Gubernur Koster-Bupati Mahayastra Resmikan Pasar Tematik Ubud
GIANYAR, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster dan Bupati Gianyar I Made 'Agus' Mahayastra menandatangani prasasti peresmian Pasar Tematik Ubud pada rahina Purnama Kedasa, Budha Umanis Prangbakat, Rabu (5/4).
Peresmian juga dilengkapi dengan upacara Melaspas Mendem Pedagingan. Gubernur Bali Wayan Koster didampingi Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace. Hadir pula sejumlah tokoh, Panglingsir Puri Ubud serta pejabat terkait.
Gubernur Koster yang hadir dalam kesempatan tersebut mengapresiasi langkah Bupati Gianyar untuk membangun pasar di sentra Ubud. “Saya mengapresiasi langkah bupati dalam membangun pasar tematik pariwisata di Ubud ini. Karena memang Ubud telah menjadi sentra pariwisata di Gianyar dan Bali. Dan historisnya juga dimulai dari Ubud,” terangnya usai melaksanakan mendem pedagingan di belakang patung Cokorda Gde Agung Sukawati ikon Pasar Ubud.
Hal tersebut merupakan suatu upaya untuk menjaga pariwisata Ubud di samping untuk menarik wisatawan. “Nah itu sebagai satu upaya untuk terus menjaga dan memajukan pariwisata di Bali dan terutama di Gianyar, di Ubud ini. Saya kira apa yang dibangun ini akan menjadi fasilitas yang baik untuk meningkatkan daya tarik wisatawan, sekaligus juga sebagai fasilitas pelayanan yang baik pada wisatawan,” lanjutnya.
Di samping penataan Pasar Ubud yang baik, Gubernur Koster juga mengaku bangga dengan keberadaan Patung Cok Gde Agung Sukawati di area Pasar Ubud. Hal tersebut menandakan suatu penghormatan atas jasa Cok Gde Agung Sukawati dalam memajukan pariwisata di era terdahulu. “Yang membanggakan adalah di dalam pasar ini dibangun Patung Cok Gede Agung Sukawati, sebagai monumen yang melambangkan jasa besar beliau terhadap kepariwisataan Bali di Gianyar yang memang wisata budaya itu bermula lahirnya di Ubud pada tahun 1930. Jadi saya kira ini satu monumen yang sangat penting mengingatkan kita dan bagi generasi penerus apa yang beliau wariskan kepada kita untuk menjaga pariwisata berbasis budaya harus kita teruskan ke depan agar pariwisata Bali tetap eksis dan bisa bersaing di dalam maupun luar negeri,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Mahayastra menekankan bahwa pasar dulunya tempat orang berkumpul, antara penjual dan pembeli namun kini harus baik secara estetika dan nyaman bagi pengunjung dan pedagang. “Kita punya 7 pasar kecamatan dan ada juga Pasar Seni Sukawati dan Guwang, namun dalam pembangunannya belum representatif. Dahulu kita bangun yang penting ekonomi berputar orang berkumpul dan berjualan, namun dari segi estetika belum kelihatan sehingga syukur mulai 4 tahun terakhir sejak saya jadi bupati kita serius menggarap pasar yang dimulai dari Pasar Gianyar, Pasar Sukawati Blok A,B,C dan sekarang Pasar Ubud,” jelasnya.
Pasar Ubud mencerminkan keseriusan pemerintah dalam menata Gianyar hingga ke kecamatan, bahkan sampai desa. Sehingga di Gianyar yang merupakan destinasi pariwisata yang masuk 3 besar Pariwisata Bali bersama Badung dan Denpasar memang wajib membuat wisatawan nyaman. “Jangan datang ke pasar itu lihat pasar kumuh, kotor, bau, makanannya tidak higienis, desak-desakan. Kalau seperti ini kan kita nyaman sehingga kita berharap ini menjadi destinasi wisata ke depannya,” harap Bupati Mahayastra sambil menunjuk Pasar Ubud yang tertata rapi.
Terlebih di Pasar Ubud disamping adanya pasar tradisional juga ada pasar seni yang menjual barang hasil kerajinan masyarakat Gianyar. “Ke depan wisatawan tidak hanya ke desa-desa, ke sawah-sawah, Goa Gajah, Tirta Empul tapi juga ke pasar. Mereka ingin melihat produk-produk hasil kerajinan masyarakat Gianyar yang dipasarkan di Pasar Ubud karena di sini ada pasar seninya di samping pasar tradisional,” jelasnya.
Bupati Mahayastra juga menekankan bahwa setelah pemlaspasan para pedagang akan diarahkan untuk masuk menempati tempat yang disediakan.
“Setelah hari ini kita siapkan pedagang untuk masuk, walaupun tidak 100 persen, kita akan mulai memasukkan pedagang karena hari ini dilaksanakan pemelaspasan Agung, Mependeman sebagai prosesi atau keyakinan kita di Bali dan Gianyar untuk mereka bisa berjualan,” terang Bupati Mahayastra. Dalam acara kemarin juga hadir Anggota DPR RI, Fraksi PDI Perjuangan, Nyoman Parta, Ketua dan Anggota DPRD Gianyar, Panglingsir Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati dan keluarga besar Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Raka Sukawati, Ny Tjokorda Putri Hariyani Ardhana Sukawati, Panglingsir Puri Agung Peliatan Tjokorda Putra Nindya hingga Forkopimda di Kabupaten Gianyar.
Mengakhiri acara peresmian Pasar Rakyat Tematik Wisata Ubud, Panglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Gde Putra Sukawati menyerahkan Buku Perjalanan Sejarah Cokorda Gede Agung Sukawati. Menurut Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati bahwa yang dimuat dalam buku tersebut adalah perjalanan sejarah Cokorda Gede Agung Sukawati dari beliau lahir sampai pada beliau menerima penghargaan dari Pemerintah sebagai perintis pariwisata budaya. "Dibuku itu juga ada dokumen-dokumen sejarah beliau saat berjuang di dalam menginovasikan seni dari kesenian tradisional sampai pada terbukanya kesenian tradisional modern," tutupnya. *nvi
Komentar