Atlet Primada Gagal ke PON Didegradasi
Kegagalan atlet Primada akan dievaluasi karena sang atlet sudah menjalani latihan rutin.
DENPASAR, NusaBali
Empat atlet penghuni Program Emas Daerah (Primada) Bali, yang gagal meraih tiket PON XIX di Bandung, Jawa Barat (Jabar), pada gelaran Pra PON dipastikan langsung degradasi. Degradasi itu dilakukan, sebagai langkah komitmen selama ini yang dijalankan pihak pengelola Primada Bali. Karena, jauh hari sebelumnya itu, KONI telah memberikan sinyal warning kepada 67 atlet penghuni Primada untuk bisa meraih tiket multi event empat tahunan.
Menurut Binpres KONI Bali, Nyoman Yamadhiputra, keempat atlet tersebut yakni Putu Arimbawa dari cabang olahraga (cabor) karate, Made Ari Sudana dari cabor pencak silat, Wayan Marika Kusuma Dewi dari cabor menembak, serta Dewa Ayu Widyaningsih dari cabor judo.
“Kegagalan empat atlet Primada Bali itu, kini masih tengah kami telusuri melalui pelatih cabor masing-masing, untuk memperoleh penyebab kegagalan mereka, dalam merebut tiket PON Jabar, karena selama ini mereka rutin menggelar latihan, jadi dimana letak kesalahannya,” ucap Bidang Prestasi KONI Bali, Nyoman Yamadhiputra, saat dikonfirmasi Jumat (25/12).
Menurut pria asal Tabanan yang juga mantan atlet pencat silat itu, dari pelatih mereka nanti, bakal diketahui ada apa yang salah dengan kegagalan itu. Apakah salah program yang diberikan pelatih, taktik bertandingnya, apa memang kesalahan dari atlet sendiri, karena selama ini mereka sudah melakukan latihan rutin.
Tak hanya empat atlet Primada yang gagal lolos PON, namun ada juga lima atlet Primada Bali yang tidak bisa bertanding di PON Jabar karena pertimbangan teknis. Artinya, mereka lolos PON Jabar namun tidak bisa turun di PON nantinya.
Kelima atlet tersebut, yakni Adip Gandadi Putra dari cabor tarung derajat, yang lolos PON tapi tak bisa bertanding, lantaran usianya melewati batas usia atlet yang ditentukan di PON. Kedua, Kadek Swandewi dari cabor karate yang juga karena usianya melewati batas usia atlet PON yang telah ditentukan, setelah itu Ida Ayu Parwiti dari cabor pencak silat, lantaran cedera serius.
Keempat, Ida Ayu Candra Murti cabor pencak silat juga, yang tidak ikut Porprov otomatis Pra PON, karena menikah, terakhir, Ni Putu Armini dari cabor tenis, yang juga tidak ikut porprov dan Pra-PON karena sudah menjadi tentara atau Kowal. “Kami pastikan semua nama tadi langsung didegradasi,” tegas Yamadhiputra.
Menanggapi soal faktor umur, padahal lolos PON, namun tetap masih dimasukkan sebagai atlet Primada dan mereka telah menerima haknya, digaji hitungan tiap bulan, Yamadhiputra berdalih, jika setiap cabor memiliki aturan berbeda. Bahkan, kini telah ada pengaturan tentang batasan usia.
Dari sebelumnya, memang diproyeksikan bisa turun PON. Namun, setelah keluar keputusan dari PB cabornya, kini ada pembatasan usia bisa berlaga di PON Jabar. "Ke depannya, faktor usia itu akan kami tetap pertimbangkan, agar jangan sampai terulang seperti saat ini. Sudah lolos PON, malah tidak bisa bertanding, dan daerah lewat KONI telah terlanjut menetapkan atlet bersangkutan masuk Primada dan menerima gaji, itu akan menjadi catatan buat kami," jelas Yamadhiputra.7dek
1
Komentar