Dadong 80 Tahun Tewas Dibantai Cicitnya
Sebelum membunuh kumpi, pelaku Wayan Agus Arnawa juga pernah aniaya ibu kandungnya hingga masuk rumah sakit
Wayan Murja terkejut melihat ada kaki manusia teronggok nyangkut di rumpun bambu. Setelah diamati, ternyata kaki teronggok itu bagian tubuh Dadong Wayan Uyut yang sudah dalam kondisi tewas. Mayat korban tertutup rerumputan, yang diduga sengaja ditumpuk pelaku agar tidak terlihat.
Dalam kondisi terkejut, saksi Wayan Murja kemudian menyampaikan temuan heboh ini kepada warga sekitar. Laporan pun berlanjut ke Polsek Payangan. "Awalnya saya melihat ada kaki muncul di antara pohon bambu yang tertimbun tanah dan rumput. Setelah saya dekati, ternyata mayat orang," cerita Wayan Murja kepada NusaBali.
Sementara, jajaran Polsek Payangan langsung meluncur ke lokasi TKP begitu mendapat laporan. Bersama warga setempat, petugas kepolisian mengevakuasi jasad perempuan sepuh yang teridentifikasi Dadong Wayan Uyut. Petugas sekalian melakukan oleh TKP dan meminta keterangan saksi-saksi.
Jenazah Dadong Wayan Uyut sendiri kemarin siang sempat dibawa ke Puskesmas Payangan, untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sore harinya, jenazah korban dikuburkan keluarganya di Setra Desa Pakraman Kerta.
Dari hasil pemeriksaan luar yang dilakukan tim medis Puskesmas Payangan, korban Dadong Uyut diduga telah meninggal lebih dari 6 jam sebelum ditemukan. "Korban mengalami luka tusuk pada dada sebelah kanan. Kira-kira korban meninggal dunia lebih dari 6 jam yang lalu," jelas dokter di Puskesmas Payangan, dr Dewa Wira Saskara
Sedangkan Kapolsek Payangan, AKP Gede Endrawan, mengatakan korban Dadong Uyut diduga kuat dibunuh terlebih dulu menggunakan sebilah pisau belati di dalam kamar bangunan Bale Daja rumahnya. Dari hasil olah TKP, petugas menemukan sebilah pisau belati di Bale Daja rumah keluarga korban. Pisau belati ini berisi bercak darah, yang diduga telah digunakan membunuh korban. “Selain itu, di lantai kamarnya juga ditemukan ceceran darah yang sudah mengering," jelas Kapolsek Gede Endrawan.
Pelaku pembunuhan sadis mengarah ke I Wayan Agus Arnawa, yang notabene merupakan cicit dari korban Dadong Uyut. Pasalnya, sebelum peristiwa maut, pemuda berusia 22 tahun yang dikenal kolok (tidak bisa bicara lancar) dan punya riwayat sakit gangguan jiwa ini sempat pernah cekcok dengan korban, karena minta uang tapi tidak dikasi.
Selain itu, Wayan Agus Arnawa juga diketahui kabur dari rumahnya bersamaan dengan menghilangnya korban Dadong Uyut. Pelaku kabur dengan membawa uang Rop 5 juta milik korban. Ada tetangga yang melihat Agus Arnawa kabur naik motor, Kamis pagi sekitar pukul 06.00 Wita.
Menurut Kepala Dusun (Kadus) Marga Tengah, Desa Kerta, I Kadek Dwi Widana, pelaku Agus Arnawa kabur dengan motor Scoopy warna putih lengkap mengenakan helm. “Pelaku juga mengambil uang tunai Rp 5 juta dari tas korban,” jelas Kadek Dwi Widana.
Dwi Widana mengisahkan, bukan sekali ini Agus Arnawa melakukan aksi penganiayaan lingkup keluarga. Sebelumnya, Oktober 2016 lalu, pemuda kolok (tidak bisa bicara) ini juga sempat menyiksa ibu kandungnya, Ni Nyoman Sukarmi (almarhum). “Waktu itu, ibunya disiksa hingga harus dirawat slama tiga hari di Ruang ICU RSUD Sanjiwani Gianyar,” kenang Dwi Widana.
Pelaku Agus Arnawa sendiri merupakan anak dari pasangan I Wayan Putrayasa, 42, dan Ni Nyoman Sukarmi (almr). Sedangkan ayahnya, Wayan Putrayasa, merupakan cucu dari korban Dadong Uyut. Wayan Putrayasa ini adalah putra dari Ni Wayan Ranes, 60, yang merpakan anak semata wayang korban Dadong Uyut.
Selama ini, pelaku Agus Arnawa tinggal bertiga dengan sang nenek, Wayan Ranes, dan korban Dadong Uyut (kumpinya). Mereka menempati kamar berbeda. Korban Dadong Uyut biasa tidur bersama putrinya, Wayan Ranes (nenek pelaku) di bangunan Bale Daja. Sedangkan ayah pelaku, Wayan Putrayasa, sudah menikah lagi pasca meninggaknya sang istri, Nyoman Sukarmi. Putrayasa bersama istri mudanya kini tinggal terpisah di pondokan yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumahnya.
Sementara itu, anak korban, Wayan Ranes, mengaku tidak melihat kejadian pembunuhan terhadap ibundanya yang dilakukan sang cucu. Ketika Wayan Ranes bangun tidur, Kamis pagi pukul 06.30 Wita, ibunya yang berusia 80 tahun itu sudah tidak ada di dalam kamar.
"Saat tyang bangun, ibu sudah tidak ada di kamar. Sempat tiyang cari-cari, tapi tidak ketemu," cerita perempuan berusia 60 tahun ini. Sampai akhirnya Wayan Ranes terkejut karena ibunya ditemkan sudah jadi mayat di dalam rumpun bambu tepi jurang.
Hingga tadi malam, petugas kepolisian dan kelaurga masih mencari pelaku Wayan Agus Arnawa, yang menghilang pasca kejadian maut. Menurut Kapolsek Payangan, AKP Gede Endrawan, menghilangnya pelaku Agus Arnawa meresahkan masyarakat. Maklum, pelaku dianggap berbahaya, karena punya riwayat penyakit gangguan jiwa sampai pernah menganiaya ibu kandungnya.
"Karena gangguan jiwa, pelaku bahkan pernah rawat di RSJ Bangli," jelas Kapolsek Gede Endrawan. “Tapi, selama ini pelaku tampak baik-baik saja, sama seperti orang normal lainnya. Saat belanja juga bisa diajak komunikasi, meskipun dia itu kolok. Nah, setelah kejadian kali ini, warga kembali dibuat resah," imbuhnya. *nvi
Dalam kondisi terkejut, saksi Wayan Murja kemudian menyampaikan temuan heboh ini kepada warga sekitar. Laporan pun berlanjut ke Polsek Payangan. "Awalnya saya melihat ada kaki muncul di antara pohon bambu yang tertimbun tanah dan rumput. Setelah saya dekati, ternyata mayat orang," cerita Wayan Murja kepada NusaBali.
Sementara, jajaran Polsek Payangan langsung meluncur ke lokasi TKP begitu mendapat laporan. Bersama warga setempat, petugas kepolisian mengevakuasi jasad perempuan sepuh yang teridentifikasi Dadong Wayan Uyut. Petugas sekalian melakukan oleh TKP dan meminta keterangan saksi-saksi.
Jenazah Dadong Wayan Uyut sendiri kemarin siang sempat dibawa ke Puskesmas Payangan, untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sore harinya, jenazah korban dikuburkan keluarganya di Setra Desa Pakraman Kerta.
Dari hasil pemeriksaan luar yang dilakukan tim medis Puskesmas Payangan, korban Dadong Uyut diduga telah meninggal lebih dari 6 jam sebelum ditemukan. "Korban mengalami luka tusuk pada dada sebelah kanan. Kira-kira korban meninggal dunia lebih dari 6 jam yang lalu," jelas dokter di Puskesmas Payangan, dr Dewa Wira Saskara
Sedangkan Kapolsek Payangan, AKP Gede Endrawan, mengatakan korban Dadong Uyut diduga kuat dibunuh terlebih dulu menggunakan sebilah pisau belati di dalam kamar bangunan Bale Daja rumahnya. Dari hasil olah TKP, petugas menemukan sebilah pisau belati di Bale Daja rumah keluarga korban. Pisau belati ini berisi bercak darah, yang diduga telah digunakan membunuh korban. “Selain itu, di lantai kamarnya juga ditemukan ceceran darah yang sudah mengering," jelas Kapolsek Gede Endrawan.
Pelaku pembunuhan sadis mengarah ke I Wayan Agus Arnawa, yang notabene merupakan cicit dari korban Dadong Uyut. Pasalnya, sebelum peristiwa maut, pemuda berusia 22 tahun yang dikenal kolok (tidak bisa bicara lancar) dan punya riwayat sakit gangguan jiwa ini sempat pernah cekcok dengan korban, karena minta uang tapi tidak dikasi.
Selain itu, Wayan Agus Arnawa juga diketahui kabur dari rumahnya bersamaan dengan menghilangnya korban Dadong Uyut. Pelaku kabur dengan membawa uang Rop 5 juta milik korban. Ada tetangga yang melihat Agus Arnawa kabur naik motor, Kamis pagi sekitar pukul 06.00 Wita.
Menurut Kepala Dusun (Kadus) Marga Tengah, Desa Kerta, I Kadek Dwi Widana, pelaku Agus Arnawa kabur dengan motor Scoopy warna putih lengkap mengenakan helm. “Pelaku juga mengambil uang tunai Rp 5 juta dari tas korban,” jelas Kadek Dwi Widana.
Dwi Widana mengisahkan, bukan sekali ini Agus Arnawa melakukan aksi penganiayaan lingkup keluarga. Sebelumnya, Oktober 2016 lalu, pemuda kolok (tidak bisa bicara) ini juga sempat menyiksa ibu kandungnya, Ni Nyoman Sukarmi (almarhum). “Waktu itu, ibunya disiksa hingga harus dirawat slama tiga hari di Ruang ICU RSUD Sanjiwani Gianyar,” kenang Dwi Widana.
Pelaku Agus Arnawa sendiri merupakan anak dari pasangan I Wayan Putrayasa, 42, dan Ni Nyoman Sukarmi (almr). Sedangkan ayahnya, Wayan Putrayasa, merupakan cucu dari korban Dadong Uyut. Wayan Putrayasa ini adalah putra dari Ni Wayan Ranes, 60, yang merpakan anak semata wayang korban Dadong Uyut.
Selama ini, pelaku Agus Arnawa tinggal bertiga dengan sang nenek, Wayan Ranes, dan korban Dadong Uyut (kumpinya). Mereka menempati kamar berbeda. Korban Dadong Uyut biasa tidur bersama putrinya, Wayan Ranes (nenek pelaku) di bangunan Bale Daja. Sedangkan ayah pelaku, Wayan Putrayasa, sudah menikah lagi pasca meninggaknya sang istri, Nyoman Sukarmi. Putrayasa bersama istri mudanya kini tinggal terpisah di pondokan yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumahnya.
Sementara itu, anak korban, Wayan Ranes, mengaku tidak melihat kejadian pembunuhan terhadap ibundanya yang dilakukan sang cucu. Ketika Wayan Ranes bangun tidur, Kamis pagi pukul 06.30 Wita, ibunya yang berusia 80 tahun itu sudah tidak ada di dalam kamar.
"Saat tyang bangun, ibu sudah tidak ada di kamar. Sempat tiyang cari-cari, tapi tidak ketemu," cerita perempuan berusia 60 tahun ini. Sampai akhirnya Wayan Ranes terkejut karena ibunya ditemkan sudah jadi mayat di dalam rumpun bambu tepi jurang.
Hingga tadi malam, petugas kepolisian dan kelaurga masih mencari pelaku Wayan Agus Arnawa, yang menghilang pasca kejadian maut. Menurut Kapolsek Payangan, AKP Gede Endrawan, menghilangnya pelaku Agus Arnawa meresahkan masyarakat. Maklum, pelaku dianggap berbahaya, karena punya riwayat penyakit gangguan jiwa sampai pernah menganiaya ibu kandungnya.
"Karena gangguan jiwa, pelaku bahkan pernah rawat di RSJ Bangli," jelas Kapolsek Gede Endrawan. “Tapi, selama ini pelaku tampak baik-baik saja, sama seperti orang normal lainnya. Saat belanja juga bisa diajak komunikasi, meskipun dia itu kolok. Nah, setelah kejadian kali ini, warga kembali dibuat resah," imbuhnya. *nvi
1
2
Komentar