Dermaga II Pelabuhan Padangbai Kembali Rusak
Beton penyangga dan penyangga jembatan bengkok, menyebabkan Dermaga II Pelabuhan Padangbai, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem, kembali rusak.
AMLAPURA, NusaBali
Kondisi ini disebabkan pemasangan secara paksa as hidrolik untuk jembatan MB (mobile bridge). Ujicoba pemasangan itu, Minggu (4/6) pukul 17.00 Wita.
Koordinator pekerja Dermaga II Handoyo mengakui, uji coba pemasangan secara paksa as hidrolik untuk jembatan MB, Minggu (4/6), baru berumur tiga hari. Namun Dermaga II kembali rusak sejak Kamis (8/6). Sebelumnya, selama 27 hari pada Mei-Juni 2017, dilakukan perbaikan. "Saya langsung mengelas, mudah-mudahan dalam waktu dua hari selesai," ujar Handoyo saat ditemui di Dermaga II Pelabuhan Padangbai, Kamis (8/6).
Handoyo memaparkan, ujicoba dilakukan setelah bagian bangunan penyangga Dermaga II di sisi timur selesai dikerjakan. Teknisnya, mistar hidrolik dihubungkan dengan penyangga di bagian barat Dermaga II. Ternyata mistar hidrolik tidak pas ukurannya hingga tidak terhubung pada kedua tiang penyangga tersebut. Maka tiang penyangga di bagian barat dipaksakan dipasang dengan bantuan baut besar, hingga tertarik sampai miring. Akibatnya, beton penyangga bagian sisi barat pun retak.
Maka Handoyo menginstruksikan kepada pekerjanya untuk mengelas. Sedangkan beton penyangga yang retak langsung ditambal sulam. Pada bagian lain, Manager PT ASDP Indonesia Ferry Padangbai I Wayan Rusta mengakui setelah uji coba itu, Dermaga II kembali rusak. Ia pun khawatir pelayanan arus mudik jelang Lebaran terganggu. Tambah mengkhawatirkan karena perairan di Selat Lombok bergelombang hingga 3,5 meter hingga ke pantai.
Dampak dari kerusakan Dermaga II, Kamis (8/6) pukul 03.00 Wita terjadi antrean hingga di luar Pelabuhan Padangbai. Sebagian kendaraan yang akan menuju Lombok antre di Rest Area Yehmalet, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Karangasem, karena tidak bisa masuk pelabuhan.
Kapolsek Kawasan Laut Padangbai Kompol I Ketut Suharto Giri didampingi Perwira Pengawas Iptu I Nyoman Sepel, disibukkan mengatur arus lalulintas sejak terjadinya antrean padat. Para sopir truk mulai mengeluhkan lambannya pelayanan penyeberangan ini. "Saya sudah dua siang dan satu malam di sini," ujar sopir truk DR 8681 AD, Herman, yang memuat alat-alat pertanian. *k16
1
Komentar