SLB Jimbaran Masih Kekurangan Guru
MANGUPURA, NusaBali - Sebanyak 244 anak-anak berkebutuhan khusus dari lima kategori ketunaan, mengenyam pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Badung yang terletak di Jalan Bypass Ngurah Rai, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan.
Total ratusan siswa itu mendapatkan bimbingan dan pelajaran dari 33 guru. Meski begitu masih ada tiga ketunaan yang belum mendapat guru berkemampuan mengajar anak berkebutuhan khusus.
Kepala SLB Negeri 1 Badung Ni Nyoman Suwastarini, mengatakan keseluruhan siswa dari kelas 1 SD hingga SMA di SLB Negeri 1 Badung atau bisa dikenal SLB Jimbaran ini sebanyak 244 siswa. Yang paling banyak anak-anak yang duduk di bangku SD, dengan 6 kelas. Diakui Suwastarini, dari keseluruhan siswa, ada lima ketunaan yang sekolah di SLB Jimbaran, yakni tunagrahita, tunarungu, tunadaksa, tunanetra dan autis. “Dari total itu, yang paling dominan di SLB ini dari tunagrahita,” jelasnya belum lama ini.
Suwastarini menjelaskan, tunagrahita adalah anak dengan hambatan intelektual, kemudian tunarungu merupakan anak dengan hambatan pendengaran dan bicara. Sementara, tunadaksa adalah anak dengan hambatan gerak. Selanjutnya tunanetra adalah anak dengan hambatan penglihatan terganggu dan terkahir adalah autis yakni anak dengan hambatan sosial dan prilaku.
Masih menurut Suwastarini, dari total lima ketunaan yang ada di SLB Jimbaran, baru ada dua guru spesial ketunaan yakni tunagrahita dan tunadaksa. Sementara tunarungu, tunanetra dan autis belum ada guru berkemampuan mengajar anak berkebutuhan khusus. Contohnya, kata dia, untuk guru tunrungu, harus ada guru khusus yang memang mengajarkan tentang speech therapy. Kemudian, gurutuna netra khusus untuk mengajar cara membaca braille, mengenal lingkungan dan memanfaatkan tongkat dengan lingkungan atau situasi sekitar. Dan terakhir adalah guru autis yang mengajarkan kekhususan anak dan memberikan terapi perilaku dan konsentrasi.
“Dari total guru itu ada 33 orang di SLB Jimbaran ini. Ya, ini memang belum maksimal karena masih ada kekurangan guru, khususnya di tiga ketunaan. Karena harus ada guru yang memang bidangnya di setiap ketunaan,” kata Suwastarini yang menjabat Kepala SLB Jimbaran sejak Maret 2021 silam.
Lebih lanjut dikatakan, idealnya satu guru mendampingi lima anak. Namun, nyatanya saat ini satu guru mendampingi 10-15 anak. Kondisi ini, kata dia, sudah diajukan penambahan guru ke pihak terkait. Namun, belum bisa terpenuhi.
Dia berharap ke depan akan ada banyak guru yang memang fokus dalam penanganan anak-anak berkebutuhan khusus, sehingga bisa mengakomodir siswa yang ada di SLB Jimbaran. “Kita sering mengajukan, bahkan setiap tahun kita ajukan terkait kekurangan guru di SLB. Tapi, memang nyatanya belum ada. Kita juga tidak bisa paksakan, sehingga memaksimalkan guru yang ada saat ini saja,” kata Suwastarini. 7 dar
Komentar