Bawang Putih Karangasem Punah
AMLAPURA, NusaBali
Bawang putih lokal di Karangasem telah lama punah. Pemerintah juga sulit mengembangkan jenis bawang ini. Karena bibit bawang putih tidak ada lagi.
Sulitnya mengembangkan bawang putih karena petani enggan bertanam hortikultura itu. Sekretaris Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Karangasem I Komang Cenik mengakui, bawang putih telah lama punah. "Sulit bertanam bawang putih, walau kami datangkan bibit, mesti bertanam di ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut, dan bersuhu di bawah 20 derajat celsius," jelas I Komang Cenik kepada NusaBali di Amlapura, Minggu (9/4).
Jelasnya, kesulitan mengembangkan bawang putih lokal, selain jenis bawang itu kecil-kecil, juga kalah saing dengan produk luar Bali. Di samping jika mendatangkan bibit bawang putih harganya per kilogram Rp 80.000. "Petani enggan kembangkan bawang putih lagi, biayanya mahal, nilai jualnya tidak sebanding, dan takut gagal panen," tambah pejabat dari Banjar Juuk Legi, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat.
I Komang Cenik tetap berupaya mengembangkan bawang putih, bibitnya nanti berasal dari Desa Karang Sembalun, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, dari Kabupaten Sumbawa, NTB, dan dari China.
"Bawang putih dengan bibit asal Desa Karang Sembalun, mulai kami kembangkan di Banjar Pura, Desa Sebudi, Kecamatan Selat dan Banjar Pucang, Desa Ban, Kecamatan Kubu," katanya.
Sedangkan untuk bawang merah lokal, kata I Komang Cenik, masih ada yang mengembangkan, terutama di Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang dan sekitarnya.
Di bagian lain, Bendesa Adat Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang I Nengah Sindia mengakui, petani di Desa Adat Temukus, gencar bertanam bawang merah. Sebab kondisi geografis desa ini dengan ketinggian dan suhu di bawah 20 derajat celsius, lereng Gunung Agung, cocok untuk bertanam komoditas ini. "Kami telah terbiasa bertanam bawang merah, dan kualitas hasilnya sangat bagus," jelas I Nengah Sindia.
Bukan saja bawang merah, kata Sindia, petani juga gencar bertanam bawang putih. Sebab secara geografis tanaman itu sangat cocok di Desa Adat Temukus. Selain warga juga mengembangkan tanaman padang kasna dan tanaman sereh wangi. "Kami dapat bibit bawang merah dan bawang putih, dari hasil panen petani setempat, sebagian untuk konsumsi dan sebagian untuk bibit," tambahnya.*k16
Komentar