Jangkar Baja Ajak Cerdas Pilih Capres
Pilih yang Berintegritas, Salah Pilih Menderita Lima Tahun
I Ketut Guna Arta
Jaringan Kerja Akar Rumput Bersama Ganjar
Jangkar Baja
Ganjar Pranowo
Pemilu 2024
Pilpres 2024
JAKARTA, NusaBali - Ketua Presidium Nasional Jaringan Kerja Akar Rumput Bersama Ganjar (Jangkar Baja) I Ketut Guna Artha alias Igat mengajak masyarakat melek dan cerdas memilih calon pemimpin baik calon presiden (capres), kepala daerah maupun calon legislatif di seluruh tingkatan pada Pemilu Serentak 2024 mendatang.
"Menyongsong Indonesia Emas 2045 dan sebagai lima negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia, semoga di pemilu 2024 rakyat makin melek memilih presiden, kepala daerah dan wakil rakyatnya di DPR RI, DPD RI serta DPRD. Karena saat ini narapidana pun juga boleh menjadi caleg," ujar Igat dalam keterangannya diterima NusaBali, Kamis (20/4).
Menurut Igat, melek dalam memilih wakil sangat penting, karena nantinya merekalah yang memperjuangkan aspirasi rakyat di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Untuk itu, mulai sekarang rakyat sudah bisa mulai memantau para calon wakilnya. Mereka dapat melihat dari sisi integritas calon bersangkutan.
"Masalah integritas, sebenarnya rakyat bisa melakukan dengan profiling calon wakil rakyat dan calon pemimpin rakyat, apalagi di tengah disrupsi teknologi. Untuk urusan keimanan, biarkanlah itu menjadi hak mutlak penilaian Tuhan. Lantaran kita bukan wakil Tuhan di dunia yang fana ini," papar Igat.
Igat menegaskan, rakyat sangat berdaulat memilih wakilnya untuk di eksekutif dan legislatif. Karena rakyat berdaulat, lanjut Igat, maka rakyat perlu menggunakan hak konstitusional dengan benar. Bila mereka tidak memilih dengan benar bakal berpengaruh terhadap kebijakan yang diambil para wakilnya. "Jika kemudian anggota DPR terpilih tidak aspiratif, presiden dan kepala daerah tidak mewujudkan kebijakan yang berpihak pada kemajuan bangsa, maka besar kemungkinan rakyatlah yang salah menentukan pilihan. Itu mungkin karena menggunakan hak pilih tidak rasional," papar Igat
Mereka, lanjut pria yang pernah menjabat sebagai Sekjen DPN Peradah Indonesia Periode 2009-2012 ini, memilih karena terpengaruh kamuflase religius atau yang paling menyedihkan adalah harga diri tergadai money politics. Akibatnya, berdampak pada penderitaan dan menyesal lima tahun ke depan. k22
Komentar