BI Bali Siapkan Rp 4,9 Triliun Uang Tunai Jelang Lebaran
DENPASAR,NusaBali
Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Bali Provinsi Bali menyiapkan Rp 4,9 triliun mengantisipasi peningkatan kebutuhan tunai jelang Hari Raya Idul Fitri 1.444 Hijrah.
Sedang jumlah kebutuhan uang tunai pada periode Lebaran 2023 ini diperkirakan Rp2,9 triliun. Hal tersebut disampaikan Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah dan Manajemen Intern (SPPURMI) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali (KPwBI Bali), Agus Sistyo Widjajati, Senin (3/4). “Itu untuk Provinsi Bali selama periode Ramadhan ini,” ujarnya di sela-sela kegiatan perdana layanan penukaran uang tunai kas keliling KPwBI di Pasar Badung, Denpasar.
Selama sepekan terakhir, menurut Agus Sistyo Widjajati sudah keluar Rp600 miliar. Sehingga dari (perkiraan) Rp2,9 triliun berarti posisinya Rp2,3 triliun. “Itu prediksi kita dari Rp2,9 triliun,” jelasnya. Diterangkannya telah cair Rp600 miliar pada minggu terakhir, karena kegiatan penukaran juga sudah dilakukan sebelumnya melalui perbankan.
Layanan kas keliling KPwBI Bali untuk sementara melayani 200 orang penukar setiap hari. Keseluruhan jelang Lebaran 2023 ini disiapkan 16 titik atau lokasi penukaran uang. Jumlah tersebut bertambah 3 titik dibandingkan pada tahun 2022 sebanyak 13 titik.
Penukaran dilakukan dengan menggunakan aplikasi (digital) dengan tujuan mempercepat proses pelayanan, sehingga tidak terlalu lama antre. Hal itu karena penukar sudah diketahui lokasi dan jamnya (waktunya). Namun demikian, bagi masyarakat yang melakukan penukaran secara manual atau langsung tetap dilayani.
Selain melalui layanan kas keliling, layanan penukaran uang juga melalui kantor-kantor perbankan. Keseluruhan ada 206 lokasi (kantor bank) di Bali yang melayani penukaran uang. Kantor-kantor bank diminta tidak menolak kalau ada masyarakat melakukan penukaran. “Karena uang cash-nya sudah kita penuhi,” lanjut Agus Sistyo Widjajati.
Sistyo Widjajati memastikan mendekati Lebaran penukaran uang akan semakin meningkat jumlahnya. Wisatawan yang datang ke Bali, dikatakan akan mempengaruhi peningkatan jumlah uang tunai di masyarakat. Puncak pemintaan penukaran uang diperkirakan terjadi menjelang cuti bersama 14-19 April nanti. Pada periode tersebut, KPwBI Bali akan melakukan layanan kas keliling bersama seluruh perbankan di satu titik atau lokasi pada periode tanggal 14-18 April.
Membeludaknya penukaran uang oleh masyarakat pada periode jelang Lebaran, menurut Agus Sistyo karena pertama kali pasca Covid-19 yang dibuka lebih luas. Peningkatan kebutuhan uang tunai, lanjutnya karena makin tingginya aktifitas ekonomi masyarakat. Aktifitas di antaranya untuk transaksi, termasuk untuk pemenuhan-pemenuhan kebutuhan masyarakat. Kedua, kebutuhan transaksi, selain dipicu oleh masyarakat Bali, juga karena kedatangan wisatawan yang diprediksi semakin meningkat datang ke Bali. Dimana wisatawan tentu butuh uang untuk belanja, menikmati kuliner, termasuk perputaran kebutuhan uang tunai di money changer.
Dari pantauan, layanan penukaran uang kas keliling KPwBI Bali di Pasar Badung, diramaikan warga yang melakukan penukaran uang. Untuk pecahan Rp 20.000 sebanyak Rp 2 juta. Pecahan Rp 10.000 dengan nilai maksimal Rp 1 juta. Kemudian pecahan Rp 5.000, dengan nilai Rp 500 ribu. Selanjutnya pecahan Rp 2.000 sejumlah Rp 200 ribu dan pecahan Rp 1.000 dengan nilai seluruhnya Rp 100 ribu. “Paling banyak dicari pecahan Rp 20.000, Rp.10.000 dan Rp 5.000. Ya biasa tradisi (pemberian nanti),” ucap seorang warga yang antre.
Penukaran dilakukan dengan menggunakan aplikasi (digital) dengan tujuan mempercepat proses pelayanan, tidak terlalu lama antre, karena sudah diketahui lokasi dan jam-nya (waktunya). Namun demikian, bagi masyarakat melakukan penukaran secara manual atau langsung untuk keperluan mendesak, juga dilayani. Waktu penukaran uang mulai pukul 10.00 Wita sampai pukul 12.00 Wita.
Putri, salah seorang warga yang terlihat antre melakukan penukaran secara langsung. “Karena tadi malam kuotanya sudah penuh. Ya saya antre tadi pakai nomor antrean,” ujarnya. Kata dia, penggunaan aplikasi bagus. Hanya saja menurutnya slot-nya (kuota) perlu diperbanyak. Agus Subrata, warga lainnya menuturkan dia menukarkan uang memang untuk persiapan Lebaran. “Untuk tradisi nanti untuk dibagi ke anak-anak,” ucapnya. Pria asal Denpasar ini menuturkan akan bersilaturahmi ke rumah mertuanya di Banyuwangi, Jawa Timur. Kata dia, sudah 3 tahun, akibat pandemi dia, istri dan anak-anaknya tak bisa mudik. Sekarang waktu sudah memungkinkan, karena pandemi sudah selesai, dia berencana silaturahmi. “Makanya ikut nukar uang,” ujarnya.
Tidak saja untuk warga yang akan merayakan Idul Fitri atau Lebaran, kalangan pedagang di Pasar Badung juga memanfaatkan layanan kas keliling KPwBI Bali untuk transaksi. “Tadi lihat mobil (layanan penukaran uang KPwBI) oleh teman (pedagang) diminta nukar uang cari pecahan seribu,” ujar Jero Sekar, seorang buruh suwun.
Setelah di Pasar Badung, Senin kemarin, layanan penukaran uang KPwBI Bali akan berlanjut di tempat lain, yakni Pasar Kereneng Selasa (4/4), Pasar Sanglah Rabu (5/4). Selanjutnya pada Kamis 6 April di Pasar Kuta 1. Pasar Kedonganan 10 April. Pada 11 April di Pasar Pemogan. Pasar Kampial, 12 April dan pada 13 April di Pasar Padangsambian. Selain itu, KPwBI Bali akan jemput bola ke tempat-tempat keramaian titik keberangkatan para pemudik. Di antaranya di Terminal Mengwi, Badung, Pelabuhan Padangbai, Karangsem.
Puncak pemintaan penukaran uang diperkirakan terjadi menjelang cuti bersama 14-19 April. Pada periode tersebut, KPwBI Bali akan melakukan layanan kas keliling bersama seluruh perbankan di satu titik atau lokasi pada periode tanggal 14-18 April. *k17
1
Komentar