Perkembangan Dugaan MSS, Suami Sembuh, Istri Masih Dirawat
GIANYAR, NusaBali - Seorang pasien yang diduga Meningitis Streptococcus Suis (MSS), I Ketut K, 70, asal Banjar Telabah, Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Gianyar dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan di RSUD Sanjiwani Gianyar.
Pasien diperbolehkan pulang pada Senin (24/4) setelah kondisinya membaik. Sedangkan istrinya, Made T, 63, masih menjalani perawatan di RSUD Sanjiwani.
Kabid Umum dan Humas RSUD Sanjiwani, I Dewa Ayu Yuni Betharani mengatakan, Ketut K sudah membaik setelah dirawat selama 12 hari. Istrinya masih harus menjalani perawatan. Namun anak kandung pasangan suami istri ini, Made S, 41, meninggal pada Kamis (20/4) sekitar pukul 21.00 Wita. Made S masuk rumah sakit bersamaan dengan kedua orangtuanya. Ayah, ibu, dan anak ini dilarikan ke RSUD Sanjiwani setelah diduga terinfeksi MSS usai menyantap lawar plek yang mereka santap bersama.
Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar yang melakukan pemeriksaan mengatakan, hasil pengecekan kultur darah ketiga pasien negatif Meningitis. Pasien yang meninggal disebutkan memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Menyikapi kasus ini, Pemkab Gianyar merapatkan barisan. Pertemuan dipimpin Sekda Gianyar Dewa Alit Mudiarta melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, dan para peternak yang terkena imbas di ruang rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Gianyar, Jumat (21/4).
Dewa Alit Mudiarta mengatakan, beberapa masyarakat Gianyar yang diberitakan terjangkit Meningitis karena makan lawar plek babi, belum bisa dipastikan disebabkan oleh babi. Perlu penelitian lebih lanjut. “Banyak hal penyebab Meningitis, belum tentu hanya disebabkan babi, ada faktor-faktor lain,” ungkap Dewa Alit Mudiarta. Menurutnya, Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian telah terus menerus mengingatkan pentingnya PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dalam mengolah makanan. “Bukan masalah babinya atau bahan bakunya, tapi bagaimana pengolahannya,” jelas Dewa Alit Mudiarta.
Terpisah, Ketua Gabungan Peternak Babi (GUPBI) Bali, I Ketut Hari Suyasa khawatir dugaan kasus MSS mencederai bisnis ternak babi ke luar Bali. Hari Suyasa berharap masyarakat bisa mencerna dengan baik informasi yang beredar. “Di awal tiga pasien dinyatakan diduga terinfeksi MSS, kemudian hasil labnya negatif. Tetapi masyarakat terlanjur kepikiran seakan babi ini sebagai satu-satunya media penular Meningitis. Ini yang mau kami luruskan bahwa Meningitis itu banyak faktor penular, jadi bukan dari babi saja,” tegasnya.
Hari Suyasa berharap tidak terjadi kepanikan di masyarakat terkait mengkonsumsi daging babi. Meskipun hasilnya kemudian negatif MSS, Hari Suyasa tetap khawatir. “Kami harap Dinas Kesehatan saat temukan kasus sama agar tidak serta merta menduga penyebabnya dading babi. Kalau sebatas dugaan jangan dong diinformasikan ke masyarakat dulu. Agar masyarakat tidak resah,” pinta Hari Suyasa. 7 nvi
Komentar