Tiga Sampel Makanan Mengandung Boraks
Tim Pengawas Pangan Uji Makanan di Pasar Takjil
SINGARAJA, NusaBali
Tim Pengawas Pangan Buleleng melakukan inspeksi mendadak (sidak) menyasar pedagang takjil di Jalan Jeruk, Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Rabu (5/4) sore.
Dari sidak sekitar pukul 16.00 Wita tersebut, petugas menemukan masih ada makanan yang mengandung bahan berbahaya
Sidak dilakukan Tim Pengawas Pangan yang terdiri dari petugas Loka POM Buleleng, Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, serta Dinas Perdagangan. Petugas membeli beberapa sampel makanan yang dijual oleh para pedagang, seperti kue, es dan lauk-pauk. Selanjutnya sebanyak 19 sampel makanan diuji di mobil laboratorium keliling milik Loka POM Buleleng.
Kepala Loka POM Buleleng, Rai Gunawan mengatakan, sampel makanan itu diuji dalam empat parameter uji, di antaranya uji formalin, boraks Rhodamin B dan pewarna kuning metanil yellow. Dari hasil uji itu, ditemukan 3 sampel yang mengandung boraks atau bleng, yaitu makanan jenis kerupuk.
"Sebagaimana telah diketahui, bahwa boraks atau bleng adalah salah satu bahan yang sering disalahgunakan pada pangan. Adapun sebenarnya kegunaan boraks adalah sebagai pengawet kayu, yang apabila dikonsumsi dapat menyebabkan gangguan organ pada tubuh manusia," jelasnya.
Petugas pun memberikan pembinaan kepada penjual agar tidak menjual kembali produk-produk yang mengandung boraks. Selain itu, petugas juga mencari informasi dari penjual terkait produsen yang membuat produk-produk tersebut guna penelusuran lebih lanjut.
Di sisi lain, petugas menemui masih ada penjual yang kurang menjaga higenienis dan sanitasi. Hal ini lantaran masih pedagang yang menjual makanannya secara terbuka. Atas temuan itu, pihaknya hanya memberikan edukasi dan mengimbau kepada para pedagang untuk menggunakan penutup makanan.
"Pada penjual masih ada yang tidak menutup makanan yang dijual. Sehingga dari segi higienitasnya kurang baik. Debu bisa masuk. binatang juga bisa hinggap di makanan tersebut," jelasnya.
Menurut Rai, pemantauan di pasar takjil ini memang rutin dilakukan setiap memasuki hari puasa. Selama melakukan pemantauan ini untuk memastikan takjil yang dijual mengandung tidaknya bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan, sehingga bisa diminimalisir. *mz
1
Komentar