Perumda Pentaskan Drama Tirta Danu Arta Amertaning Buana
Drama Kolosal
PDAM Bangli
Tirta Danu Arta
Alun-Alun Kota Bangli
HUT Perumda ke-37
HUT Bangli
HUT Bangli ke 819
BANGLI, NusaBali - Perumda Air Minum Tirta Danu Arta (PDAM) Bangli berkolaborasi dengan SMKN 4 Bangli menampilkan drama kolosal di Alun-alun Bangli, Senin (15/5). Pentas drama bertema ‘Tirta Danu Arta Amertaning Buana’ ini serangkaian memeriahkan HUT Perumda ke-37 dan HUT ke-819 Kabupaten Bangli.
Ketua Panitia HUT Perumda Tirta Danu Arta Bangli I Gusti Agung Jelantik Sutha Baskara menyampaikan, pemlihan tema pementasan ini dengan merujuk pemaknaan air sebagai sumber kehidupan dan mampu memberikan kelestarian. "Perumda dengan keterbatasan bertekad dalam memberikan layanan optimal bagi pelanggan. Namun pelayanan ini juga senantiasa menjaga alam agar lestari hingga berkelanjutan," jelasnya.
Diakui, melalui HUT ini pihaknya mendukung segala program Pemerintah Daerah dengan Visi Nangun Sat Kertih Lokasi Bali di Bangli. Kata Agung Baskara, perayaan yang digelar sebagai bentuk penghargaan Perumda kepada pelanggan.
"Kami memberikan doorprize dan ada 12 pelanggan terpilih untuk mendapatkan tali kasih. Kami juga memberi penghargaan kepada senior dan pimpinan yang sudah purna tugas. Keberadaan saat ini karena beliau-beliau sebelumnya," tegasnya. Digandengnya SMKN 4 Bangli tujuan untuk membangkitkan seni di Bangli.
Agung Baskara bersama Kepala SMKN 4 Bangli, I Wayan Suparta, menyampaikan drama kolosal ‘Tirta Danu Arta Amertaning Buana’ menceritakan pada tiga zaman yakni zaman kerajaan hingga saat ini. Dikisahkan, wilayah kerajaan Bangli dilanda wabah dan penyakit. Tangisan, kepanikan, ketakutan, serta kematian terjadi dimana mana, hingga akhirnya sebagian besar rakyat memutuskan meninggalkan Bangli.
Ida Bhatara Guru Shri Adhi Kunti Ketana yang kala itu bertahta pada tahun Caka 1126, mengucapkan bhisama/pamastu, yang bertujuan agar rakyat Bangli kembali untuk membangun Kramaning Bangli.
Sekembalinya masyarakat, muncul permasalahan baru, kekeringan panjang melanda Bangli. Sang Raja mengutus putra beliau, Hyang Parameswara untuk
melepaskan lindung emas dan yuyu besi di Danau Batur. "Dari lindung emas dan yuyu besi tersebut memunculkan semburan air sangat besar yang keluar dari sebuah lobang atau gaok di lembah melangit yang membuat rakyat kaget dan terkesima ngon," tuturnya.
Kemudian kemunculan mata air ini diberi nama tirta Gaokngon yang sekarang dikenal masyarakat luas dengan sebutan Tirta Gamongan. Dalam perjalanan sejarah, nusantara mengalami pasang surut dari zaman kerajaan menuju zaman republik, dimana pada zaman peralihan ini telah banyak mengorbankan kesatria-kesatria kusuma bangsa yang telah menjadi tumbal untuk tegaknya pertiwi tercinta. Hingga tiba masanya, berdiri kokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.7esa
Komentar