21 Penyu Sitaan Ditpolairud Tak Mau Makan
DENPASAR, NusaBali - Sebanyak 21 penyu hijau (chelonia mydas) hasil sitaan Ditpolairud Polda Bali yang dititip ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dalam kondisi stres. Bahkan, sebagian besar penyu tersebut tidak mau makan.
Penyu itu disita BKSDA dari pembantai Made Japa, 48, di Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. "Kalau yang di Benoa, kondisinya masih stres, masih belum mau makan, masih diam saja," ungkap Kepala Seksi Koservasi Wilayah I BKSDA Bali Sumarsono kepada detikBali, Kamis (11/5).
Namun, ia menyebut petugas tetap berusaha memberikan makan. Beberapa di antaranya berhasil dibujuk untuk makan, sebagian lain bertahan kelaparan. "Jadi ini beberapa sudah ada yang mau makan, tapi sebagian besar masih diam saja. Karena itu kan ada yang siripnya dilubangi, ada yang terlalu lama di daratan. Luar biasa stresnya itu penyu," imbuh dia.
Karenanya, Sumarsono mengaku akan tetap menunggu kondisi penyu hijau tersebut stabil, sembari terus melakukan observasi. "Tetap kami tunggu, tetap kami observasi sambil dikasih makan. Ngasih makannya pun nggak bisa dilempar-lempar. Harus pelan-pelan disodorin ke mulutnya, disuapin," tutur dia.
Sumarsono menjamin pasokan makanan untuk puluhan penyu yang dilindungi oleh negara. BKSDA, kata dia, juga sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kelompok Pelestari Penyu (KPP) Tambaksari. "Mereka kan memang kami kasih (memiliki) MoU, punya uang untuk memberi makan penyu dan untuk bangun fasilitas. Jadi, MoU itu perjanjian hitam di atas putihnya bahwa mereka harus membiayai titipan negara," terang dia.
Sebelumnya diberitakan, 21 penyu hijau disita sebagai barang bukti oleh Ditpolairud Polda Bali dari Made Japa. Made Japa diketahui membantai penyu selama 24 tahun untuk dijual dalam bentuk lawar dan serapah. Penyu-penyu hijau yang berhasil disita itu kemudian diserahkan ke BKSDA Bali, lalu dititipkan ke KKP Tambaksari di Tanjung Benoa. 7
Komentar