Pengelola Besakih Pakai Tenaga Sementara
Badan Pengelola Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih tengah mengumumkan perekrutan 20 kepala urusan.
AMLAPURA, NusaBali
Badan Pengelola Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih dipimpin Kepala Badan I Gusti Lanang Muliarta, memanfaatkan tenaga sementara dalam melayani ribuan pamedek selama Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih. Puncak karya pada Purnama Kadasa, Buda Umanis Prangbakat, Rabu (5/4).
Kata dia, badan belum punya tenaga permanen untuk pengelolaan jangka panjang. “Kami memanfaatkan tenaga sementara, jumlahnya 78 orang. Begitu Gubernur Bali mengukuhkan Badan Pengelola Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih, Jumat (24/3), berlanjut merekrut tenaga sementara itu, agar bisa langsung bekerja,” jelas Lanang Muliarta, di ruang kerjanya, Gedung Parkir Pura Manik Mas Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Minggu (2/4).
Tujuannya, lanjut dia, agar tidak kewalahan melayani ribuan umat selama Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh, 5 - 26 April 2023. Sedangkan untuk mengisi kekosongan personal pada 20 jabatan kepala urusan, Badan Pengelola Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih tengah mengumumkan perekrutan 20 kepala urusan itu. Dari 20 jabatan itu, di antaranya, kepala urusan sumber daya manusia, kepala urusan keuangan, kepala urusan hubungan masyarakat, dan lain-lain.
Pendaftarannya 1 - 14 April, pelamar langsung membawa berkas lamaran ke Sekretariat Badan Pengelola Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih. Pada 16 April, pengumuman hasil seleksi administrasi dan jadwal tes tulis, dan wawancara menyusul.
Disinggung apa tidak kewalahan melayani pamedek selama Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh, menurut I Lanang Muliarta, telah diantisipasi. “Sementara 78 tenaga yang kami rekrut ber SK Kepala Badan, tenaga itu kami optimalkan dalam bertugas,” katanya.
Nanti setelah tuntas merekrut 20 kepala urusan, maka 78 tenaga yang bersifat sementara itu masa kerjanya berakhir. “Silakan yang 78 orang itu, apakah mau lanjut kerja, mesti melamar lagi, akan ada lowongan menyusul, kalau tidak akan tergantikan dengan tenaga yang lain,” tambah pendiri Yayasan Bali Kuno Santhi, di Jro Tumbuk, Banjar Santhi, Desa/Kecamatan Selat, tersebut.
Antisipasi lainnya, lanjut alumnus ITB Bandung 1990 ini, mengingat terbatasnya ketersediaan mobil listrik, tersedia 40 mobil listrik untuk melayani ribuan pamedek, maka yang terlayani mobil listrik pamedek lansia dan anak-anak. “Jika ada pamedek anak-anak bersama orangtuanya, maka satu rombongan itu terangkut, begitu juga pamedek lansia,” tambah ayah tiga anak tersebut.
Jika pamedeknya usia muda, tidak dapat layanan mobil listrik. “Ya mesti jalan kaki dari Gedung Parkir Pura Manik Mas Besakih,” ujarnya.7k16
1
Komentar