Hanya Dua Orang Penekun Kesenian Nolin di Klungkung
Untuk pertama kalinya Sekaa Nolin Suwarga Suara, Desa Sulang, Klungkung menampilkan tabuh Nolin pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXIX di Kalangan Angsoka Taman Budaya Bali, Selasa (13/6) siang.
DENPASAR, NusaBali
Kesenian Nolin merupakan pementasan hasil rekonstruksi Dinas Kebudayaan Kabupaten Klungkung, yang sudah Ada sejak dahulu namun sepi peminat.
Kelian Sekaa Nolin Suarga Suara, Putu Ariyasa mengungkapkan, bahkan di Klungkung sendiri, hanya dua orang yang bisA memainkan alat ini, yaitu dirinya sendiri dan ayahnya, I Nengah Mendra. Sesungguhnya, Nolin tidak berbeda dengan Mandolin dan Penting. Nolin adalah sebutan di Kabupaten Klungkung, Mandolin adalah sebutan di Kabupaten Tabanan, sedangkan di Kabupaten Karangasem alat ini disebut dengan Penting.
“Alat musik Nolin, Mandolin atau Penting sejatinya adalah alat musik yang sama. Laras yang digunakan pun sama, yakni laras pelog dan selendro. Hanya penyebutan di masing-masing kabupaten saja berbeda,” ungkapnya.
Himgga saat ini, pihaknya mengaku kesulitan dalam regenerasi yang mau memainkan musik Nolin ini. Hal ini lantaran generasi muda saat ini lebih senang dengan tabuh yang energik dan kekebyaran. Menurutnya, kesenian-kesenian klasik seperti Nolin ini mesti terus disosialisasikan dan diberi lebih banyak ruang. “Saya berharap besar kesenian klasik ini terus diperdengarkan dan disosialisasikan, sehingga generasi muda tertarik mempelajarinya,” harapnya.
Pentas perdana musik Nolin kemarin berjalan sukses. Dalam penampilannya itu, pihaknya menampilkan sekitar delapan tabuh yang merupakan adopsi dari tabuh Gong Kebyar, Semar Pegulingan, dan Palegongan. Beberapa tabuh itu diantaranya yakni Tabuh Semarandana yang aslinya dimainkan menggunakan Gong Kebyar dan Tabuh Pat Klasik yang juga dibawakan aslinya menggunakan Gong Kebyar. "Musik Nolin kali ini kami padukan dengan gambelan geguntangan sehingga lebih banyak kreatifitas tabuh yang dimainkan," pungkasnya. *in
Komentar