Dewan Bimbang Terbitkan Rekomendasi
Lembaga DPRD Buleleng masih bimbang menerbitkan rekomendasi terkait dengan rencana PD Pasar menambah modal kerja sekitar Rp 2 miliar.
Terkait Penyertaan Modal Kerja PD Pasar
SINGARAJA, NusaBali
Sebagian anggota setuju dengan langkah PD Pasar menambah modal kerja dengan meminjam dana kepada pihak ketiga. Namun sebagian lagi, ingin tambahan modal kerja PD Pasar diambilkan dari pos APBD.
Dalam pembahasan Badan Anggaran (Banggar) DPRD Buleleng dengan jajaran Direksi PD Pasar dan Badan Pengawas PD Pasar, Senin (12/7), PD Pasar kembali menegaskan keinginannya menambah modal kerja sekitar Rp 2 miliar untuk membuka usaha penyedia kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak goreng dan lainnya. Penambahan modal itu direncanakan pinjam kepada pihak ketiga dalam hal ini PD Bank Buleleng 45. Namun PD Pasar berharap tambahan modal kerja itu bisa dari APBD.
Nah dalam rapat yang dipimpin Ketua Dewan I Gede Supriatna kemarin, suara anggota Banggar terbelah. Sebagian ingin tambahan modal kerja PD Pasar itu didapat dari cara pinjam ke PD Bank Buleleng 45, alasannya dana tersebut untuk usaha. “Kalau saya pribadi lebih baik pinjam, selain lebih mandiri, buat apa pakai dana APBD, kan lebih baik dana APBD dipakai kegiatan lain yang mendesak,” kata salah satu anggota Banggar.
Sementara anggota Banggar yang lainnya justru ingin agar tambahan modal kerja itu diambilkan dari APBD, sehingga tidak membebani PD Pasar. Masalahnya, PD Pasar dinilai terlalu banyak menanggung masalah yang belum bisa diselesaikan. “Masih banyak persoalan pasar yang dikelola PD Pasar belum selesai. Saya khwatir kalau pinjam dana lagi, nanti justru menambah beban lagi PD Pasar. Saya lihat, di APBD itu masih ada peluang untuk tambahan modal kerja bagi PD Pasar,” ujar Putu Tirta Adnyana, politisi Partai Golkar ini.
Karena belum ada kesepahaman soal rencana penambahan modal kerja itu, Banggar kembali akan rapat internal untuk memutuskan apakah PD Pasar mendapat tambahan modal dengan cara pinjam ke Bank atau diambilkan dari APBD. “Nanti kita akan bahas internal dulu, karena masih ada anggota yang ingin tambahan modal kerja itu diambilkan dari APBD,” kata Ketua Dewan Supriatna.
Sementara Direktur PD Pasar Putu Gede Satwikayadnya menegaskan, kendati belum ada kepastian rekomendasi dari lembaga Dewan, usaha penyediaan kebutuhan pokok itu sudah dijalankannnya. Hanya saja, modal yang dipakai masih mengadalkan dana dari PD Pasar dengan jumlah yang sedikit. “Sebenarnya usaha itu sudah berjalan, misalnya kita beli gula pasir 5 ton, sudah jalan ini, sambil kita evaluasi dimana kelemahannya,” kata Satwikayadnya.
Dijelaskan, modal usaha sekitar Rp 2 miliar itu diperlukan untuk pengadaan mobil truk pengangkut, sewa gudang dan pembelian kebutuhan pokok lainnya. Usaha itu dijalankan, dengan harapan ketika ada lonjakan harga, PD Pasar bisa langsung mengadakan operasi pasar, sehingga OPD terkait tidak lagi menunggu pihak lain seperti Bulog untuk operasi pasar. *k19
1
Komentar