Putus, Jalan Penghubung 3 Desa di Kecamatan Selat
AMLAPURA, NusaBali - Jalan penghubung tiga desa di Kecamatan Selat, Karangasem, putus sejak 17 Oktober 2022, karena banjir bandang. Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Karangasem I Wayan Surata Jaya telah mengecek di dua titik jalan putus.
Sesuai rencana, perbaikan jalan itu akan menggunakan dana pemeliharaan Rp 3 miliar. “Anggaran pemeliharaan kebetulan di tahun ini cukup besar Rp 3 miliar, anggaran itu kami pakai memperbaiki jalan putus di dua titik,” jelas I Wayan Surata Jaya, usai meninjau lokasi jalan, di ruang kerjanya Jalan Nenas Amlapura, Kamis (4/5).
Jalan putus karena jebol itu, di dua titik menghubungkan Banjar Sebun di Desa Sebudi menuju Banjar Sukaluwih di Desa Amerta Bhuana. Satu lagi, menghubungkan Banjar Sukaluwih menuju Banjar Geriana Kauh di Desa Duda Utara.
Saat banjir bandang terjadi di Sungai Santi, air meluap hingga mengikis bahu jalan. Maka, badan jalan pun putus. Suarta Jaya memaparkan, rencana perbaikan jalan pada dua titik tersebut telah disosialisasikan kepada masyarakat. Sosialisasi juga kepada Perbekel Amerta Bhuana I Wayan Seriasa, Perbekel Sebudi Jro Mangku Tinggal, dan Perbekel Duda Utara I Wayan Suarman.
Selama ini masyarakat kesulitan melintasi jalan penghubung tiga des aitu. Warga mesti mencari jalan alternatif atau jalan melingkar yang cukup jauh, sekitar 5 kilometer.
Warga melalui jalan Banjar Sukaluwih menuju Banjar Geriana Kauh, sebelumnya tinggal menyeberang. Namun kini, mesti melintasi jalan melingkar.
Kondisi jalan jebol, ada yang putus total, ada yang putus Sebagian. Sepeda motor dan kendaraan roda empat pun sulit melintas. Akses dari Banjar Sukaluwih menuju Banjar Sebun, juga merupakan jalur menuju Pura Pasar Agung, dari jalur timur. “Nanti perbaikannya ada dengan cara membangun senderan terlebih dahulu, kemudian menguruk, terus pemadatan,” jelasnya.
Perbekel Amerta Bhuana I Wayan Seriasa, mengapresiasi rencana Dinas PUPR Karangasem yang telah merencanakan perbaikan jalan putus, di tahun 2023. “Sebab, telah enam bulan, masyarakat tidak bisa melintas di jalur itu, terhitung Oktober 2022 hingga April 2023,” jelasnya.
Seriasa mengatakan, ekses dari banjir bandang terjadi, menyebabkan kerusakan jalan cukup parah. Pertama kali terjadi air meluap di Sungai Santi, hingga menewaskan dua warga Banjar Santi, kakak dan adik.
Padahal selama ini katanya sungai itu kering, walau sesekali turun hujan, air mengalir tidak sederas saat musibah terjadi.
“Warga mesti bersabar, pemerintah telah menganggarkan perbaikan dua titik jalan yang jebol itu, semoga musibah tidak terulang kembali,” harapnya.7k16
Komentar