Perajin Tenun Minta Proteksi ke Pemerintah
Dalam hal pengadaan kebutuhan seragam dengan kualitas dan harga kompetitif
DENPASAR,NusaBali
Perajin tenun tradisional minta proteksi ke Pemprov, Pemkab/Pemkot dalam hal memberi prioritas ke mereka dalam bentuk pengadaan seragam, maupun busana atau aksesori lainnya dengan kualitas dan harga kompetitif.
Prioritas tersebut, secara tak langsung memproteksi perajin tenun. Karena melalui pesanan, aktivitas tenun tradisional ‘hidup’, kembali, tenaga kerja atau tukang tenun bisa bekerja dan kain tenun tradisonal sebagai salah satu kearifan lokal diharapkan bisa berlanjut. Kalangan perajin tenun Bali menyampaikan Minggu (8/4).
“Sekarang ini sudah mulai ada pesanan-pesanan dari masyarakat untuk busana adat, upacara keagamaan dan yang lain,” ungkap I Nyoman Sudira, perajin tenun asal Desa Gelgel, Kecamatan/Kabupaten Klungkung, menggambarkan kondisi ‘pertenunan’ tradisional di Bali.
Dikatakan hal itu tidak terlepas dari normalnya aktivitas masyarakat Bali pasca pandemi Covid-19. Normal aktivitas dimaksudkan oleh Sudira, warga bisa melakukan kegiatan sebagaimana seperti sebelum pandemi.
“Tidak ada lagi pembatasan orang dalam kegiatan misalnya upacara perkawinan, “ terang Sudira mencontohkan.
Seiring warga mulai ada yang memesan maupun membeli kain tenun untuk kepentingan busana maupun asesori dalam upacara adat maupun keagamaan.
“Astungkara omzet mengalami peningkatan,” ujarnya.
Dia mencontohkan pertenunan ‘Astiti’-miliknya. Pada saat pandemi omzet perbulan, tidak lebih dari Rp 20 juta. Pasca pandemi menjadi sekitar Rp 30 juta.
Selain pesanan maupun pembelian dari masyarakat itulah, Sudira berharap pemerintah, baik Pemprov, Pemkab/Pemkot di Bali bisa membantu pesanan untuk pengadaan.
Tidak hanya meminta, namun Sudira mengklaim perajin tenun Bali mampu memenuhi permintaan dengan kualitas dan harga yang kompetitif. “Apalagi, sudah tergabung dalam wadah koperasi,” ungkap Sudira.
Dia menyebut koperasi Cipta Wastra Sundaram, salah satu wadah koperasi perajin tenun tradisional Bali, dimana Sudira sebagai sekretaris koperasi tersebut.
Dia pun menuturkan, koperasi Cipta Wastra Sundaram yang mampu memenuhi pesanan dari Pemkab Bangli sebanyak 15.000 meter lebih pada Desember tahun 2022. Dikatakan Sudira, seluruh pesanan digarap anggota koperasi.
“Tidak ada sampai mengambil produk (kain tenun) dari luar,” ujarnya. Tentu saja, kata dia penenun anggota koperasi sebagai pelaku UMKM, bisa merasakan dampaknya.
“Jadi kami bukan minta begitu saja, namun juga dengan kualitas produk,” ujarnya. Dia berharap selain dari Pemkab Bangli, Pemprov, Pemkab/Pemkot, juga membantu mempriotaskan penenun lokal, yang sudah tergabung dalam wadah koperasi. *K17
Prioritas tersebut, secara tak langsung memproteksi perajin tenun. Karena melalui pesanan, aktivitas tenun tradisional ‘hidup’, kembali, tenaga kerja atau tukang tenun bisa bekerja dan kain tenun tradisonal sebagai salah satu kearifan lokal diharapkan bisa berlanjut. Kalangan perajin tenun Bali menyampaikan Minggu (8/4).
“Sekarang ini sudah mulai ada pesanan-pesanan dari masyarakat untuk busana adat, upacara keagamaan dan yang lain,” ungkap I Nyoman Sudira, perajin tenun asal Desa Gelgel, Kecamatan/Kabupaten Klungkung, menggambarkan kondisi ‘pertenunan’ tradisional di Bali.
Dikatakan hal itu tidak terlepas dari normalnya aktivitas masyarakat Bali pasca pandemi Covid-19. Normal aktivitas dimaksudkan oleh Sudira, warga bisa melakukan kegiatan sebagaimana seperti sebelum pandemi.
“Tidak ada lagi pembatasan orang dalam kegiatan misalnya upacara perkawinan, “ terang Sudira mencontohkan.
Seiring warga mulai ada yang memesan maupun membeli kain tenun untuk kepentingan busana maupun asesori dalam upacara adat maupun keagamaan.
“Astungkara omzet mengalami peningkatan,” ujarnya.
Dia mencontohkan pertenunan ‘Astiti’-miliknya. Pada saat pandemi omzet perbulan, tidak lebih dari Rp 20 juta. Pasca pandemi menjadi sekitar Rp 30 juta.
Selain pesanan maupun pembelian dari masyarakat itulah, Sudira berharap pemerintah, baik Pemprov, Pemkab/Pemkot di Bali bisa membantu pesanan untuk pengadaan.
Tidak hanya meminta, namun Sudira mengklaim perajin tenun Bali mampu memenuhi permintaan dengan kualitas dan harga yang kompetitif. “Apalagi, sudah tergabung dalam wadah koperasi,” ungkap Sudira.
Dia menyebut koperasi Cipta Wastra Sundaram, salah satu wadah koperasi perajin tenun tradisional Bali, dimana Sudira sebagai sekretaris koperasi tersebut.
Dia pun menuturkan, koperasi Cipta Wastra Sundaram yang mampu memenuhi pesanan dari Pemkab Bangli sebanyak 15.000 meter lebih pada Desember tahun 2022. Dikatakan Sudira, seluruh pesanan digarap anggota koperasi.
“Tidak ada sampai mengambil produk (kain tenun) dari luar,” ujarnya. Tentu saja, kata dia penenun anggota koperasi sebagai pelaku UMKM, bisa merasakan dampaknya.
“Jadi kami bukan minta begitu saja, namun juga dengan kualitas produk,” ujarnya. Dia berharap selain dari Pemkab Bangli, Pemprov, Pemkab/Pemkot, juga membantu mempriotaskan penenun lokal, yang sudah tergabung dalam wadah koperasi. *K17
1
Komentar