Forkom Dewi Khawatir Lahan Produktif Habis
DENPASAR,NusaBali
Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) Bali I Made Mendra Astawa mengatakan desa-desa, di Bali perlu memiliki rencana tata ruang wilayah (RTRW).
Tujuannya mengendalikan pemanfaatan tata ruang wilayah. Terutama mempertahankan lahan pertanian produktif yang terancam habis tergerus tereksploitasi untuk kepentingan di luar pertanian, khususnya fasilitas pariwisata.
"Kalau sawah sudah habis, tak bisa tergantikan," ujar Mendra Astawa, Rabu(29/3). Dia menyebut sejumlah kawasan wisata di Bali yang telah habis lahan produktifnya. Padahal, pariwisata Bali termasuk desa wisata yang mengusung spirit wisata kerakyatan berbasis kearifan lokal. Kerarifan lokal tersebut diantaranya lahan produktif persawahan dengan subaknya.
"Apa jadinya dengan pariwisata Bali jika lahan persawahan habis, " ucap Ketua Forkom Dewi Bali, asal Buleleng ini. "Karena itu perlu aturan dengan sanksi yang tegas tentang pemanfaatan lahan produktif," imbuh Mendra Astawa.
Kata dia perlu payung hukum aparat desa untuk itu. Harus ada keputusan berani, jangan jual murah lahan dengan persyaratan yang ketat. Termasuk mengatur tentang bisnis orang asing di desa. Tujuannya menjaga alam, budaya dan manusia Bali.
Mendra Astawa mengaku khawatir, jika tidak pengendalian pemanfaatan lahan produktif, laju percepatan alih fungsi lahan produktif, semakin deras. "Saya khawatir. Coba bayangkan, kalau sawah dan lahan produktif di Bali habis.." ujarnya getir. *K17.
"Kalau sawah sudah habis, tak bisa tergantikan," ujar Mendra Astawa, Rabu(29/3). Dia menyebut sejumlah kawasan wisata di Bali yang telah habis lahan produktifnya. Padahal, pariwisata Bali termasuk desa wisata yang mengusung spirit wisata kerakyatan berbasis kearifan lokal. Kerarifan lokal tersebut diantaranya lahan produktif persawahan dengan subaknya.
"Apa jadinya dengan pariwisata Bali jika lahan persawahan habis, " ucap Ketua Forkom Dewi Bali, asal Buleleng ini. "Karena itu perlu aturan dengan sanksi yang tegas tentang pemanfaatan lahan produktif," imbuh Mendra Astawa.
Kata dia perlu payung hukum aparat desa untuk itu. Harus ada keputusan berani, jangan jual murah lahan dengan persyaratan yang ketat. Termasuk mengatur tentang bisnis orang asing di desa. Tujuannya menjaga alam, budaya dan manusia Bali.
Mendra Astawa mengaku khawatir, jika tidak pengendalian pemanfaatan lahan produktif, laju percepatan alih fungsi lahan produktif, semakin deras. "Saya khawatir. Coba bayangkan, kalau sawah dan lahan produktif di Bali habis.." ujarnya getir. *K17.
1
Komentar