Bentrok Ormas PGN Vs Mahasiswa Papua, Dihujani Batu, Dua Orang Alami Patah Tangan
Bentrokan yang berlangsung singkat itu mengakibatkan enam orang korban luka-luka dari kubu Ormas PGN. Selesai bentrok, puluhan mahasiswa tersebut kabur dari lokasi dan tidak melanjutkan demo.
DENPASAR, NusaBali
Bentrokan pecah antara Ormas Patriot Garuda Nusantara (PGN) Bali dengan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) saat hendak melakukan aksi demo di Simpang Jalan Sudirman, Denpasar, Sabtu (1/4) siang. Akibatnya, enam orang pentolan Ormas PGN mengalami luka- luka karena dihajar pendemo. Bahkan Ketua PGN Bali, Daniar Trisasongko dan Panglima Komando PGN Wilayah Bali Gus Yadi mengalami patah tangan.
Informasi yang dihimpun NusaBali, enam korban kekerasan oleh pentolan AMP dalam peristiwa tersebut yakni Gus Yadi, Daniar, Aang, Ferdian, Ajik Gampar, dan Gondrong. Gus Yadi, Daniar dan Ferdian harus dilarikan ke RS Bhayangkara Trijata Polda Bali. Aang dan Ajik Gampar dirawat di RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar. Sementara Gondrong hanya rawat jalan.
Sebelum terjadi bentrokan, puluhan orang dari AMP berkumpul di Gang Teknik, Jalan Dr Goris, dekat Kampus Pariwisata, Universitas Udayana (Unud). Mereka hendak melakukan aksi demo soal Hak Asasi Manusia (HAM) dan Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua. Saat bergerak menuju traffic light Simpang Sudirman untuk orasi, rombongan AMP dihadang oleh sekelompok pentolan Ormas PGN. Akibatnya, keributan pecah dan berujung bentrok.
Bentrokan yang berlangsung singkat itu mengakibatkan enam orang korban luka-luka dari kubu Ormas PGN. Selesai bentrok, puluhan mahasiswa tersebut kabur dari lokasi dan tidak melanjutkan demo. “Kejadiannya berlangsung singkat. Para mahasiswa tidak jadi demo dan memilih kabur dari lokasi kejadian,” ungkap sumber NusaBali di lapangan.
Rencana demo para mahasiswa asal Bumi Cendrawasih itu sebenarnya sudah diantisipasi pihak Polresta Denpasar. Bahkan Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Bambang Yugo Pamungkas turun langsung ke Pojok Sudirman memimpin apel kesiapan pengamanan.
Kapolresta Yugo Pamungkas dalam arahannya mengatakan, AMP memang sudah ‘langganan’ melaksanakan aksi. Tujuannya, agar eksistensinya tetap diakui. Perwira melati tiga di pundak ini meminta kepada anggotanya untuk tidak membawa senpi (senjata api). Jajarannya diminta mengikuti komando tentang langkah pengamanan di lapangan. “Laksanakan pengamanan aksi ini dengan humanis dan berikan pelayanan kepada peserta aksi maupun pengguna jalan atau masyarakat. Kalau ditemukan tindak kekerasan kita laksanakan upaya hukum dan memberikan pertolongan kepada korban,” ujar Yugo Pamungkas.
Dikonfirmasi terpisah Ketua PGN Bali Daniar Trisasongko mengatakan bentrokan berawal dari cekcok mulut. Para mahasiswa itu menarik bendera merah putih hingga robek. Akibat bendera itu dirobek para mahasiswa kondisi memanas hingga terjadi bentrok. Para mahasiswa melempar batu ke arah pentolan Ormas PGN. Lemparan batu yang membabi buta itu, mengenai telinga kanannya. Selain itu ada juga yang menarik paksa tangannya hingga jari kelingkingnya patah. Akibatnya dia harus mendapatkan perawatan intensif di RS Bhayangkara Trijaya Polda Bali. Dianiar melanjutkan, hal serupa juga dialami oleh anggota PGN lainnya. Gus Yadi kena lemparan batu pada bagian perut hingga terjatuh dan mengakibatkan tangannya patah.
Daniar mengatakan, pihaknya mendengar informasi AMP mengajukan surat pemberitahuan demo ke Polresta Denpasar. Dalam surat pemberitahuan itu, AMP berencana demo di Simpang Sudirman. Polresta Denpasar meminta untuk tidak mengggelar aksi di Simpang Sudirman. “Mereka tetap paksa demo, dengan alasan tak perlu izin dan cukup pemberitahuan saja. Segala kemungkinan yang terjadi dari aksi itu adalah tugas dari polisi untuk melakukan pengamanan,” ungkap pria yang juga advokat ini.
Mendengar informasi itu, PGN juga mengajukan surat untuk melakukan aksi di lokasi yang sama di Polresta Denpasar. PGN memang dari dulu menolak segala bentuk permintaan AMP yang dinilai pro separatis. Hingga kemarin, PGN menghadang para mahasiswa tersebut untuk tidak ke Simpang Sudirman melaksanakan demo. “Mereka mengatakan menyuarakan HAM di Papua. Saya tanya, bagaimana dengan para pekerja yang dibunuh dan pilot Susi Air yang hingga kini disandera ? Mengapa tidak demo ? Itukan HAM juga. Ternyata mereka ini niatnya bikin rusuh. Mereka bawa batu di dalam kardus untuk melempar kami," pungkasnya.
Sementara dari pihak AMP belum ada yang bisa dikonfirmasi. Namun, dari postingan di Grup FB (facebook) AMP ada 13 orang jadi korban. Versi postingan FB itu, para pendemo mengaku dihadang oleh Ormas PGN. Sempat negosiasi, namun tidak menemui jalan dan malah berujung bentrokan. pol
Komentar