Harga Babi di Peternak Lesu
Turunnya harga babi di Tabanan bukan karena kasus meningitis, melainkan karena faktor virus ASF.
TABANAN, Nusa Bali
Memasuki pertengahan 2023 harga babi di Tabanan mengalami penurunan. Sebelumnya harganya di kisaran Rp 40.000 per kilogram, kini menjadi Rp 36.000 – Rp 37.000 per kilogram.
Namun turunnya harga babi tersebut bukan karena kasus meningitis yang sekarang merebak, melainkan karena faktor virus African swine fever (ASF) masih meresahkan peternak.
Salah seorang peternak babi asal Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan I Nyoman Ariadi mengakui harga babi sekarang mengalami penurunan. Tetapi menurutnya penurunan harga ini masih normal. "Jadi masih di atas BEP (break event point)," ujarnya, Selasa (2/5).
Ditegaskannya, turunnya harga babi ini penyebab utamanya bukan karena merebaknya kasus meningitis, melainkan virus ASF masih menghantui. Hal inilah yang dimanfaatkan tukang jagal untuk bermain di harga. Serta tingginya biaya pakan. Kondisi tersebut membuat peternak menjual babinya. "Kalau kasus meningitis pengaruhnya kecil," kata Ariadi.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tabanan Ni Made Murjani, mengungkapkan hasil monitoring harga di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Tabanan mencatat kasus meningitis belum berdampak pada harga daging babi di tingkat pedagang. Itu tercermin dari posisi harga daging babi yang dijual stabil, yakni Rp 85.000 per kg atau masih sama seperti pada perdagangan pekan lalu.
“Tampaknya kasus meningitis pada babi ini tidak terlalu berpengaruh pada harga. Sehingga saat ini harga daging babi di pasaran masih dijual stabil oleh sejumlah pedagang,” tandasnya. 7 des
1
Komentar