat santer beredar di masyarakat permukiman hilir bendungan. Kabarnya rembesan itu terjadi setelah peresmian bendungan oleh Presiden RI Joko Widodo, Kamis (2/2/2023) lalu.
Pantauan NusaBali, Sabtu (25/3) pagi, kondisi Bendungan Danu Kerthi Bali tampak tidak ada yang mencolok. Secara umum bangunan bendungan terlihat baik-baik saja. Rembesan air bendung pun tidak terlihat kemarin. Namun tampungan air di area genangan tampak jauh lebih rendah daripada saat peresmian sebulan yang lalu.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan II Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Bendungan BWS Bali-Penida Wayan Andi Frederich Gunawan ditemui di kantornya kemarin, tidak menampik isu tersebut. Namun dia menegaskan situasi itu tidak berdampak signifikan pada ‘tubuh’ bendungan.
Rembesan air itu disebutnya muncul di beberapa titik area genangan bendungan. Rembesan air itu dicurigai berasal dari sandaran barat tebing bendungan, kawasan ditemukannya terowongan kuno di awal pengerjaan galian.
“Saat ini sedang dilakukan investigasi dari KKB (Komisi Keamanan Bendungan) dengan menggunakan geolistrik. Memang datanya menunjukkan ada zona lemah di area genangan. Kami curiganya itu dari terowongan-terowongan kuno yang tidak teridentifikasi di awal,” kata Andi.
Kecurigaan itu dikaitkan dengan temuan terowongan kuno di awal penggalian bendungan yang kemudian diputuskan untuk ditutup, karena berada di bangunan inti bendungan. Kemudian hal itu juga dikuatkan oleh keterangan masyarakat setempat yang menyebut selain terowongan irigasi kuno yang sudah ditutup itu, ada simpang-simpang terowongan lainnya yang dulu dibangun masyarakat untuk saluran irigasi yang gagal.
“Informasi dari masyarakat di sini ada 6 titik lagi selain yang ditemukan di awal. Namun tidak diketahui pasti titik lokasinya di mana. Yang tahu persis sudah almarhum,” imbuh Andi.
Kondisi dan persoalan yang ada ini pun sedang didiskusikan KKB untuk menentukan langkah penanganan selanjutnya yang akan diputuskan dan dilakukan. Andi pun menyebut ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi rembesan bendungan ini. Bisa dengan penahanan rembesan atau pengalihan air rembesan.
Namun di balik rembesan yang terjadi, Andi meyakinkan struktur bendungan masih stabil dan tidak berpengaruh pada rembesan yang terjadi. Dia menyebut rembesan tidak terjadi karena teknologi inti aspal yang digunakan pada inti bendung. BWS pun sudah sempat mengkonfirmasi dengan tenaga ahli, bahwa teknologi inti aspal ini memiliki keunggulan cell filling atau bisa menutup langsung jika terjadi celah dalam inti bendungan.
“Inti aspal yang digunakan dalam inti bendung ini terjaga suhu panasnya, sehingga akan langsung menutupi celah jika ada pergeseran dalam inti bendung. Logikanya juga kalau misal inti aspal yang bermasalah, tentu tubuh bendung sudah ambruk saat terisi air penuh pada peresmian lalu,” jelas Andi.
Meski demikian, BWS Bali Penida tetap tidak mau mengambil risiko. Segala potensi risiko yang bisa terjadi langsung ditangani dan dicarikan solusi. Dia pun memastikan persoalan rembes bendungan segera akan dituntaskan setelah KKB menentukan hasil investigasi dan juga menetapkan pola penanganan yang harus dipakai.
Sejak tuntas dikerjakan akhir tahun 2022 lalu, Bendungan Danu Kerthi Bali yang dibangun dengan anggaran Rp 820 miliar ini masih dalam masa pemeliharaan penyedia, sampai Desember 2023 ini. Seluruh kerusakan dan penyempurnaan proyek bendungan masih ditanggung sepenuhnya oleh kontraktor penyedia.
Sejumlah kegiatan uji coba pun masuk dalam masa pemeliharaan sebelum akhirnya dioperasikan secara penuh. Seperti uji coba menaik-turunkan permukaan air waduk, uji coba instrumen respons tubuh bendung dan instrumen-instrumen lainnya. Seluruh uji coba ini merupakan proses dari pengusulan izin operasional yang diamati ketat oleh KKB, sebelum izin operasionalnya diterbitkan Kementerian PUPR.
Sementara itu terkait ketinggian air di area bendungan yang berkurang, menurut Andi, karena saat ini sudah memasuki musim kemarau. Aliran Sungai Aya mengalami penurunan debit, sehingga jumlah tampungan air di area genangan juga terjadi sangat perlahan. Selain itu sejak usai peresmian, BWS sudah kembali mengalirkan air ke hilir untuk keperluan irigasi subak. Sejak sebulan ini debit air yang dialirkan ke hilir bendungan sebesar 1,2 meter kubik per detik sesuai dengan kebutuhan 558 hektare sawah.
“Tampungan bendungan sekarang sekitar 2,6 juta kubik air. Memasuki musim kemarau ini kita sudah punya cadangan air irigasi untuk petani. Manfaat lain juga sudah dirasakan kemarin saat puncak musim hujan terjadi banjir di beberapa titik di Buleleng karena badai fredy, di sini air sangat terkendali,” ungkap Andi.
Pria asal Buleleng ini mengimbau kepada masyarakat sekitar untuk tetap tenang dan tidak termakan isu-isu yang berlebihan. “Harapan kita bersama semua berjalan lancar. Tetapi kita tetap berjaga-jaga dalam kondisi tertentu. Potensi kita petakan, nanti dari KKB akan melihat berdasarkan hasil investigasi dan pengujian. Bendungan siap beroperasi setelah nanti keluar sertifikat operasional yang ditandatangani Pak Menteri PUPR,” tegas Andi.
Sementara itu, sebanyak 20.000 bibit ikan nila dilepas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng di Bendungan Danu Kerthi Bali serangkaian perayaan Tumpek Uye pada Saniscara Kliwon Uye, Sabtu (25/3) pagi.
Sebelum dilepaskan, Pemkab Buleleng diwakili pimpinan seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) melakukan persembahyangan bersama di areal bendungan. Lalu penebaran benih ikan dilakukan di sisi barat area genangan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa mengatakan Hari Raya Tumpek Uye merupakan kearifan lokal Bali menghormati berbagai macam satwa yang hidup di bumi. Peringatan ini sesuai dengan Surat Edaran (SE) Gubernur Bali tentang Perayaan Tumpek Uye.
“Tahun ini kita menebar benih ikan, harapannya ikan nila bisa berkembang. Nanti seizin pemilik bendungan bisa memberikan kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Selain juga menjaga ekosistem di bendungan sebagai upaya konservasi yang dilakukan pemerintah,” tutur Sekda Suyasa.
Untuk memastikan ekosistem yang dibangun di bendungan ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng akan memantau dan melihat perkembangan ikan yang ditebar. Selanjutnya juga akan dilakukan evaluasi apakah ikan dapat hidup dan berkembang, serta apakah jenis ikan yang ditebar cocok.
Selain di Bendungan Danu Kerthi Bali, penebaran bibit ikan air tawar sudah rutin dilakukan DKPP Buleleng. Terutama di sumber-sumber air, di danau, di sungai maupun diberikan kepada kelompok tani. DKPP Buleleng pun secara khusus menyiapkan bibit ikan tawar setiap tahunnya untuk menjaga ekosistem alam dan juga mandiri pangan di masyarakat. *k23
Pantauan NusaBali, Sabtu (25/3) pagi, kondisi Bendungan Danu Kerthi Bali tampak tidak ada yang mencolok. Secara umum bangunan bendungan terlihat baik-baik saja. Rembesan air bendung pun tidak terlihat kemarin. Namun tampungan air di area genangan tampak jauh lebih rendah daripada saat peresmian sebulan yang lalu.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan II Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Bendungan BWS Bali-Penida Wayan Andi Frederich Gunawan ditemui di kantornya kemarin, tidak menampik isu tersebut. Namun dia menegaskan situasi itu tidak berdampak signifikan pada ‘tubuh’ bendungan.
Rembesan air itu disebutnya muncul di beberapa titik area genangan bendungan. Rembesan air itu dicurigai berasal dari sandaran barat tebing bendungan, kawasan ditemukannya terowongan kuno di awal pengerjaan galian.
“Saat ini sedang dilakukan investigasi dari KKB (Komisi Keamanan Bendungan) dengan menggunakan geolistrik. Memang datanya menunjukkan ada zona lemah di area genangan. Kami curiganya itu dari terowongan-terowongan kuno yang tidak teridentifikasi di awal,” kata Andi.
Kecurigaan itu dikaitkan dengan temuan terowongan kuno di awal penggalian bendungan yang kemudian diputuskan untuk ditutup, karena berada di bangunan inti bendungan. Kemudian hal itu juga dikuatkan oleh keterangan masyarakat setempat yang menyebut selain terowongan irigasi kuno yang sudah ditutup itu, ada simpang-simpang terowongan lainnya yang dulu dibangun masyarakat untuk saluran irigasi yang gagal.
“Informasi dari masyarakat di sini ada 6 titik lagi selain yang ditemukan di awal. Namun tidak diketahui pasti titik lokasinya di mana. Yang tahu persis sudah almarhum,” imbuh Andi.
Kondisi dan persoalan yang ada ini pun sedang didiskusikan KKB untuk menentukan langkah penanganan selanjutnya yang akan diputuskan dan dilakukan. Andi pun menyebut ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi rembesan bendungan ini. Bisa dengan penahanan rembesan atau pengalihan air rembesan.
Namun di balik rembesan yang terjadi, Andi meyakinkan struktur bendungan masih stabil dan tidak berpengaruh pada rembesan yang terjadi. Dia menyebut rembesan tidak terjadi karena teknologi inti aspal yang digunakan pada inti bendung. BWS pun sudah sempat mengkonfirmasi dengan tenaga ahli, bahwa teknologi inti aspal ini memiliki keunggulan cell filling atau bisa menutup langsung jika terjadi celah dalam inti bendungan.
“Inti aspal yang digunakan dalam inti bendung ini terjaga suhu panasnya, sehingga akan langsung menutupi celah jika ada pergeseran dalam inti bendung. Logikanya juga kalau misal inti aspal yang bermasalah, tentu tubuh bendung sudah ambruk saat terisi air penuh pada peresmian lalu,” jelas Andi.
Meski demikian, BWS Bali Penida tetap tidak mau mengambil risiko. Segala potensi risiko yang bisa terjadi langsung ditangani dan dicarikan solusi. Dia pun memastikan persoalan rembes bendungan segera akan dituntaskan setelah KKB menentukan hasil investigasi dan juga menetapkan pola penanganan yang harus dipakai.
Sejak tuntas dikerjakan akhir tahun 2022 lalu, Bendungan Danu Kerthi Bali yang dibangun dengan anggaran Rp 820 miliar ini masih dalam masa pemeliharaan penyedia, sampai Desember 2023 ini. Seluruh kerusakan dan penyempurnaan proyek bendungan masih ditanggung sepenuhnya oleh kontraktor penyedia.
Sejumlah kegiatan uji coba pun masuk dalam masa pemeliharaan sebelum akhirnya dioperasikan secara penuh. Seperti uji coba menaik-turunkan permukaan air waduk, uji coba instrumen respons tubuh bendung dan instrumen-instrumen lainnya. Seluruh uji coba ini merupakan proses dari pengusulan izin operasional yang diamati ketat oleh KKB, sebelum izin operasionalnya diterbitkan Kementerian PUPR.
Sementara itu terkait ketinggian air di area bendungan yang berkurang, menurut Andi, karena saat ini sudah memasuki musim kemarau. Aliran Sungai Aya mengalami penurunan debit, sehingga jumlah tampungan air di area genangan juga terjadi sangat perlahan. Selain itu sejak usai peresmian, BWS sudah kembali mengalirkan air ke hilir untuk keperluan irigasi subak. Sejak sebulan ini debit air yang dialirkan ke hilir bendungan sebesar 1,2 meter kubik per detik sesuai dengan kebutuhan 558 hektare sawah.
“Tampungan bendungan sekarang sekitar 2,6 juta kubik air. Memasuki musim kemarau ini kita sudah punya cadangan air irigasi untuk petani. Manfaat lain juga sudah dirasakan kemarin saat puncak musim hujan terjadi banjir di beberapa titik di Buleleng karena badai fredy, di sini air sangat terkendali,” ungkap Andi.
Pria asal Buleleng ini mengimbau kepada masyarakat sekitar untuk tetap tenang dan tidak termakan isu-isu yang berlebihan. “Harapan kita bersama semua berjalan lancar. Tetapi kita tetap berjaga-jaga dalam kondisi tertentu. Potensi kita petakan, nanti dari KKB akan melihat berdasarkan hasil investigasi dan pengujian. Bendungan siap beroperasi setelah nanti keluar sertifikat operasional yang ditandatangani Pak Menteri PUPR,” tegas Andi.
Sementara itu, sebanyak 20.000 bibit ikan nila dilepas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng di Bendungan Danu Kerthi Bali serangkaian perayaan Tumpek Uye pada Saniscara Kliwon Uye, Sabtu (25/3) pagi.
Sebelum dilepaskan, Pemkab Buleleng diwakili pimpinan seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) melakukan persembahyangan bersama di areal bendungan. Lalu penebaran benih ikan dilakukan di sisi barat area genangan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa mengatakan Hari Raya Tumpek Uye merupakan kearifan lokal Bali menghormati berbagai macam satwa yang hidup di bumi. Peringatan ini sesuai dengan Surat Edaran (SE) Gubernur Bali tentang Perayaan Tumpek Uye.
“Tahun ini kita menebar benih ikan, harapannya ikan nila bisa berkembang. Nanti seizin pemilik bendungan bisa memberikan kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Selain juga menjaga ekosistem di bendungan sebagai upaya konservasi yang dilakukan pemerintah,” tutur Sekda Suyasa.
Untuk memastikan ekosistem yang dibangun di bendungan ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng akan memantau dan melihat perkembangan ikan yang ditebar. Selanjutnya juga akan dilakukan evaluasi apakah ikan dapat hidup dan berkembang, serta apakah jenis ikan yang ditebar cocok.
Selain di Bendungan Danu Kerthi Bali, penebaran bibit ikan air tawar sudah rutin dilakukan DKPP Buleleng. Terutama di sumber-sumber air, di danau, di sungai maupun diberikan kepada kelompok tani. DKPP Buleleng pun secara khusus menyiapkan bibit ikan tawar setiap tahunnya untuk menjaga ekosistem alam dan juga mandiri pangan di masyarakat. *k23
Komentar