Survei: Elektabilitas PDIP Teratas, Gerindra Kedua
PDIP diprediksi akan memenangkan Pemilu 2019 dengan elektabilitas 21,7 persen.
JAKARTA, NusaBali
Sedangkan Gerindra menempati urutan kedua dengan 9,3% lalu disusul oleh Golkar 9,0%. Begitulah hasil survei Lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) tentang pemilihan partai politik jika dilakukan secara top of mind. Peneliti senior SMRC, Djayadi Hanan mengatakan dengan PDIP menduduki peringkat teratas menunjukkan pilkada DKI Jakarta 2017 lalu tidak berpengaruh terhadap perpolitikan nasional.
Dari hasil survei SMRC terlihat elektabilitas Jokowi tetap stabil dan Gerindra mulai meningkat. "Kalau pilkada DKI berpengaruh harusnya PDIP turun, Gerindra naik tapi ini sama-sama naik, dengan kata lain pilkada DKI tidak mengubah dukungan terhadap partai. PDIP bisa saja kalau saja tidak ada perubahan yang signifikan, peta dukungan terhadap PDIP stabil, kecuali Gerindra," kata Djayadi saat memaparkan hasil survei SMRC di Jalan Cisadane nomor 8, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (8/6).
Menurut dia dukungan pada PDIP stabil karena faktor figur Jokowi. Masyarakat yang memilih PDIP umumnya sudah lekat dengan figur Jokowi, sehingga berdampak pada elektabilitas PDIP.
Hal itu sama dengan yang terjadi di 2009 saat Partai Demokrat memenangkan Pemilu karena faktor nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Yang potensial bisa mendekati posisi PDIP adalah Gerindra karena dia punya tokoh tapi tantangannya tingkat elektabilitas Pak Prabowo jauh di bawah Jokowi," sambungnya dilansir detik.com. Survei ini dapat menjawab berubah atau tidaknya dukungan masyarakat ketika pilkada DKI maupun sesudah pilkada dilakukan. Menurut Djayadi pilkada DKI tidak mengubah peta dukungan massa dalam hal politik nasional menjelang pemilu dan pilpres 2018 dan 2019 nanti.
Pada saat yang sama, SMRC juga melakukan sigi tentang pemilihan presiden dan wakil presiden. Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling mengambil 1.500 responden sebagai sampel. Survei dilakukan pada WNI yang berumur 17 tahun atau lebih. Margin of error penelitian tersebut plus-minus 2,5 persen. Sedangkan tingkat kepercayaannya 95 persen.
Responden dipilih lewat wawancara tatap muka oleh pewawancara yang dilatih. Periode wawancara dilakukan pada 14-20 Mei 2017. SMRC melakukan simulasi jika pilpres digelar sekarang dan hanya diikuti dua capres, yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto. Hasilnya elektabilitas Jokowi 53,7 persen dan Prabowo 37,2 persen. Adapun yang tidak menjawab 9,1 persen.
"Menjelang setahun pilpres, ini mirip dengan keadaan kompetisi antara Pak SBY dan pesaing terdekatnya. Tahun 2009 Pak SBY dan Ibu Mega," kata Djayadi. "Kita bisa menilai bahwa apa yang terjadi sekarang dukungan ini tidak beda jauh 2 tahun menjelang pemilu 2009, keadaannya bukan suatu yang tidak normal. Bila pemilihan sekarang, (top of mind) Jokowi 53,7% dan Prabowo 37,2%," tambah Djayadi. *
1
Komentar