‘Etos Kerja Tinggi, Perempuan Bali Harus Berani Tentukan Pilihan Hidup’
AAA Ngr Tini Rusmini Gorda, Ketua DPD Iwapi Bali
DENPASAR, NusaBali - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (DPD Iwapi) Bali, AAA Ngr Tini Gorda SH MM MH, menyatakan perempuan Bali dikenal memiliki etos kerja tinggi.
Karena itu dia mengajak harus berani bersiap menentukan pilihan hidup, untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Pilihan itu melalui wirausaha, baik domestik maupun dari publik.
Gung Tini Gorda, demikian sapaan perempuan pengusaha yang juga dosen ini, mengiyakan perempuan Bali memang hidup dalam lingkungan balutan kehidupan sosial adat yang kental. Namun bagi dia bukan menjadi penghalang untuk terjun dalam bisnis menjadi wirausaha. “Bagi saya tidak. Itu bisa ‘dimainkan’ diperkuat dengan manajemen ,” ujar perempuan kelahiran 31 Desember 1967.
Kuncinya, adalah bagaimana memanage (mengatur). “Karena budaya (kegiatan sosial adat dan kemasyarakatan) tidak berlangsung 24 jam,” jelas ditemui di rumahnya di Jalan Setyaki, Denpasar, Kamis(20/4). Karena spirit dari pesan Kartini (RA Kartini) tidak boleh dibenturkan antara ruang domestik dan ruang publik. Dengan ungkapan lain, Gung Tini Gorda mengatakan tidak boleh dibenturkan antara kutub selatan dengan kutub utara. Namun bagaimana profesional menggerakkan dua kutub, sehingga tidak menjadi halangan bagi perempuan Bali sendiri.
Gung Tini Gorda mengaku sudah melakoninya. Seperti zaman dulu, kasur dapur dan sumur tetap dilakoni, namun sudah dengan modifikasi. “Jadi walaupun ada gojek, dapur tetap ngebul,” ujar putri dari Prof I Gusti Ngr Gorda (alm), salah seorang tokoh pendidikan Bali.
Menurutnya, sejatinya peran perempuan Bali dalam ekonomi sejatinya dominan. Terutama dalam skala UMKM. Dia mencontohkan, keseharian di pasar-pasar, yang 90 persen pelakunya adalah perempuan. Memang, kata dia, kenyataan lapangan itu, tidak masuk data. Tetapi realitanya jelas, betapa peran dan kontribusi perempuan dalam skala usaha UMKM.
Kemudian di Iwapi sendiri, sebagaimana namanya,90 persen yang gabung merupakan perempuan yang punya usaha sendiri. Kemudian 5 persen melanjutkan usaha suami, sehingga faktor penggeraknya tetap adalah perempuan. “Dari sisi Iwapi saja sudah demikian (90 persen) apalagi organisasi yang lainnya,” ujar istri dari AA Bagus Ngurah Agung dari Puri Gede Karangasem.
Dalam tahun 2023, Iwapi membuat program Iwapi Goes to Campus. Kata dia karena ada PR dari Pusat, harus membentuk ‘Iwapi Milenial’. Iwapi akan coba untuk menggali, bekerjasama dengan perguruan tinggi, dengan harapan perguruan tinggi akan mulai di pendaftaran awal melampirkan formulir minat bakat. Karena Iwapi Milenial itu merupakan keniscayaan. Mengingat secara umum, usaha itu pada generasi kedua dan ketiga tidak kuat. Iwapi mencoba untuk mensosialisasikan, keberadaan perempuan pengusaha akan menjadi sustain (able) apabila bisa meregenerasi.
“Bagaimana membantu perencanaan yang menjadi minat bakat dari keinginan mahasiswa untuk berbisnis. Passion-nya seperti apa, Iwapi akan menyesuaikannya dengan apa yang sudah dimiliki. Jadi ada usaha kuliner, handcraft, fashion, spa dan sebagainya sampai kontraktor, juga ada,” perempuan pemilik 6 HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), penulis jurnal dan aktivitas lain, termasuk Ketua Koperasi Perempuan Ramah Keluarga(KPRK) Provinsi Bali. 7 k17
Komentar