FSGI: Calistung Terlalu Dini dapat Ganggu Mental Anak
JAKARTA, NusaBali - Tes baca tulis dan hitung (calistung) yang selama ini diterapkan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Dasar (SD) dinilai dapat menganggu mental anak, demikian disampaikan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI).
Sekjen FSGI, Heru Purnomo menjelaskan bila merujuk pada pengertiannya, calistung adalah singkatan dari baca, tulis dan berhitung. Calistung, kata Heru, merupakan pembelajaran dasar yang perlu anak pahami sejak dini guna mempermudahnya menerima pelajaran-pelajaran di masa depan. Dengan calistung anak akan diajarkan untuk mengenal huruf dan angka.
“Namun, harus berhati-hati saat mengajarkan calistung pada anak. Ajarkan sesuai porsinya. Orangtua disarankan untuk menghindari mengajarkan calistung pada si kecil terlalu berat. Sebab, hal tersebut dapat mengganggu mental anak dan akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak," ujar Heru Purnomo, Kamis (30/3).
Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti menyebutkan rencana pemerintah untuk menghilangkan tes calistung dalam PPDB sekolah dasar perlu dibarengi dengan pembenahan buku buku teks pelajaran kelas 1 SD.
"Kami mendorong Kemendikbud Ristek yang meniadakan tes calistung PPDB SD harus disertai pembenahan buku-buku teks pelajaran kelas 1 SD. Karena, buku-buku teks jenjang SD saat ini justru bertentangan dengan kebijakan Mendikbud yang meniadakan Calistung untuk PPDB SD," ujar Retno Listyarti.
Buku teks kelas 1 SD saat ini sudah didominasi dengan tulisan dan bacaan yang panjang-panjang. Selain itu, pelajaran berhitungnya juga sudah rumit, misalnya sudah ada pengurangan dengan angka angka yang cukup besar.
"Sehingga anak bingung dengan istilah berhitung dengan disimpan angkanya atau pinjam ke angka sebelahnya yang puluhan atau yang ratusan," ucap Retno. 7
1
Komentar