TI Denpasar Gagal Damai
Kami usulkan KONI Card seluruh atlet taekwondo Denpasar di semua kubu dicabut. Usulan itu akan segera dikirimkan ke KONI Bali.
DENPASAR, NusaBali
Ketua Umum Pengprov TI Bali Anak Agung Ngurah Lan Ananda gagal mendamaikan konflik dua kubu TI Denpasar . Pertemuan kubu Komarudin Bhukori dan kubu Ir AAP Agung Suryawan Wiranatha MSc PhD, pada hari Sabtu (10/6), gagal mencapai titik atau kata sepakat. Kedua belah pihak ngotot dengan sikapnya masing-masing.
Kubu Agung Suryawan menginginkan atletnya berlaga di Porprov Bali XIII/2017 di Gianyar September mendatang. Sedangkan kubu Komarudin ngotot absen. Di rapat di Sekretariat TI Bali, Jalan Nangka Selatan itu, Lan Ananda mengusulkan semua kartu KONI Card milik atlet taekwondo Denpasar dicabut dan segera akan diajukan ke KONI Bali.
Dengan demikian, sinyal turun di Porprov benar-benar pupus. Mengingat, syarat utama turun di Porprov harus memiliki KONI Card, karena diusulkan dicabut. Bahkan, KONI Card dibawah naungan kubu Komarudin Bhukori dan Agung Suryawan semuanya dicabut.
"Kami akan usulkan KONI Card seluruh atlet taekwondo Denpasar di semua kubu untuk dicabut. Usulan rekomendasi itu akan segera kami kirim ke KONI Bali," ungkap Lan Ananda.
Menurut Lan Ananda, juga pelatih yang terkena skorsing, jadi apapun kegiatan yang berhubungan dengan taekwondo memang tidak dibenarkan. Karena atlet dan pelatih yang diajukan turun di Porprov dominan terkena skorsing.
"Mayoritas yang diusulkan terkena skorsing. Mereka yang diusulkan adalah orang yang terkena skorsing. Dan, kami tegas menjalankan AD/ART. Jadi, tidak mungkin memberangkatkan atlet dan pelatih terkena skorsing," tegas Lan Ananda.
Menurut Lan Ananda, dalam pertemuan itu ada lima poin keputusan. Mulai larangan bertanding atlet yang kena, Pengprov menghormati ketentuan organisasi akan melaporkan ke KONI Bali, dan KTA yang pernah diajukan tanpa terkecuali dicabut Pengprov TI Bali untuk seluruh atlet Taekwondo Denpasar.
Sementara itu perwakilan Bidang Prestasi TI Denpasar Boyke Simanjuntak (kubu Komarudin) menegaskan tidak ada tendesius, namun melihat kondisi TI Denpasar, agar lebih adem dan damai. Meskipun jika dipaksakan memang tetap bisa, dan akan diiyakan. Tapi tidak mau memaksakan. Untuk apa gontok-gontokan terus, tapi di internal kondisinya seperti ini.
Sementara Agung Suryawan, jika pihaknya diberikan kesempatan mandiri dengan ijin Pengprov, siap akan mandiri soal pendanaan. Termasuk jika dikelola Pengprov. Terpenting para atlet tampil di Porprov.
"Kami tegaskan tidak ada kepentingan pribadi. Karena kasihan saja, dan berharap ada konsolidasi dan rekonsiliasi internal. Termasuk ingin secepatnya melepaskan dari masalah ini. Mudah-mudahan bisa rekonsilisiasi di internal," harap Agung Suryawan.
Sedangkan perwakilan KONI Denpasar I Gusti Agung Jaya Putra, pihaknya berharap dipertandingkan dan ada solusi. Jaya Putra berharap, pencabutan KTA kalau bisa dipertimbangkan. “Kasihan atlet sampai tidak tampil di Porprov," kata Agung Jaya Putra. *dek
Ketua Umum Pengprov TI Bali Anak Agung Ngurah Lan Ananda gagal mendamaikan konflik dua kubu TI Denpasar . Pertemuan kubu Komarudin Bhukori dan kubu Ir AAP Agung Suryawan Wiranatha MSc PhD, pada hari Sabtu (10/6), gagal mencapai titik atau kata sepakat. Kedua belah pihak ngotot dengan sikapnya masing-masing.
Kubu Agung Suryawan menginginkan atletnya berlaga di Porprov Bali XIII/2017 di Gianyar September mendatang. Sedangkan kubu Komarudin ngotot absen. Di rapat di Sekretariat TI Bali, Jalan Nangka Selatan itu, Lan Ananda mengusulkan semua kartu KONI Card milik atlet taekwondo Denpasar dicabut dan segera akan diajukan ke KONI Bali.
Dengan demikian, sinyal turun di Porprov benar-benar pupus. Mengingat, syarat utama turun di Porprov harus memiliki KONI Card, karena diusulkan dicabut. Bahkan, KONI Card dibawah naungan kubu Komarudin Bhukori dan Agung Suryawan semuanya dicabut.
"Kami akan usulkan KONI Card seluruh atlet taekwondo Denpasar di semua kubu untuk dicabut. Usulan rekomendasi itu akan segera kami kirim ke KONI Bali," ungkap Lan Ananda.
Menurut Lan Ananda, juga pelatih yang terkena skorsing, jadi apapun kegiatan yang berhubungan dengan taekwondo memang tidak dibenarkan. Karena atlet dan pelatih yang diajukan turun di Porprov dominan terkena skorsing.
"Mayoritas yang diusulkan terkena skorsing. Mereka yang diusulkan adalah orang yang terkena skorsing. Dan, kami tegas menjalankan AD/ART. Jadi, tidak mungkin memberangkatkan atlet dan pelatih terkena skorsing," tegas Lan Ananda.
Menurut Lan Ananda, dalam pertemuan itu ada lima poin keputusan. Mulai larangan bertanding atlet yang kena, Pengprov menghormati ketentuan organisasi akan melaporkan ke KONI Bali, dan KTA yang pernah diajukan tanpa terkecuali dicabut Pengprov TI Bali untuk seluruh atlet Taekwondo Denpasar.
Sementara itu perwakilan Bidang Prestasi TI Denpasar Boyke Simanjuntak (kubu Komarudin) menegaskan tidak ada tendesius, namun melihat kondisi TI Denpasar, agar lebih adem dan damai. Meskipun jika dipaksakan memang tetap bisa, dan akan diiyakan. Tapi tidak mau memaksakan. Untuk apa gontok-gontokan terus, tapi di internal kondisinya seperti ini.
Sementara Agung Suryawan, jika pihaknya diberikan kesempatan mandiri dengan ijin Pengprov, siap akan mandiri soal pendanaan. Termasuk jika dikelola Pengprov. Terpenting para atlet tampil di Porprov.
"Kami tegaskan tidak ada kepentingan pribadi. Karena kasihan saja, dan berharap ada konsolidasi dan rekonsiliasi internal. Termasuk ingin secepatnya melepaskan dari masalah ini. Mudah-mudahan bisa rekonsilisiasi di internal," harap Agung Suryawan.
Sedangkan perwakilan KONI Denpasar I Gusti Agung Jaya Putra, pihaknya berharap dipertandingkan dan ada solusi. Jaya Putra berharap, pencabutan KTA kalau bisa dipertimbangkan. “Kasihan atlet sampai tidak tampil di Porprov," kata Agung Jaya Putra. *dek
Komentar