Hari Tari Sedunia di Denpasar Terguyur Hujan, Gus Eka Manca: Berkah Tumpek Wayang
DENPASAR, NusaBali.com - Peringatan dan perayaan Hari Tari Sedunia (HTS) tahun 2023 di Kota Denpasar terkendala hujan hingga membatalkan satu agenda penting. Namun, panitia menyebut sebagai berkah Tumpek Wayang.
Perayaan HTS di Kota Denpasar sejatinya dimulai pukul 15.00 Wita pada Sabtu (29/4/2023). Akan tetapi, hujan mengguyur ibukota dan membuat acara yang digelar di kawasan Dharmanegara Alaya (DNA) itu molor hingga sekitar pukul 16.00 Wita.
Beruntung hujan berhenti sekitar pukul 15.40 Wita sehingga agenda dapat segera dimulai. Tari Sekar Jempiring yang dibawakan secara kolosal oleh 572 siswi SMP dan SMA se-Kota Denpasar pun menjadi atraksi pembuka.
Acara pun terus berlanjut ke penampilan 14 penari R&B House Tuban yang membawakan tarian Salsa dan Macarena. Sayangnya, hujan kembali datang begitu acara memasuki akhir atraksi baleganjur adi merdangga dari Sanggar Siwer Nadi Swara.
Akibatnya, salah satu agenda penting yakni penyerahan penghargaan kepada maestro tari Kota Denpasar, I Nyoman Suarsa, dipindahkan ke depan lobi DNA. Agenda yang diawali dengan Tari Baris Tunggal oleh sang maestro ini seharusnya digelar di teras depan.
Guyuran hujan yang semakin deras membuat agenda kolosal yakni workshop edukasi tari antara 1.000 siswa sekolah dasar dengan empat maestro tari Bali, batal. Agenda ini seharusnya bisa menjadi rekor dan sejarah workshop tari kolosal di mana para maestro menyerahkan estafet seni tari ke generasi penerus.
IB Eka Haristha, 25, Ketua Panitia HTS Kota Denpasar menyebut guyuran hujan sebagai berkah. Meskipun, Gus Eka Manca juga tidak memungkiri hujan membuat tempo acara menjadi tidak stabil lantaran rencana terus berubah-ubah mengikuti situasi dan kondisi.
"Untuk acara sudah berjalan 50 persen sampai baris tunggal dan penyerahan penghargaan, poin pentingnya ada di situ. Untuk workshop memang akhirnya tidak bisa jalan karena area Jalan Mulawarman juga sudah becek," jelas Gus Eka dijumpa di sela acara.
Yowana Griya Briung Kesiman ini mengaku sudah melakukan ritual dengan bantuan pawang hujan agar cuaca mendukung keberlangsungan acara. Namun alam berkata lain. Akan tetapi, Gus Eka mengaku cukup diuntungkan saat hujan turun sebelum acara dimulai.
"Ini bukan hujan berisiko, ini adalah hujan berkah. Karena kami diberikan waktu luang untuk menyiapkan memulai acara. Setelah hujan reda dan acara dimulai, vibrasi yang diberikan alam begitu terasa. Apalagi hari ini hari besar, Tumpek Wayang, kalau ibarat kata, ini hari untuk orang menari," tutur Gus Eka yang juga pendiri Naluri Manca selaku komunitas penyelenggara HTS di Denpasar.
Lanjut Gus Eka, sejauh yang dia tahu, Tumpeng Wayang memang kerap kali hujan. Di lain sisi, ritual yang jatuh setiap Saniscara Kliwon Wayang ini adalah momentum yang pas bagi pragina (seniman tari) dan pelaku seni lain untuk mengekspresikan diri.
Terlebih lagi, tema yang diangkat pada HTS Kota Denpasar tahun 2023 ini adalah 'Menari Mengalir Seperti Air, Cipta Akan Peradaban'. Hujan menjadi simbol di mana tari itu mengalir selayaknya air yang harus adaptif terhadap segala tantangan dan medan.
Gus Eka mengonfirmasi, HTS Kota Denpasar tahun 2023 bertajuk NAME (Naluriku Menari) akan terus berlanjut pada Sabtu malam menunggu hujan reda. Lantaran, komunitas tari dari dalam dan luar negeri sudah hadir dan memastikan untuk tampil. Sementara beberapa konsep tarian juga mengambil latar malam hari.
"Harapan kami semoga acara ini dapat berjalan dengan baik dan tuntas malam ini," tandas Gus Eka Manca. *rat
Komentar