Gilimanuk-Ketapang Ditutup Satu Jam, Akibat Cuaca Buruk, Saat Arus Balik Lebaran Ramai
Sempat terjadi antrean kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk dan di Pelabuhan Ketapang juga sempat terjadi penumpukan arus balik Lebaran di areal pelabuhan.
NEGARA, NusaBali - Di tengah masa arus balik Lebaran, aktivitas pelayaran lintas Pelabuhan Ketapang - Gilimanuk di Selat Bali ditutup akibat cuaca buruk, Sabtu (29/4) sore. Penutupan atau penundaan penyeberangan Sabtu sore kemarin berlangsung selama hampir satu jam dari pukul 14.40 Wita hingga pukul 15.30 Wita.
Koordinator Satuan Pelayanan (Korsatpel) Balai Pengelolaan Transportasi Darat (BPTD) Pelabuhan Gilimanuk, I Nyoman Agus Sugiarta mengatakan penundaan penyeberangan tersebut dilakukan karena terjadi gangguan cuaca yang membahayakan pelayaran. Saat penutupan itu, sempat terjadi gelombang tinggi disertai hujan angin yang juga mengganggu jarak pandang para awak kapal.
"Kami tunda sementara untuk keselamatan pengguna jasa termasuk para awak kapal. Kami tunda selama cuaca buruk, dan dilanjutkan setelah cuaca kondusif," ujar Agus Sugiarta. Menurut Agus Sugiarta, penundaan penyeberangan tepatnya dilakukan mulai pukul 14.40 Wita. Setelah menunggu selama hampir satu jam dan cuaca sudah membaik, penyeberangan kembali dilanjutkan. "Penyeberangan dilanjutkan pukul 15.30 Wita. Ditunda hampir satu jam," ucap Agus Sugiarta.
Saat penyeberangan ditunda, Agus Sugiarta mengaku, sempat terjadi antrean kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk. Begitu juga informasi di Pelabuhan Ketapang sempat terjadi penumpukan arus balik Lebaran di areal pelabuhan. "Infonya hanya di dalam pelabuhan. Setelah penyeberangan dilanjutkan sudah terurai," ujarnya.
Agus Sugiarta mengatakan ketika kembali terjadi cuaca buruk penyeberangan akan kembali ditunda. Dirinya pun berharap para pengguna jasa bisa lebih bersabar ketika sewaktu-waktu penyeberangan ditunda karena cuaca buruk. "Kalau memang cuaca tidak mendukung, kami tunda. Kami juga sudah koordinasi dengan para operator kapal agar terus memantau cuaca. Jika ada gangguan yang membahayakan agar segera dilaporkan sehingga bisa segera dilakukan tindakan yang tepat demi keselamatan bersama," ujar Agus Sugiarta.
Terpisah, General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang, Muhammad Yasin mengatakan saat ini pelabuhan mengoperasikan kapal sebanyak 28 unit. "Dalam kondisi padat akan dioperasikan 32 unit kapal," ungkapnya.
Termasuk pengoperasian KMP Jatra II sebagai kapal perbantuan yang mampu menampung 400 unit kendaraan roda dua, dan 100 unit mobil pribadi. Diprediksi, puncak arus balik di Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk, Melaya, Jembrana, Bali diperkirakan akan terjadi pada H+7 dan H+8 Lebaran atau pada, Sabtu (29/4) dan Minggu (30/4).
"Masih ada 50 persen pemudik yang belum balik ke Bali," kata Yasin dilansir kompas.com. Menurut Yasin, banyaknya warga yang belum kembali ke Bali itu karena perilaku masyarakat yang masih ingin menetap, karena tradisi Lebaran ketupat atau perayaan yang digelar sepekan setelah Idul Fitri.
"Tapi kami telah mengantisipasi lonjakan penumpang tersebut dengan mengoptimalkan dermaga dan kapal berukuran besar," ujar Yasin. 7 ode
Komentar