Pemudik Menyemut di Gilimanuk, Antrean Mobil hingga 7 Kilometer
ASDP Operasikan Kapal Sapu Jagat
Pola 32 kapal plus KMP Jatra II diterapkan situasional, dalam artian jika penumpang sangat padat dan kondisi perairan mendukung, maka dioperasikan
NEGARA, NusaBali
Arus mudik di Pelabuhan Gilimanuk semakin membeludak pada H-3 Lebaran, Rabu (19/4). Dalam menghadapi kepadatan pemudik tersebut, dari pihak ASDP telah menambah kapal yang beroperasi dari 30 kapal menjadi 33 kapal. Termasuk mengerahkan kapal berukuran besar alias ‘kapal sapu jagat’, yakni Kapal Motor Penumpang (KMP) Jatra II yang dipersiapkan sebagai kapal pamungkas dalam menghadapi kepadatan arus mudik tahun ini.
General Manager ASDP Cabang Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, Muhammad Yasin mengatakan KMP Jatra II itu sudah mulai dioperasikan pada Rabu dinihari kemarin pukul 04.00 Wita. Kapal yang berdaya tampung 300 unit sepeda motor dan 100 unit mobil sedan sejenis ini, dikerahkan menyusul situasi pemudik yang membeludak. KMP Jatra II memiliki bobot 3.902 gross tonnage (GT) dengan panjang kapal seluruhnya 90,79 meter, lebar 15,6 meter dan dalam 5 meter.
“Sekarang juga masih dioperasikan. Jadi kita operasikan 32 kapal plus KMP Jatra II,” ucap Yasin. Sebelumya pada Rabu dinihari sempat terjadi antrean kendaraan roda empat hingga di kawasan hutan Klatakan, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, dengan panjang sekitar 7 kilometer dari pelabuhan. Begitu juga antrean kendaraan roda dua atau sepeda motor sempat mengular hingga di depan Pasar Umum Gilimanuk atau 750 meter dari pelabuhan. Setelah kapal yang beroperasi ditambah menjadi 32 unit plus KMP Jatra II itu, antrean sudah dapat berkurang.
Dari pantauan hingga sore kemarin, antrean sepeda motor menumpuk di dalam pelabuhan. Sedangkan untuk antrean kendaraan roda empat, khususnya mobil sedan sejenis, menumpuk di Terminal Kargo Gilimanuk. “Bagaimanpun antrean pasti tetap terjadi. Karena kapasitas penyeberangan kita di pelabuhan kan terbatas. Kalau yang datang lebih banyak, pasti harus antre,” ujar Yasin.
Dalam menghadapi arus mudik Lebaran tahun ini, sebenarnya 49 kapal disiapkan di lintas Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk. Namun, Yasin mengaku, tentunya tidak dapat mengerahkan seluruh kapal tersebut. Selain membahayakan pelayaran, kata M Yasin, jika dipaksakan menambah kapal lebih dari 33 unit, akan memicu antrean kapal di jalur penyeberangan dan otomatis akan menghambat kelancaran penyeberangan.
Foto: KMP Jatra II saat bongkar muat di Dermaga MB II Pelabuhan Gilimanuk, Rabu (19/5). -IB DIWANGKARA
“Pola 32 kapal plus KMP Jatra II ini juga kita terapkan situasional. Dalam artian jika memang penumpang sangat padat dan kondisi perairan mendukung, kita operasikan. Karena bagaimanapun, yang paling utama adalah keselamatan,” ucap Yasin.
Menurut M Yasin, selama pengguna jasa yang datang melebihi kapasitas di pelabuhan, antrean sudah pasti tidak bisa terhindarkan. Dalam upaya mengantisipasi hal tersebut, sebenarnya telah disediakan pemesanan tiket secara online. Namun fakta di lapangan, hampir 90 persen pengguna jasa dalam masa arus mudik ini, tidak melakukan itu. Mereka baru membeli tiket di Gilimanuk sehingga mendapatkan jadwal penyeberangan sesuai waktu yang tersedia.
“Sebenarnya kalau semua bisa mengikuti sistem yang ada, pasti bisa lebih lancar. Tetapi ini kan banyak yang go show (membeli tiket di Gilimanuk). Jadi itu juga yang memicu antrean. Contohnya, sampai di Gilimanuk jam 2 siang dan baru pesan tiket, dapatnya bisa tiket jam 6 sore atau bahkan jam 8 malam, karena tiket yang sesuai jadwal waktu terdekat sudah habis. Makanya itu pun harus antre. Karena kalau mau check in sebelum jadwal gate-nya tidak bisa buka. Pasti akan ditolak,” ujar Yasin.
Disinggung mengenai adanya batasan masa kedaluwarsa tiket maksimal 2 jam setelah jadwal pemberangkatan, kata Yasin, hal itu tidak berlaku dalam situasi arus mudik seperti ini. Namun ada kebijakan untuk masa berlaku tiket online selama angkutan lebaran, maksimal 24 jam. “Diberikan kebijakan karena bisa saja mereka terlambat karena terjebak antrean. Tetapi kalau sudah masuk buffer zone di Terminal Kargo Gilimanuk, yang sudah punya tiket kita prioritaskan. Sudah disiapkan alurnya,” pungkas Yasin.
Untuk diketahui, sesuai data pada H-4 Lebaran per Selasa (18/4) pagi hingga Rabu (19/4) pagi, ada sebanyak 48.031 orang penumpang dengan 15.024 unit kendaraan yang diseberangkan dari Pelabuhan Gilimanuk ke Ketapang. Jumlah kendaraan itu, terdiri dari 8.838 unit roda dua atau sepeda motor, 4.448 unit mobil sedan sejenis, 354 unit bus dan 1.384 uni truk.
Foto: Situasi antrean mobil pribadi di Terminal Kargo Gilimanuk pada H-3 Lebaran, Rabu (19/5) siang. -IB DIWANGKARA
Para pemudik yang sempat terkena antrean pada Rabu dinihari itu, diketahui sempat mengantre cukup lama. Di mana untuk pengendara sepeda motor ada yang mengantre hingga selama hampir 6 jam. Sedangkan pengendara mobil pribadi diketahui ada yang sempat mengantre hingga 12 jam.
Sedangkan puncak arus mudik terjadi di Terminal Tipe A Mengwi, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Badung, Rabu kemarin. Tercatat hingga pukul 16.00 Wita sebanyak 2.088 orang meninggalkan Bali melalui terminal bus antar kota terbesar di Bali ini. Walau Rabu kemarin diprediksi sebagai puncak lonjakan pemudik, namun peningkatan jumlah penumpang diprediksi masih terjadi hingga Lebaran tiba.
Kepala Koordinator Satuan Pelayanan (Satpel) Terminal Tipe A Mengwi, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XII Bali, Made Ardana mengungkapkan peningkatan jumlah penumpang telah terjadi sehari sebelumnya. Selasa (18/4) hingga pukul 20.00 Wita sebanyak 2.129 penumpang dengan 71 bus. “Untuk hari ini (kemarin, red) sampai pukul 16.00 Wita, terdapat 2.088 penumpang dengan 69 bus. Kemungkinan masih ada peningkatan hingga pukul 20.00 Wita nanti. Kemarin sempat ada kepadatan walaupun relatif lancar,” ujar Ardana, kemarin sore.
Menurutnya, peningkatan jumlah penumpang selama arus mudik sebanyak tiga kali lipat dari hari biasa. Ardana mengakui, jika hari biasa yang normal sekitar 500-600 orang per harinya. Mengantisipasi kepadatan arus mudik, pihaknya sudah menyiagakan bus reguler sebanyak 245 unit. kemudian ditambah dengan bus cadangan sebanyak 135 unit.
“Kami memperkirakan hari ini akan menjadi puncak arus mudik lebaran. Namun tidak seperti kemarin,” katanya. Ardana menambahkan, selama mudik Lebaran ini, pihaknya mengakui terjadi peningkatan tarif bus. Bahkan peningkatan ini diperkirakan antara 10-15 persen tergantung dari masing-masing PO bus. 7 ode, ind
1
Komentar