KUB Segara Guna Batu Lumbang Jadikan Hutan Mangrove Kawasan Ekowisata
Dibuka Juni 2023, Libatkan Istri dan Anak-Anak Nelayan
MANGUPURA, NusaBali.com - Keberadaan hutan mangrove atau bakau sebagai pelindung daerah pesisir makin dirasakan manfaatnya oleh warga, salah satunya kelompok usaha bersama (KUB) Segara Guna Batu Lumbang.
Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang berada di Desa Pemogan, Denpasar Selatanini, I Wayan Kona Antara, menerangkan berkaitan dengan rekreasi dan potensi yang ada, seiring berjalannya waktu pihaknya melihat potensi yang bisa mereka kembangkan salah satunya program berkonsep ekowisata.
Konsep ekowisata yang menggabungkan wisata dengan konservasi alam ini, dikatakannya akan mulai dibuka untuk masyarakat umum pada Juni 2023 mendatang. Namun, sebelum itu pihaknya perlu melakukan persiapan yang lebih matang untuk menyambut para wisatawan.
“Untuk membuka ekowisata perlu dilakukan persiapan yang lebih matang mulai dari sarana dan prasana dan Sumber Daya Manusia. Sehingga nantinya para istri dan anak-anak nelayan akan kami juga turut sertakan, ini juga yang sedang kami gencarkan. Rencana akan kami buka pada bulan Juni 2023 mendatang,” terang Wayan Kona, saat ditemui awal April ini.
Program ekowisata yang akan pihaknya suguhkan pun, kata Wayan Kona, berupa konservasi, edukasi, susur hutan mangrove, serta pihaknya akan mengemas wisata edukasi yang melakoni hidup para nelayan di KUB Segara Guna Batu Lumbang.
Potensi ini pun, beber Wayan Kona, memerlukan koordinasi dengan pihak pemerintah melalui UPTD Tahura Ngurah Rai secara kontinyu atau berkelanjutan, sehingga pihaknya tidak melanggar aturan.
“Saran dari pemerintah, kami harus komitmen dengan apa yang telah kami perjanjikan dalam penempatan Balai Nelayan ini. Tentu dengan kewajiban tersebut kami harus menjaga, melestarikan dan merawat hutan bakau seluas hampir 1 kilometer keliling ini,” terangnya.
Dari berdirinya kelompok tersebut sejak tahun 2005, pihaknya terus berkomitmen untuk menjaga hutan mangrove sehingga potensi yang ada baik itu ekowisata nantinya dapat menjadi salah satu nilai ekonomi. Selain itu, pihaknya memiliki kawasan hutan mangrove yang terdapat banyak flora dan fauna yang perlu dilestarikan dan dijaga.
“Sehingga dengan lestarinya alam mangrove ini kami juga sebagai nelayan bisa melestarikan sumber daya perikanan. Karena sinergi dari perikanan dengan mangrove saling berkaitan karena tempatnya untuk berkembang biak dan bertelurnya ikan-ikan,” pungkasnya. *ris
Konsep ekowisata yang menggabungkan wisata dengan konservasi alam ini, dikatakannya akan mulai dibuka untuk masyarakat umum pada Juni 2023 mendatang. Namun, sebelum itu pihaknya perlu melakukan persiapan yang lebih matang untuk menyambut para wisatawan.
“Untuk membuka ekowisata perlu dilakukan persiapan yang lebih matang mulai dari sarana dan prasana dan Sumber Daya Manusia. Sehingga nantinya para istri dan anak-anak nelayan akan kami juga turut sertakan, ini juga yang sedang kami gencarkan. Rencana akan kami buka pada bulan Juni 2023 mendatang,” terang Wayan Kona, saat ditemui awal April ini.
Program ekowisata yang akan pihaknya suguhkan pun, kata Wayan Kona, berupa konservasi, edukasi, susur hutan mangrove, serta pihaknya akan mengemas wisata edukasi yang melakoni hidup para nelayan di KUB Segara Guna Batu Lumbang.
Potensi ini pun, beber Wayan Kona, memerlukan koordinasi dengan pihak pemerintah melalui UPTD Tahura Ngurah Rai secara kontinyu atau berkelanjutan, sehingga pihaknya tidak melanggar aturan.
“Saran dari pemerintah, kami harus komitmen dengan apa yang telah kami perjanjikan dalam penempatan Balai Nelayan ini. Tentu dengan kewajiban tersebut kami harus menjaga, melestarikan dan merawat hutan bakau seluas hampir 1 kilometer keliling ini,” terangnya.
Dari berdirinya kelompok tersebut sejak tahun 2005, pihaknya terus berkomitmen untuk menjaga hutan mangrove sehingga potensi yang ada baik itu ekowisata nantinya dapat menjadi salah satu nilai ekonomi. Selain itu, pihaknya memiliki kawasan hutan mangrove yang terdapat banyak flora dan fauna yang perlu dilestarikan dan dijaga.
“Sehingga dengan lestarinya alam mangrove ini kami juga sebagai nelayan bisa melestarikan sumber daya perikanan. Karena sinergi dari perikanan dengan mangrove saling berkaitan karena tempatnya untuk berkembang biak dan bertelurnya ikan-ikan,” pungkasnya. *ris
1
Komentar