BPOM Sidak Distributor hingga Penjual Takjil
NEGARA, NusaBali
Jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dari Loka POM Buleleng melakukan sidak pangan ke Kabupaten Jembrana, Senin (10/4).
Dalam sidak tersebut, petugas mengecek berbagai produk pangan dari tingkat distributor, swalayan, hingga pedagang takjil. Mengawali sidak, dilakukan pengecekan ke salah satu gudang distributor di Desa Banyubiru, Kecamatan Negara. Kemudian berlanjut ke salah satu swalayan di Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana. Dari sidak ke distributor dan swalayan tersebut, petugas tidak menemukan adanya barang kedaluwarsa.
Namun dalam sidak ke swalayan tersebut, petugas sempat menemukan beberapa produk minuman kaleng dengan kondisi kemasan penyok atau rusak. Sejumlah produk minuman itu pun diminta agar tidak dipajang dan dijadikan catatan agar lebih diperhatikan ke depannya.
"Secara umum sudah bagus. Termasuk parcel yang sebelumya sering tidak dilengkapi label atau informasi tentang waktu kadaluwarasa tiap item produk (dalam parcel), sekarang sudah dilengkapi," ujar salah satu petugas Dinas Koperindag Jembrana yang turut mendampingi Loka POM Buleleng dalam sidak tersebut.
Berlanjut pada Senin sore, petugas BPOM bersama petugas dinas terkait melakukan pengawasan terhadap sejumlah pedagang takjil di dua wilayah. Di antaraya di Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, dan Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara.
Di dua wilayah itu, petugas sempat mengambil 25 sampel makanan maupun minuman diduga mengandung bahan berbahaya. Namun dari hasil pengujian langsung di mobil laboratorium BPOM, seluruhnya dipastikan negatif mengandung bahan berbahaya.
"Ada empat parameter uji. Diantaranya borkas, formalin, kemudian pewarna tekstil, yakni metanil yellow dan rhodamin B. Nah dari total 25 sampel, semuanya negatif," ujar Kepala Loka POM Buleleng, Rai Gunawan.
Meski nihil temuan makanan mengandung bahan berbahaya, Rai Gunawan mengaku, ada beberapa catatan yang diberikan kepada sejumlah pedagang takjil. Salah satunya menyangkut higienitasi pedagang takjil yang masih banyak dagangannya dibiarkan terbuka.
"Jadi saat sampling tadi, kami juga imbau agar pedagang harus menutup barang dagangannya. Apalagi ini di pinggir jalan. Jadi risiko terkena debu, dan ada risiko-risiko terkontaminasi," ucap Rai Gunawan. *ode
1
Komentar