Porsenijar Sepak Bola Dilanjutkan, PSSI Denpasar Tolak Kirim Wasit
DENPASAR, NusaBali - Porsenijar Kota Denpasar cabang olahraga sepak bola akhirnya dilanjutkan pada 27-30 April. Kepastian itu berdasarkan surat yang dikirim Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar kepada Askot PSSI Denpasar sekaligus memohon tenaga wasit.
Menyikapi hal itu, PSSI Denpasar menolak memberikan wasit karena Disdikpora dinilai melanggar aturan.
Menurut Ketum Askot PSSI Denpasar, Anak Agung Ngurah Garga Candra Gupta pada Rabu (19/4), surat terkait melanjutkan kembali pertandingan selama empat hari itu bernomor 426.I/1976/Dikpora perihal mohon tenaga wasit untuk memimpin pertandingan selama kegiatan berlangsung. Tenaga wasit itu juga diharapkan ikut technical meeting pada Rabu (26/4) pukul 11.00 Wita di aula rapat Disikpora Kota Denpasar. Surat tersebut ditandatangani Kadisdikpora Kota Denpasar, Anak Agung Gede Wiratama.
"Pada prinsipnya Askot PSSI Denpasar menolak memberikan tenaga wasit, kenapa kami menolak karena ada aturan yang dilabrak (dilanggar)," kata Turah Mantri, panggilan akrab Anak Agung Ngurah Garga Candra Gupta.
Menurut Turah Mantri, apapun kondisinya aturan harus ditegakkan, jangan sampai pihaknya mengajarkan untuk melanggar aturan. Menurut Turah Mantri, tim sepak bola SMP Negeri 9 Denpasar harus didiskualifikasi dari peserta Porsenijar Kota Denpasar untuk tingkat SMP, namun apa yang menjadi rekomendasi Askot PSSI Denpasar malah diabaikan.
SMP Negeri 9 justru melenggang ke fase selanjutnya, karena berdalih berdasarkan kesepakatan dua kepala sekolah. Padahal pada saat kejadian atau pertandingan kedua tim, Panpel sudah memutuskan berdasarkan aturan TM.
"Jika ini dibiarkan sama saja kita mengajarkan kecurangan, dan tidak disiplin. Ini akan menjadi catatan buruk kedepannya, makanya tegakkan disiplin sesuai aturan yang berlaku," tegas Turah Mantri.
Menurut Turah Mantri, semuanya harus dikembalikan pada regulasi, bahwa SMPN 9 Denpasar tidak dapat melengkapi administrasi pemain saat pertandingan. Administrasi pemain yang dimaksud yakni bukti fisik keabsahan bahwa pemain tersebut merupakan sekolah di SMP Negeri 9 Denpasar, sehingga yang bersangkutan dinyatakan kalah WO oleh perangkat pertandingan.
"Kalau mau nyari wasit silakan ke luar Denpasar, Askot PSSI Denpasar tidak akan memberikan tenaga wasit, karena kita tidak ingin mengamini kegiatan yang telah keluar dari regulasi," papar Turah Mantri.
Sementara itu kejadian ini berawal dari SMP Negeri 9 Denpasar tidak mampu menunjukkan keabsahan pemain, saat akan bertemu dengan SMP Negeri 7 Denpasar pada Minggu (9/4) di Lapangan Arga Coka Pegok, Sesetan. Panpel dan perangkat pertandingan sesuai pasal 3 ayat 5 peraturan pertandingan Porsenijar Kota Denpasar, sesuai hasil technical meeting (TM), akhirnya SMPN 9 dinyatakan kalah WO 0-3 dari SMP Negeri 7 Denpasar.
Dalam perkembangannya sempat mau dilakukan tanding ulang, namun tim sepak bola SMP Negeri 7 Denpasar tidak hadir.
Akhirnya Disdikpora Kota Denpasar tetap bersikukuh menggunakan kesepakatan dua kepala sekolah (Kepsek) SMPN 7 dan SMPN 9 yang menghendaki tanding ulang dan undian penentuan pemenang yang dipakai acuan. Pemenang undian itu yakni SMP Negeri 9 Denpasar, padahal sesuai regulasi keputusan panpel dan perangkat pertandingan, SMPN 9 sudah dinyatakan kalah 0-3 dari SMPN 7 Denpasar.
Sementara itu Kadisdikpora Kota Denpasar, Anak Agung Gede Wiratama saat dikonfirmasi via WhatsApp hanya dibaca saja, begitu juga saat dikonfirmasi via tlp hanya berdering dan tidak memberikan tanggapan apapun. Sebelumnya beredar kabar Kadisdikpora sempat ditelpon penguasa, hal ini juga dialami Ketum Askot PSSI Denpasar agar tetap mempertahankan SMP Negeri 9 Denpasar melenggang ke fase selanjutnya. dek
1
Komentar