TPST Desa Padangsambian Kaja Hingga Kini Belum Beroperasi
Dewan Ingin Pengoperasian pada Juni 2023 Tidak Mundur Lagi
DENPASAR, NusaBali
Operasional tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) yang dibangun Kementerian PUPR di Denpasar, hingga kini belum semua berjalan.
Salah satunya TPST Padangsambian Kaja hingga kini belum beroperasi. Bahkan TPST tersebut belum ada mesinnya. Padahal, pembangunan gedungnya atau hanggar kantor pengelola sudah rampung.
Anggota Komisi III DPRD Denpasar dari Fraksi Demokrat Anak Agung Susruta Ngurah Putra, Selasa (28/3), mengatakan pihaknya sudah sempat meninjau TPST Padangsambian Kaja dan menemukan bahwa TPST yang harusnya sudah beroperasi ternyata belum ada alat pengolahan sampah yang tersedia. Menurutnya, TPST yang dibangun di atas lahan seluas 8.795 meter persegi tersebut harusnya sudah ada penempatan alat. Apalagi, bangunan sudah lama selesai.
Susruta mengatakan, urusan beroperasinya TPST ini jangan sampai lewat dari jadwal yang ditentukan pemerintah yakni beroperasi 100 persen pada Juni 2023.
Sementara Manajer Operasional TPST Padangsambian Adrian Raditha, mengatakan sebenarnya mesinnya sudah datang. Namun mesin tersebut akhirnya dipindah ke TPST Tahura. Ini sesuai dengan jenis sampah yang dikelola. Untuk TPST Padangsambian akan digunakan sebagai tempat mengelola sampah kering. “Mesin sudah ada namun digunakan di tahura. Sekarang kami masih proses untuk pengolahan sampah kering di sini,” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat meninjau TPST Kesiman Kertalangu meminta agar TPST di Denpasar beroperasi 100 persen pada Juni 2023. Ketiga TPST tersebut meliputi TPST Kesiman Kertalangu, TPST Tahura Ngurah Rai 1 dan 2, dan TPST Padangsambian Kaja. Dia mengatakan kemampuan 3 TPST di Denpasar sekarang mencapai 1.020 ton per hari dan bisa ditingkatkan menjadi 1.500 ton per hari.
Sementara itu, Direktur PT CMPP Made Wahyu Wiratma mengatakan, saat ini TPST yang sudah beroperasi adalah TPST Kesiman Kertalangu. Untuk kapasitas pengolahan sampah di TPST Kesiman Kertalangu sebanyak 450 ton per hari. “Per hari ini baru mampu mengolah 170 ton, dan selanjutnya secara bertahap akan terus ditingkatkan hingga menjadi 450 ton,” katanya.
TPST Kesiman Kertalangu khusus mengolah sampah menjadi RDF yang beberapa hasilnya saat ini sudah diujicobakan di pembangkit listrik di Solo dan PLTU Jeranjang Lombok.
Sementara untuk TPST Tahura I akan mengolah sampah basah menjadi maggot untuk pakan ternak, pupuk dengan total kapasitas 370 ton per hari. Selanjutnya untuk TPST Tahura II akan mengolah kayu menjadi pelet dan pelet ini akan digunakan untuk bahan bakar TPST dengan kapasitas pengolahan 80 ton per hari. Sedangkan untuk TPST Padangsambian Kaja, memiliki kapasitas pengolahan 120 ton per hari. *mis
Komentar