Sebagian Wilayah Bali Masuki Musim Peralihan, BMKG Ingatkan Masih Ada Potensi Hujan Disertai Petir
MANGUPURA, NusaBali.com – Sebagian wilayah Bali kini sudah memasuki musim peralihan hujan ke kemarau. Meski demikian, hujan dengan intensitas sedang hingga hujan disertai petir masih berpotensi terjadi.
Prakirawan Cuaca Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Putu Agus Dedy Permana menerangkan berdasarkan data hujan terakhir secara umum, wilayah Bali masih memasuki musim hujan.
“Walaupun demikian, saat ini wilayah Bali sudah ada terindikasi memasuki musim peralihan yaitu Bali bagian selatan dan sebagian wilayah Bali bagian tengah dan timur,” ujar Agus Dedy saat dikonfirmasi pada Jumat (31/3/2023) siang.
Lebih lanjut ia menjelaskan, hingga Minggu (2/4/2023) ke depan, kondisi cuaca secara umum diprediksi cerah berawan dan berawan namun masih berpotensi hujan ringan hingga sedang di sebagian besar wilayah Bali. Sementara, suhu udara berkisar diantara 23 sampai 34 derajat dengan kelembapan berkisar antara 60 hingga 90 persen.
Sedangkan angin bertiup dari arah selatan ke barat dengan kecepatan berkisar antara 5 sampai 32 kilometer per jam dan tinggi gelombang laut di perairan utara Bali berkisar antara 0.25 hingga 1 meter, di perairan selatan Bali berkisar antara 0.75 sampai 2.5 meter, di Selat Bali berkisar antara 0.75 hingga 2 meter, sedangkan di Selat Lombok berkisar antara 0.75 sampai 2.5 meter.
“Secara umum angin masih dalam keadaan normal. Tetapi masih perlu diwaspadai adanya potensi hujan yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat terutama di Bali bagian barat, tengah, timur, dan utara,” terangnya.
Kondisi ini dikatakannya disebabkan oleh peningkatan aktivitas konveksi akibat kondisi labilitas yang kuat di wilayah Bali. Kondisi ini mendukung pertumbuhan awan hujan secara lokal di wilayah Bali. Selain itu, suhu muka laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar antara 28 hingga 30 derajat celcius sehingga suhu muka laut yang hangat dapat meningkatkan potensi penguapan atau penambahan massa uap air di wilayah Bali. Selain itu juga disebabkan oleh massa udara basah yang terkonsentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 200 mb (12.000 meter).
“Wilayah Bali yang berpotensi hujan masih berpeluang terjadi di sebagian besar wilayah Bali terutama di Bali bagian Barat, Tengah, Timur, dan Utara. Untuk kondisi hujan sampai Minggu (2/4/2023) berpeluang terjadi terutama pada siang hingga malam hari,” imbuhnya.
Agus Dedy menuturkan selain hujan yang patut diwaspadai oleh masyarakat adalah potensi hujan yang dapat disertai petir dan kilat di wilayah Bali bagian barat, tengah, utara, dan timur serta tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2.0 meter atau lebih di Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, perairan selatan Bali dan Samudera Selatan Hindia Selatan Bali.
Ia pun turut menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan kilat atau petir.
“Selain itu untuk masyarakat umum, nelayan dan pelaku kegiatan Wisata Bahari mewaspadai potensi tinggi gelombang laut yang dapat mencapai dua meter atau lebih di sekitar perairan selatan Bali. Serta selalu memerhatikan informasi BMKG khususnya peringatan dini cuaca atau iklim ekstrem,” tutupnya. *ris
“Walaupun demikian, saat ini wilayah Bali sudah ada terindikasi memasuki musim peralihan yaitu Bali bagian selatan dan sebagian wilayah Bali bagian tengah dan timur,” ujar Agus Dedy saat dikonfirmasi pada Jumat (31/3/2023) siang.
Lebih lanjut ia menjelaskan, hingga Minggu (2/4/2023) ke depan, kondisi cuaca secara umum diprediksi cerah berawan dan berawan namun masih berpotensi hujan ringan hingga sedang di sebagian besar wilayah Bali. Sementara, suhu udara berkisar diantara 23 sampai 34 derajat dengan kelembapan berkisar antara 60 hingga 90 persen.
Sedangkan angin bertiup dari arah selatan ke barat dengan kecepatan berkisar antara 5 sampai 32 kilometer per jam dan tinggi gelombang laut di perairan utara Bali berkisar antara 0.25 hingga 1 meter, di perairan selatan Bali berkisar antara 0.75 sampai 2.5 meter, di Selat Bali berkisar antara 0.75 hingga 2 meter, sedangkan di Selat Lombok berkisar antara 0.75 sampai 2.5 meter.
“Secara umum angin masih dalam keadaan normal. Tetapi masih perlu diwaspadai adanya potensi hujan yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat terutama di Bali bagian barat, tengah, timur, dan utara,” terangnya.
Kondisi ini dikatakannya disebabkan oleh peningkatan aktivitas konveksi akibat kondisi labilitas yang kuat di wilayah Bali. Kondisi ini mendukung pertumbuhan awan hujan secara lokal di wilayah Bali. Selain itu, suhu muka laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar antara 28 hingga 30 derajat celcius sehingga suhu muka laut yang hangat dapat meningkatkan potensi penguapan atau penambahan massa uap air di wilayah Bali. Selain itu juga disebabkan oleh massa udara basah yang terkonsentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 200 mb (12.000 meter).
“Wilayah Bali yang berpotensi hujan masih berpeluang terjadi di sebagian besar wilayah Bali terutama di Bali bagian Barat, Tengah, Timur, dan Utara. Untuk kondisi hujan sampai Minggu (2/4/2023) berpeluang terjadi terutama pada siang hingga malam hari,” imbuhnya.
Agus Dedy menuturkan selain hujan yang patut diwaspadai oleh masyarakat adalah potensi hujan yang dapat disertai petir dan kilat di wilayah Bali bagian barat, tengah, utara, dan timur serta tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2.0 meter atau lebih di Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, perairan selatan Bali dan Samudera Selatan Hindia Selatan Bali.
Ia pun turut menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan kilat atau petir.
“Selain itu untuk masyarakat umum, nelayan dan pelaku kegiatan Wisata Bahari mewaspadai potensi tinggi gelombang laut yang dapat mencapai dua meter atau lebih di sekitar perairan selatan Bali. Serta selalu memerhatikan informasi BMKG khususnya peringatan dini cuaca atau iklim ekstrem,” tutupnya. *ris
1
Komentar