Sanggar Seni Cressendo Bali Griya Musika Sukawati, Rilis Album Bali Kumara Generasi 9
Selama 10 bulan berlatih, 19 anak-anak inipun siap merilis sebuah album. Masing-masing anak, menyanyikan satu lagu yang sesuai dengan karakter dan chemistry.
GIANYAR, NusaBali
Sanggar Seni Cressendo Bali Griya Musika Sukawati akan merilis Album Bali Kumara Generasi 9 di Gedung Citta Kelangen ISI Denpasar pada Minggu (14/5). Album pop Bali anak-anak ini mengusung tema 'Kalango Prabhaneka' Cinta Keindahan dan Kebersamaan dalam Perbedaan. Ada sebanyak 19 anak dari seantero jagat Bali yang tergabung dalam Bali Kumara generasi 9 (BK-9) kali ini. Paling kecil duduk di bangku kelas 3 SD, paling besar SMP kelas IX.
Pemilik Sanggar, Komang Darmayuda mengucap syukur Bali Kumara tetap eksis sampai menelorkan generasi ke 9. Hal ini membuktikan komitmennya terhadap pelestarian seni budaya Bali, khususnya di bidang seni musik. Dosen seni musik ISI Denpasar ini mengatakan eksistensi Bali Kumara tak lepas dari dukungan penuh para orangtua.
"Kami buat produk album Bali Kumara mulai Tahun 2014 dan astungkara berlanjut hingga generasi 9," jelasnya. Jika dijumlahkan, anak-anak yang tergabung mulai generasi pertama sampai generasi 9 kali ini sebanyak 159 orang. "Yang ikut generasi pertama dulu, kira-kira sekarang sudah pada kuliah," kenangnya. Komang Darmayuda bangga, Bali Kumara kini menjadi sebuah keluarga besar yang punya tujuan mulia terhadap pelestarian bahasa Bali sebagai bahasa ibu.
Khusus Bali Kumara Generasi 9, dikatakan mulai berproses sejak Juli 2022. Selama 10 bulan berlatih, 19 anak-anak inipun siap merilis sebuah album. Masing-masing anak, menyanyikan satu lagu yang sesuai dengan karakter dan chemistry. Dengan semakin banyak yang menyanyikan lagu berbahasa Bali, Komang Darmayuda ingin anak-anak Bali terpanggil untuk mengetahui lebih dalam tentang bahasa Bali. "Dalam berproses ini, kami amati banyak muncul niat kemauan anak untuk mengetahui arti kata bahasa Bali. Astungkara dengan ini, anak milenial tidak akan tercabut dari akarnya," jelasnya.
Komang Darmayuda yang sekaligus menciptakan beberapa lagu juga menekankan kearifan lokal yang berkembang di Bali. Semisal dalam lagu Celuluk Gundul, berisi nasehat agar anak-anak tidak keluar rumah saat sandi kala. "Di era sekarang, kearifan lokal semacam ini mulai hilang. Dan banyak lagi kearifan lokal yang susah mereka ketahui, karena terbatasnya ruang dan waktu," ungkap peraih Wija Kusuma Tahun 2023 dari Pemkab Gianyar saat HUT Kota Gianyar, (18/4) ini. Melalui lirik lagu dalam album Bali Kumara, anak tidak saja diajarkan olah vokal namun juga olah rasa olah gerak yang mencakup pengembangan kecerdasan emosional. Dalam menciptakan lagu berbahasa Bali, Komang Darmayuda tidak sendiri. Ada campur tangan pencipta lagu legendaris Komang Raka dan pendatang baru Wahyu Prasetya.
Salah satu orangtua yang didapuk sebagai Ketua BK 9, I Kadek Budiartawan, mengatakan album ini adalah sebuah mahakarya yang dipersembahkan pada seluruh masyarakat Bali, seluruh anak di Bali khususnya dan di Indonesia. "Digelar dengan harapan beri motivasi seluruh anak untuk mencintai seni dan budaya, menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya yang kita miliki sebagai Krama Bali," ungkapnya.
Sebagai orang tua, dirinya berharap Bali Kumara 9 ini bisa memberikan semangat baru mewarnai kreativitas seni di Bali. "Anak-anak ini kita harapkan jadi duta pengembangan kreativitas seni dan budaya di Bali. Semoga setelah BK 9, akan ada generasi penerus lainnya yang menjadi kebanggan masyarakat Bali," ujarnya.
Sementara perwakilan Bali Kumara 9, Putu Rani mengatakan senang bisa terlibat dalam karya musik ini. "Saya senang bisa dapat banyak teman. Ada teman sebaya, ada yang lebih kecil dan ada yang lebih besar. Kami sangat bangga bisa ikut serta melestarikan seni budaya Bali. Semoga Bali Kumara seterusnya bisa sukses dan launching di ISI Denpasar nanti berjalan lancar," ungkapnya.7 nvi
Komentar