Berbagai Sumber Dikumpulkan hingga Temui Murid I Ketut Maria
Jelang PKB 2023, Disbud Tabanan ‘Ngebut’ Lakukan Penelusuran Jejak Maestro I Ketut Maria
Selain untuk membuat rangkuman materi, penelusuran jejak Maestro I Ketut Maria ini juga bagian dari upaya merekonstruksi tarian yang diciptakannya.
TABANAN, NusaBali
Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan sedang mengumpulkan rekam jejak Maestro Tari I Ketut Maria. Ini dilakukan sebagai upaya memberikan apresiasi penghargaan serangkaian ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) Tahun 2023. Nantinya hasil rangkuman ini juga akan dijadikan jurnal untuk menambah referensi kesenian di Bali.
Kiprah Ketut Maria sudah terkenal di dunia seni terutama di Kabupaten Tabanan. Bahkan namanya masih tetap dikenang sebagai pencipta Tari Oleg Tambulilingan, Kebyar Duduk, dan Tari Terompong. Sebagai wujud penghargaan I Ketut Maria juga ditetapkan sebagai nama Gedung Kesenian yang berada di areal Taman Kota Tabanan.
Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Tabanan, Ni Luh Nyoman Sri Suryati mengatakan menelusuri jejak I Ketut Maria ini bagian dari memberikan penghargaan untuk dijadikan sebagai materi PKB Tahun 2023 yang akan dilaksanakan bulan Juli nanti. “Semacam Tribute to Maria,” ujarnya, Senin (20/3) lalu.
Kata dia, penulusuran saat ini masih tahap melengkapi data. Terakhir telah dilakukan rekam jejak mencari murid dari I Ketut Maria. Dari hasil itu ditemukan dua muridnya yang sempat diajak keliling Eropa sebanyak dua kali pada tahun 1957 dan 1963. Muridnya itu adalah Sagung Alit Arum Mini dari Puri Beng, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan dan Ni Ketut Niti berasal dari Banjar Pangkung, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan. “Kami menemui muridnya ini untuk mencari gerakan khas tarian dari hasil ciptaanya I Ketut Maria. Seperti tarian khas Tari Oleg Tambulilingan. Karena dulu sesuai informasi I Ketut Maria melatih beda gerakan. Jadi kami mencari gerakan yang khas di Tabanan,” ungkap Sri Suryati.
Menurutnya, dari rekam jejak yang akan dilakukan, tak hanya mencari gerak tari saja, tetapi mencari lagu tabuh. Untuk tabuh sudah mendapat petunjuk bahwa tukang ugal (pengembat tabuh) masih hidup dan berada di wilayah Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan. “Karena begitu nanti materi dirangkum keseluruhan dalam penghargaan di PKB akan menceritakan kehidupan Ketut Maria hingga menjadi Maestro. Sehingga nanti kami juga akan undang murid beliau ikut menyaksikan,” jelas Suryati.
Dia juga menambahkan selain untuk membuat rangkuman materi, penelusuran jejak ini bagian dari upaya merekonstruksi tarian yang diciptakan. Sebab tak hanya Tari Oleg Tambulilingan, Kebyar Duduk, dan Tari Terompong, lewat muridnya Ketut Maria juga meciptakan tarian yang dibawa tampil ke Eropa. Seperti Tari Sabung Ayam, Tari Capung, hingga Tari Burung Kekelik. Sayangnya tiga tarian tersebut tidak ada penerusnya sehingga sulit`untuk melakukan rekonstruksi. “Sebenarnya dari Provinsi Bali kami diminta untuk menelusuri Tari Sabung Ayam namun dokumentasinya maupun muridnya tidak ada yang mengetahui secara pasti,” jelasnya.
Kendatipun demikian, Dinas Kebudayaan masih tetap akan berusaha untuk mencari jejak tersebut lewat sumber lain. Termasuk mencari kelahiran I Ketut Maria lewat anaknya. Sebab ada informasi menyebutkan bahwa I Ketut Maria ini berasal dari Klungkung, namun karena Ngayah di Puri Kaleran (Banjar Pekandelan, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan) sehingga disebut dari Tabanan.
Selain itu terang Suryati ada juga yang menyebutkan I Ketut Maria ini tidak menikah, namun mengangkat anak. “Buku I Ketut Maria sudah banyak yang beredar namun berasal dari pihak lain, dan kita ingin merangkum yang asli, lewat ajang ini kita akan cari kebenaranya dan rangkum bertahap,” tegas Suryati.
Dia menyebutkan kegiatan yang dilakukan pada Bidang Kesenian ini merangkum jejak I Ketut Maria tidak mudah. Selain karena waktunya singkat juga terkendala ingatan dari anak didiknya. Sebab banyak anak didik dari Ketut Maria sudah sepuh. “Banyak lupa mereka, bahkan awalnya salah satu dari anak didiknya enggan untuk ditanya, akhirnya setelah saya nari dan putarkan gambelan mau menari. Dan untuk Tari Oleg Tambulilingan gerakan sudah kami dapatkan,” terangnya. Kendatipun demikian keterangan dari yang didapat tetap akan dikumpulkan menjadi satu dengan berbagai narasumber. *des
Kiprah Ketut Maria sudah terkenal di dunia seni terutama di Kabupaten Tabanan. Bahkan namanya masih tetap dikenang sebagai pencipta Tari Oleg Tambulilingan, Kebyar Duduk, dan Tari Terompong. Sebagai wujud penghargaan I Ketut Maria juga ditetapkan sebagai nama Gedung Kesenian yang berada di areal Taman Kota Tabanan.
Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Tabanan, Ni Luh Nyoman Sri Suryati mengatakan menelusuri jejak I Ketut Maria ini bagian dari memberikan penghargaan untuk dijadikan sebagai materi PKB Tahun 2023 yang akan dilaksanakan bulan Juli nanti. “Semacam Tribute to Maria,” ujarnya, Senin (20/3) lalu.
Kata dia, penulusuran saat ini masih tahap melengkapi data. Terakhir telah dilakukan rekam jejak mencari murid dari I Ketut Maria. Dari hasil itu ditemukan dua muridnya yang sempat diajak keliling Eropa sebanyak dua kali pada tahun 1957 dan 1963. Muridnya itu adalah Sagung Alit Arum Mini dari Puri Beng, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan dan Ni Ketut Niti berasal dari Banjar Pangkung, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan. “Kami menemui muridnya ini untuk mencari gerakan khas tarian dari hasil ciptaanya I Ketut Maria. Seperti tarian khas Tari Oleg Tambulilingan. Karena dulu sesuai informasi I Ketut Maria melatih beda gerakan. Jadi kami mencari gerakan yang khas di Tabanan,” ungkap Sri Suryati.
Menurutnya, dari rekam jejak yang akan dilakukan, tak hanya mencari gerak tari saja, tetapi mencari lagu tabuh. Untuk tabuh sudah mendapat petunjuk bahwa tukang ugal (pengembat tabuh) masih hidup dan berada di wilayah Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan. “Karena begitu nanti materi dirangkum keseluruhan dalam penghargaan di PKB akan menceritakan kehidupan Ketut Maria hingga menjadi Maestro. Sehingga nanti kami juga akan undang murid beliau ikut menyaksikan,” jelas Suryati.
Dia juga menambahkan selain untuk membuat rangkuman materi, penelusuran jejak ini bagian dari upaya merekonstruksi tarian yang diciptakan. Sebab tak hanya Tari Oleg Tambulilingan, Kebyar Duduk, dan Tari Terompong, lewat muridnya Ketut Maria juga meciptakan tarian yang dibawa tampil ke Eropa. Seperti Tari Sabung Ayam, Tari Capung, hingga Tari Burung Kekelik. Sayangnya tiga tarian tersebut tidak ada penerusnya sehingga sulit`untuk melakukan rekonstruksi. “Sebenarnya dari Provinsi Bali kami diminta untuk menelusuri Tari Sabung Ayam namun dokumentasinya maupun muridnya tidak ada yang mengetahui secara pasti,” jelasnya.
Kendatipun demikian, Dinas Kebudayaan masih tetap akan berusaha untuk mencari jejak tersebut lewat sumber lain. Termasuk mencari kelahiran I Ketut Maria lewat anaknya. Sebab ada informasi menyebutkan bahwa I Ketut Maria ini berasal dari Klungkung, namun karena Ngayah di Puri Kaleran (Banjar Pekandelan, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan) sehingga disebut dari Tabanan.
Selain itu terang Suryati ada juga yang menyebutkan I Ketut Maria ini tidak menikah, namun mengangkat anak. “Buku I Ketut Maria sudah banyak yang beredar namun berasal dari pihak lain, dan kita ingin merangkum yang asli, lewat ajang ini kita akan cari kebenaranya dan rangkum bertahap,” tegas Suryati.
Dia menyebutkan kegiatan yang dilakukan pada Bidang Kesenian ini merangkum jejak I Ketut Maria tidak mudah. Selain karena waktunya singkat juga terkendala ingatan dari anak didiknya. Sebab banyak anak didik dari Ketut Maria sudah sepuh. “Banyak lupa mereka, bahkan awalnya salah satu dari anak didiknya enggan untuk ditanya, akhirnya setelah saya nari dan putarkan gambelan mau menari. Dan untuk Tari Oleg Tambulilingan gerakan sudah kami dapatkan,” terangnya. Kendatipun demikian keterangan dari yang didapat tetap akan dikumpulkan menjadi satu dengan berbagai narasumber. *des
1
Komentar