Pamit Buat Sapu Lidi, Lansia Ditemukan Tewas di Kebun
NEGARA, NusaBali - Seorang wanita lanjut usia (lansia), Ni Ketut Mundri, 77, asal Banjar Pasar, Desa Yehembang, Mendoyo, Jembrana, ditemukan tewas di sebuah lahan kebun dekat rumahnya, Rabu (17/5) sore.
Korban diduga meninggal mendadak karena penyakit asam lambung yang dideritanya. Sebelum ditemukan tewas, korban sempat pamit membuat sapu lidi pada Selasa (16/5) siang.
Dari informasi, keberadaan mayat Mundri ini, tepatnya ditemukan di dalam lahan kebun milik warga setempat yang berjarak sekitar 300 meter dari rumah korban. Mayat korban pertamakali ditemukan oleh tetangganya, Wayan Suetri, 48, pada Rabu sekitar pukul 17.30 Wita. Saat itu, Sentri yang hendak mencari serabut kelapa di kebun tanpa penghuni tersebut, tiba-tiba dikagetkan sesosok orang tergeletak di tanah.
Setelah didekati, sesosok orang itu pun diketahui adalah Mundri. Saat ditemukan saksi, Mundri yang tergeletak dengan posisi miring itu diketahui sudah meninggal dunia dan tubuh korban sudah dalam keadaan kaku. Hal itu pun dilaporkan ke keluarga korban dan membawa jasad korban ke rumah duka.
Begitu menerima laporan kejadian tersebut, dari aparat Polsek Mendoyo dan petugas Inafis Sat Reskrim Polres Jembrana turun melakukan olah TKP. Begitu juga didatangkan petugas medis dari Puskemas I Mendoyo untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenazah korban.
Kapolsek Mendoyo Kompol I Putu Suarmadi saat dikonformasi Kamis (18/5), mengatakan, sesuai keterangan keluarga ataupun petunjuk di TKP, korban yang ada riwayat penyakit asam lambung, diduga meninggal dunia karena penyakitnya tersebut. Korban merupakan bajang lingsir (perawan tua) dan sehari-hari tinggal bersama salah satu keponakanya bernama I Nengah Nirya, 66.
Sehari sebelumnya pada Selasa sekitar pukul 11.00 Wita, korban pun diketahui sempat pergi dari rumah untuk membuat sapu lidi. Saat itu lah korban diduga pergi ke TKP dan diduga penyakitnya kambuh. Korban yang sempat belum pulang pada malam harinya, tidak sempat dicari keluarganya karena menduga korban menginap di rumah salah satu kerabatnya yang tinggal di seberang sungai Yehembang.
"Dari perkiraan dokter, korban diduga sudah meninggal sehari sebelumya. Saat terkahir pamit dari rumah keponakanya, korban diduga datang ke TKP untuk membaut sapu lidi. Nah kemungkian saat itu juga penyakitnya kambuh," ujar Kompol Suarmadi.
Dari hasil pemeriksaan luar jenazah korban, kata Kompol Suarmadi, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan yang mengarah tindakan kriminal. Namun ada luka lebam pada pipi kanan korban yang disinyalir akibat terbentur batu saat korban jatuh di TKP. "Sesuai keterangan saksi dan hasil olah TKP, saat korban ditemukan tergeletak, di depannya memang terdapat deretan batu besar," ucap Kompol Suarmadi.
Kompol Suarmadi menambahkan, dari pihak keluarga korban pun menolak dilakukan otopsi terhadap jenazah korban. Dari pihak keluarga telah mengikhlaskan kejadian itu sebagai musibah. 7 ode
1
Komentar