Libur Lebaran Dongkrak Hunian Hotel
PHRI Badung prediksi kenaikan okupansi hotel berkisar 5-10 persen
DENPASAR,NusaBali
Industri pariwisata Bali, khususnya perhotelan maupun akomodasi yang lainnya, diprediksi akan mengalami lonjakan hunian pada masa cuti bersama dan liburan Idul Fitri 1.444 Hijrah tahun 2023 ini. Kunjungan wisatawan domestik digadang-gadang menjadi pemicu dominan.
“Karena bagaimanapun Bali menjadi destinasi favorit,” ujar Sang Putu Eka Pertama atau Eka Pertama, GM The ONE Legian, salah satu hotel di kawasan Kuta, Badung, Selasa(4/4).
Hal tersebut, lanjut Eka Pertama karena beberapa alasan logis, yang merupakan ‘kelebihan’ dari destinasi lain. Diantaranya fasilitas one stop shopping, jarak antara objek atau daya tarik wisata satu dengan yang lain relatif berdekatan, banyak pilihan kuliner. Kemudian fasilitas lain seperti penyewaan kendaraan lepas kunci, sehingga menjadikan wisatawan leluasa bisa bepergian, dimanapun mereka tinggal. Dan tentu atraksi seni budaya yang bervariasi.
Kata dia, dengan ‘kelebihan’ Bali tersebut, maka wisatawan bisa menikmati liburan secara efektif dengan masa liburan yang pendek hanya seminggu.
“Makanya kita optimistis akan terjadi kenaikkan okupansi,” ujar Eka Pertama yang juga Ketua DPD Association of Hospitality Leader Indonesia(AHLI) Bali.
Eka Pertama mengatakan, okupansi saat ini sekitar 65 persen. Namun bookingan untuk liburan Lebaran sudah masuk sehingga mendongkrak okupansi sampai 85 persen, yang didominasi wisatawan domestik sekitar 65 persen. Sisanya,35 persen adalah wisman.
Terpisah Ketua BPC PHRI Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya atau Rai Suryawijaya memperkirakan okupansi saat libur Lebaran akan mengalami peningkatan sekitar 5-10 persen.
“Yang moderat seperti itu,” ujar pria yang juga Wakil Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali.
Pihaknya tidak terlalu optimistis hunian hotel akan meningkat pesat, mengingat faktor ekonomi di Tanah Air yang belum sepenuhnya pulih. Namun yang jelas akan terjadi peningkatan okupansi.
Menurut Rai Suryawijaya, tingkat hunian hotel di Bali saat ini rata-rata 65 persen. Memang di beberapa tempat seperti di Nusa Dua, Kuta, Canggu dan sekitar, tingkat hunian bisa lebih atau diatas 65 persen. Namun di tempat lain, masih ada yang di bawah 50 persen. Sehingga, secara regional Bali, rata- rata 65 persen. Tingkat hunian tersebut, bersumber dari hunian wisdom dan wisman.
Menurut Rai Suryawijaya, rata-rata kedatangan wisman saat ini mencapai 12- 13 ribu per hari. Sedang jumlah kamar di Bali sudah lebih dari 150 ribu.
“Menurut hitungan saya memang terus bertambah,” ujar tokoh pariwisata Bali asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara.
Dia pun berharap pada libur Lebaran kedatangan wisatawan akan lebih banyak lagi, untuk mendongrak hunian kamar. Wisman diharapkan bisa 15 ribu per hari. Demikian juga wisdom.
“Mudah-mudahan bisa mencapai 16-18 ribu per hari,” kata Rai Suryawijaya. Kata dia, dengan jumlah kamar lebih dari 150 ribu tersebut, dia memastikan persediaan kamar hotel di Bali jelas lebih dari cukup. *K17
“Karena bagaimanapun Bali menjadi destinasi favorit,” ujar Sang Putu Eka Pertama atau Eka Pertama, GM The ONE Legian, salah satu hotel di kawasan Kuta, Badung, Selasa(4/4).
Hal tersebut, lanjut Eka Pertama karena beberapa alasan logis, yang merupakan ‘kelebihan’ dari destinasi lain. Diantaranya fasilitas one stop shopping, jarak antara objek atau daya tarik wisata satu dengan yang lain relatif berdekatan, banyak pilihan kuliner. Kemudian fasilitas lain seperti penyewaan kendaraan lepas kunci, sehingga menjadikan wisatawan leluasa bisa bepergian, dimanapun mereka tinggal. Dan tentu atraksi seni budaya yang bervariasi.
Kata dia, dengan ‘kelebihan’ Bali tersebut, maka wisatawan bisa menikmati liburan secara efektif dengan masa liburan yang pendek hanya seminggu.
“Makanya kita optimistis akan terjadi kenaikkan okupansi,” ujar Eka Pertama yang juga Ketua DPD Association of Hospitality Leader Indonesia(AHLI) Bali.
Eka Pertama mengatakan, okupansi saat ini sekitar 65 persen. Namun bookingan untuk liburan Lebaran sudah masuk sehingga mendongkrak okupansi sampai 85 persen, yang didominasi wisatawan domestik sekitar 65 persen. Sisanya,35 persen adalah wisman.
Terpisah Ketua BPC PHRI Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya atau Rai Suryawijaya memperkirakan okupansi saat libur Lebaran akan mengalami peningkatan sekitar 5-10 persen.
“Yang moderat seperti itu,” ujar pria yang juga Wakil Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali.
Pihaknya tidak terlalu optimistis hunian hotel akan meningkat pesat, mengingat faktor ekonomi di Tanah Air yang belum sepenuhnya pulih. Namun yang jelas akan terjadi peningkatan okupansi.
Menurut Rai Suryawijaya, tingkat hunian hotel di Bali saat ini rata-rata 65 persen. Memang di beberapa tempat seperti di Nusa Dua, Kuta, Canggu dan sekitar, tingkat hunian bisa lebih atau diatas 65 persen. Namun di tempat lain, masih ada yang di bawah 50 persen. Sehingga, secara regional Bali, rata- rata 65 persen. Tingkat hunian tersebut, bersumber dari hunian wisdom dan wisman.
Menurut Rai Suryawijaya, rata-rata kedatangan wisman saat ini mencapai 12- 13 ribu per hari. Sedang jumlah kamar di Bali sudah lebih dari 150 ribu.
“Menurut hitungan saya memang terus bertambah,” ujar tokoh pariwisata Bali asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara.
Dia pun berharap pada libur Lebaran kedatangan wisatawan akan lebih banyak lagi, untuk mendongrak hunian kamar. Wisman diharapkan bisa 15 ribu per hari. Demikian juga wisdom.
“Mudah-mudahan bisa mencapai 16-18 ribu per hari,” kata Rai Suryawijaya. Kata dia, dengan jumlah kamar lebih dari 150 ribu tersebut, dia memastikan persediaan kamar hotel di Bali jelas lebih dari cukup. *K17
Komentar