Viral, Warga Lokal Vs Bule Adu Jotos di Ubud
Sosiolog Sebut Salah Satu Dampak dari Mass Tourism
GIANYAR, NusaBali - Video perkelahian antara warga lokal vs bule beredar di media sosial. Pria berpakaian serba putih tampak saling pukul dengan seorang bule di tengah kemacetan Ubud. Diduga, perkelahian itu terjadi lantaran salah paham pengaruh emosi yang campur aduk dengan suasana padatnya kendaraan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, peristiwa itu terjadi akibat WNA yang diduga berkebangsaan Rusia itu mendahului kendaraan di tengah kemacetan, kemudian menghujat orang lokal yang diduga seorang Jro Mangku dengan kata ‘shit you’. WNA itu juga mendorong Jro Mangku tersebut sehingga terjadi perkelahian.
“Sebenarnya bule ini masalahnya sama mobil yang di belakang Jro Mangku itu, karena saat menyalip kena spionnya. Tapi saat memberi penjelasan justru bule itu mengatai Jro Mangku itu dengan kata kasar, dan mendorong Jro Mangku itu, sehingga terjadi perkelahian,” ujar salah seorang sumber di TKP yang enggan disebutkan namanya.
Video itu kemudian mulai viral pada, Minggu (23/4) malam dan banyak diposting oleh akun-akun media sosial berbagi informasi, serta tentunya mendapatkan berbagai tanggapan dari para netizen. "Kronologi, kondisi jalan macet di daerah Ubud, tau-tau ada mobil Expander putih plat F main serobot. Terjadi benturan spion kanan pecah, dikasi tau baik-baik malah bilang 'shit you' setelah kakak saya keluar dia nantang dan mendorong," tulis akun putuariwisnu dalam kolom komentar media sosial. Ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat Putu Ari Wisnu juga mengaku belum mengetahui bagaimana permasalahan tersebut akhirnya diselesaikan. Ia juga menyayangkan peristiwa tersebut terjadi.
Sementara komentar netizen lainnya melihat adegan dalam video cukup beragam. Sebagian besar juga menyayangkan kedua pihak tidak bisa menahan diri. Ada juga komentar yang meminta netizen untuk tidak berprasangka berdasarkan video singkat, karena duduk perkaranya belum jelas. "Kita kan nggak tahu permasalahannya, apa dan siapa dulu yang membuat keributan. Jadi jangan asal nge-judge (menghakimi, Red)," tulis akun dinisha2013.
Kapolsek Ubud Kompol Made Uder yang dikonfirmasi, Senin (24/4) membenarkan peristiwa tersebut. Dirinya menjelaskan bahwa pihaknya langsung turun ke TKP setelah menerima informasi mengenai perseteruan tersebut. Sayangnya saat itu, kedua orang yang berseteru dalam video sudah tidak ada di TKP. “Tapi tetap kita kumpulkan keterangan dari sejumlah saksi di TKP,” ujarnya.
Menurut keterangan sejumlah saksi di TKP, peristiwa itu bermula ketika mobil yang dikendarai WNA dan Jro Mangku tersebut sama-sama melaju dari arah barat (Jalan Raya Campuhan) menuju timur (Jalan Raya Ubud). Lalu mobil yang dikendarai WNA itu mendahului mobil yang ada di depannya sehingga mengenai sebuah mobil.
Namun diduga terjadi salah paham, sehingga WNA tersebut mengumpat kepada Jro Mangku tersebut dan terjadilah perseteruan. Salah seorang warga mencoba melerai, sampai kemudian WNA itu pergi begitu saja meninggalkan TKP. Kendatipun demikian hingga saat ini belum ada laporan polisi yang diterima oleh pihaknya terkait peristiwa tersebut. “Namun tetap akan kita dalami,” ujar Kapolsek.
Sosiolog Universitas Udayana (Unud), Gede Kamajaya MSi menyampaikan terlepas dari duduk perkara yang belum pasti, sikap warga negara asing (WNA) dalam video tersebut menunjukkan tidak adanya respek kepada warga lokal di Bali. Ia menyebut ulah para WNA atau wisatawan asing yang belakangan banyak dilaporkan merupakan akibat konsep mass tourism (pariwisata massa) yang diterapkan di Bali alih-alih sustainable tourism (pariwisata berkelanjutan). Mengejar target jumlah wisatawan yang datang, kualitas turis yang datang ke Bali ujung-ujungnya jadi kurang berkualitas dan akhirnya berulah.
"Konflik semacam ini akan sering terjadi jika kita tidak serius menindak wisatawan asing yang sering bikin 'ulah’ atau bertindak tidak mengikuti aturan di Bali (Indonesia)," ujarnya. Menurut Kamajaya, ulah wisatawan asing di Bali yang bikin geram sejatinya tidak terjadi hanya belakangan ini saja. Hanya saja belakangan ini semakin masif dan juga akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ulah wisman di Bali jadi lebih terekspos.
"Intensitas pelanggaran mereka makin masif dan sebetulnya ini sudah lama dikeluhkan oleh warga lokal," ucap Kamajaya. Ulah wisman di Bali yang nyeleneh, lanjut Kamajaya, juga bisa disebabkan banyaknya wisatawan asing yang datang ke Bali hingga mereka dapat membentuk komunitas di antara mereka sendiri.
"Semakin tinggi jumlah di satu kawasan tertentu tendensi mereka bertindak sebagaimana biasanya mereka di wilayah aslinya semakin tinggi," ujarnya. Jika ini dibiarkan tampaknya lama kelamaan akan muncul persepsi wisatawan asing sebagai tukang bikin ulah, padahal banyak wisman berkelas yang mau menghormati Bali dan kebudayaannya. Kamajaya tidak menampik jika konflik yang terjadi dalam video yang beredar salah satunya juga dipicu persepsi yang mulai terbentuk akibat semakin banyaknya ulah para wisman yang semakin jadi sorotan.
"Sangat mungkin demikian, konflik yang awalnya laten jadi terbuka," ujar Kamajaya. Kamajaya menyarankan Satgas Pariwisata yang sebelumnya sudah dibentuk Pemerintah Provinsi Bali agar semakin diintensifkan perannya. Salah satunya agar warga dapat melakukan pengaduan kepada Satgas apabila menemukan perilaku wisatawan yang nyeleneh dan pengaduan tersebut agar ditindaklanjuti dengan segera. "Persoalannya adalah pelanggaran-pelanggaran atau cara-cara orang asing tidak menghormati kebudayaan lokal harus dipikirkan ke depan, agar kualitas pariwisata kita tidak terus mengalami degradasi," kata Kamajaya. 7 nvi, cr78
1
Komentar